Pratiwi, Rahayu Putri (2018) Pengaruh Keberadaan Huma-Sawah dan Leuit Terhadap Proses Tumbuh-Kembang Permukiman Adat Kasepuhan Ciptagelar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kasepuhan Ciptagelar merupakan permukiman adat di mana masyarakatnya memiliki sistem kepercayaan terhadap padi dan telah melahirkan budaya padi. Budaya padi yang dianut masyarakat Ciptagelar merujuk pada budidaya padi huma dan sawah. Hasil produksi dari dua sumber padi tersebut disimpan di dalam leuit di permukiman. Hal ini menunjukkan keterikatan lanskap agrikultur dan lanskap permukiman tidak dapat terpisahkan. Hal ini menunjukkan bahwa huma-sawah memiliki keterikatan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Budaya padi huma datang lebih awal ke dalam lingkungan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar sehingga menjadikan kehadiran padi huma lebih di utamakan namun tidak melepas kehadiran padi sawah seperti pada upacara ngadiekeun. Upacara ngadieukeun merupakan puncak ritual rangkai budaya padi. Dalam pelaksanaannya, upacara ngadiukeun memiliki prasyarat dan syarat harus hadirnya dua pasang entitas budaya padi yaitu padi huma dan padi sawah. Sepasang padi huma menjadi ketetapan prasyarat yang wajib hadir terlebih dahulu sedangkan sepasang padi sawah menjadi syarat selanjutnya yang harus hadir dalam upacara ngadiukeun. Hadirnya sepasang padi huma dan padi sawah secara bersama-sama dalam upacara ngadiukeun berada di dalam leuit sehingga leuit menjadi wadah aktivitas budaya. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa leuit terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan leuit diakibat dari surplus hasil produksi padi sawah. Hal ini dikarenakan perawatan padi sawah melibatkan campur tangan manusia di mana berbeda dengan padi huma yang tumbuh dengan sendirinya. Kehadiran leuit jika dilihat dari sudut pandang leuit sebagai wadah aktivitas budaya dalam upacara ngadiukeun menunjukkan bahwa leuit memiliki keterikatan yang kuat dengan padi huma di mana kehadiran padi huma sebagai prasyarat yang harus hadir terlebih dahulu namun dalam pertumbuhan leuit di permukiman tidak bergantung dengan kehadiran padi huma. Hal tersebut berbanding terbalik dengan hubungan leuit terhadap padi sawah di mana padi sawah menjadi syarat selanjutnya yang harus hadir namun pertumbuhan leuit di permukiman sangat bergantung dengan padi sawah. Pertumbuhan leuit dalam lingkungan permukiman ini dapat menyebabkan adanya suatu perkembangan sehingga memperlihatkan tumbuh-kembang permukiman. Dengan demikian, penelitihan ini berujuan untuk : (1) mengetahui gambaran secara umum tentang kondisi hubungan huma-sawah dan leuit terhadap proses tumbuh-kembang permukiman Adat kasepuhan Ciptagelar; (2) menyediakan sebuah detail gambaran yang akurat berkaitan dengan pengaruh huma-sawah dan leuit terhadap proses tumbuhkembang permukiman Adat Kasepuhan Ciptagelar. Metode yang digunakan yaitu kualtatif-deduktif dengan paradigma rasionalistik. Hasil penelitihan ini menunjukkan bahwa proses tumbuh-kembang permukiman di lihat dari pertumbuhan leuit. Leuit sendiri memiliki keterkaitan dengan padi huma dan padi sawah. Dalam lingkungan agrikultur, lokasi padi huma selalu bergerak sedangkan padi sawah tetap diam. Hal ini bekerterbalikan di dalam leuit pada lingkungan permukiman saat upacara ngadiukeun di mana kehadiran padi huma merupakan representasi dari perempuan yang diam sedangkan padi sawah adalah laki-laki yang bearti bergerak. ii Dengan demikian hubungan huma-sawah dan leuit memperlihatkan adanya konsep gerak-diam-gerak di mana huma pada lingkungan agrikultur tersebut gerak yang sebenarnya diam di leuit sedangkan sawah pada lingkungan agrikultur tersebut diam yang sebenarnya bergerak di leuit. Konsep tersebut muncul dalam melihat pengaruh humasawah dan leuit terhadap proses tumbuh-kembang permukiman adat Kasepuhan Ciptagelar yaitu bergerak ke arah diam.
