Upaya Masyarakat dalam Mengembangkan Program Bank Sampah melalui Proses Kemitraan (Studi pada Bank Sampah Saling Asih di Desa Larangan, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo).

Rizkiyah, ShofiPutri (2015) Upaya Masyarakat dalam Mengembangkan Program Bank Sampah melalui Proses Kemitraan (Studi pada Bank Sampah Saling Asih di Desa Larangan, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu upaya pengelolaan sampah yang dapat menjawab dari kekurangan program-program sampah tersebut adalah pembangunan bank sampah. Efek yang ditimbulkan dari program pembuatan bank sampah adalah mampu untuk menimbulkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah. Kabupaten Sidoarjo ialah salah satu Kabupaten yang memberikan contoh kepada masyarakatnya dengan membangun bank sampah di kantor dinas. Upaya ini berhasil menimbulkan komunitas bank sampah. Salah satu bank sampah yang cukup menjadi sorotan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo adalah Bank Sampah Saling Asih (BSSA) yang terletak di Desa Larangan, Kecamatan Candi. Bank sampah ini memiliki strategi merintis kemitraan dengan dengan pemerintah desa dan LSM Wahana Edukasi Alam (We Hasta) untuk mengembangkan BSSA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan dua rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimanakah proses kemitraan antara pemerintah desa, pengurus BSSA, dan LSM We Hasta dalam mengembangkan Bank Sampah Saling Asih di Desa Larangan, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo? dan (2) Bagaimanakah faktor penghambat dan pendukung dalam memperkuat kemitraan antara Pemerintah Desa Larangan, pengurus BSSA, dan LSM We Hasta dalam pengembangan Bank Sampah Saling Asih di Desa Larangan, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo? Sumber data penelitian ini dari informan, dokumen, serta tempat dan peristiwa. Sedangkan analisis data melalui beberapa tahap yaitu penyiapan data, memahami data, interpretasi data, verifikasi data, dan menyajikan data. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat merupakan bentuk dari partisipasi masyarakat yang sudah mencapai tingkatan partnership. Karena dalam partisipasi tersebut masyarakat telah melakukan kemitraan sebagai upaya untuk mensukseskan sebuah program masyarakat. Dalam proses kemitraan untuk mengembangkan bank sampah terdapat nilai-nilai kemitraan, diantaranya adalah saling memberikan manfaat, saling membutuhkan, terdapat dua pihak atau lebih, serta adanya kepercayaan diantara stakeholders. Namun dalam pelaksanaannya, kemitraan yang dibangun oleh masyarakat bertipe pseudo partenship/kemitraan semu. Selain itu, upaya kemitraan yang dilakukan masyarakat untuk mengembangkan BSSA masih pada tingkatan kemitraan network, yaitu masih belum ada ikatan satu sama lain dan ada ketimpangan dalam mendapatkan keuntungan, dimana dalam hal ini aktor yang lebih mendapatkan keuntungan adalah masyarakat. Walaupun tingkatan saat ini masih network, tetap masih ada peluang untuk merubah tingkatan kemitraan menjadi partnership. Pengembangan BSSA tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang dapat menghambat maupun mendukung terjalinnya kemitraan. Ada beberapa hal yang menghambat untuk memperkuat kemitraan yang terjadi di BSSA diantaranya adalah lemahnya kegiatan monitoring dari pihak dari pemerintah desa maupun LSM We Hasta dalam memantau langsung perkembangan BSSA, kurangnya intensitas pertemuan secara langsung dari ketiga stakeholders, serta minimnya jumlah sumber daya manusia dari masing-masing lembaga dalam pelaksanaan teknis kemitraan. Sejauh ini dalam menjalin kemitraan dari masing-masing lembaga hanya satu orang yang aktif untuk menjalin hubungan. Selain itu faktorfaktor yang mendukung untuk memperkuat kemitraan dalam mengembangkan BSSA adalah Ketiga aktor yang berperan dalam kegiatan ini saling memiliki rasa saling percaya. Kepercayaan ini dibangun sejak ketiga lembaga ini melakukan kerjasama. faktor kedua adalah adanya kesamaan tujuan dan kepentingan dari ketiga lembaga tersebut untuk membenahi lingkungan. Faktor ketiga adalah adanya kemampuan salah satu pihak untuk membangun kemitraan dan adanya partisipasi aktif dari masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti memberikan rekomendasi yang terkait proses terjalinnya kemitraan dalam pengembangan BSSA yaitu ketiga stakeholders membuat kesepakatan tertulis mengenai tanggung jawab, prosedur kerja, bentuk kemitraan, penetapan kegiatan, memadukan sumber daya yang tersedia di masing-masing mitra kerja. Ketika kesepakatan tertulis sudah dibuat maka peneliti merekomendasikan pola kemitraan yang digunakan untuk mengembangkan BSSA ini adalah pola futuristik yang merupakan pola hubungan sama, tidak ada subordinasi, tetapi denga pembagian kerja yang berbeda dalam rangka