English Abstract
Kasepuhan Ciptagelar is a traditional settlement where the community has a belief system of rice and has given birth to rice culture. Rice culture adopted by Ciptagelar community refers to the cultivation of rice paddy and paddy fields. The production of the two sources of rice is stored in the leuit in the settlement. This shows the agricultural landscape attachment and settlement landscape can not be separated. This indicates that the huma-sawah has the attachment of an inseparable unity. Rice culture only comes early into the society of Kasepuhan Ciptagelar so as to make the presence of rice more huma in priority but do not let go of rice paddy like in ceremony ngadiekeun. Ngadieukeun ceremony is the culmination of the ritual of rice culture. In practice, the ceremony ngadiukeun has the prerequisite and the condition must be the presence of two pairs of rice culture entities, namely rice and wet paddy rice. A pair of paddy rice becomes a prerequisite that must be present first while a pair of paddy rice becomes the next requirement that must be present in the ceremony ngadiukeun. The presence of a pair of rice and rice paddy rice together in a ceremony ngadiukeun are in leuit so that leuit become a container of cultural activity. The fact of the field shows that leuit continues to grow. The growth of leuit resulted from the surplus of paddy rice production. This is because wetland rice treatment involves human intervention which is different from the huma rice that grows by itself. The presence of leuit when viewed from the point of view of leuit as a container of cultural activity in the ceremony ngadiukeun shows that leuit has a strong attachment to rice huma where the presence of rice huma as a prerequisite that must be present first but in the leuit growth in the settlement does not depend on the presence of rice huma. This is inversely related to the leuit relationship to wetland paddy rice where the next requirement that must be present but the growth of leuit in the settlement is very dependent on rice paddy. Growth of leuit in this settlement environment can lead to a development that shows the growth and development of settlements. Thus, this study aims to: (1) find out the general picture of the condition of the relationship of the huma-sawah and leuit to the growth and development process of Adat kasepuhan Ciptagelar; (2) provides an accurate picture detail relating to the effects of rice and leuit on the growth and development process of Adat Kasepuhan Ciptagelar settlement. The method used is qualitativedeductive with rationalistic paradigm. The results of this study indicate that the process of flowering of settlements is seen from the growth of leuit. Leuit itself has a relationship with rice and rice paddy huma. In the agricultural environment, the location of rice is always moving while the rice paddy remains silent. It reverses within the leuit of the settlement environment during the ngadiukeun ceremony in which the presence of the huma rice is a representation of the silent woman while the paddy rice is the male that moves. Thus the relationship of huma-sawah and leuit shows the concept of motionmotion- motion where huma on the agriculture environment is the motion that actually stays in the leuit while the rice field in the agriculture environment is silent which actually iv moves in leuit. The concept emerged in view of the influence of the huma-sawah and leuit towards the process of growth and development of Kasepuhan Ciptagelar customary settlement is moving towards silence.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FT/2018/473/051806044 |
| Uncontrolled Keywords: | budaya padi, tumbuh-kembang permukiman, permukiman adat, Kasepuhan Ciptagelar. rice culture, growth of the settlement, traditional settlement, Kasepuhan Ciptagelar |
| Subjects: | 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.14 Development |
| Divisions: | Fakultas Teknik > Arsitektur |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 08 Oct 2018 02:56 |
| Last Modified: | 22 Oct 2021 02:18 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12318 |
Preview |
Text
06. BAB V.pdf Download (33kB) | Preview |
Preview |
Text
08. LAMPIRAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
01. Halaman Depan.pdf Download (11MB) | Preview |
Preview |
Text
07. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (29kB) | Preview |
Preview |
Text
Rahayu Putri Pratiwi.pdf Download (25MB) | Preview |
Preview |
Text
02. BAB I.pdf Download (925kB) | Preview |
Preview |
Text
03. BAB II.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
05. BAB IV.pdf Download (6MB) | Preview |
Preview |
Text
04. BAB III.pdf Download (838kB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |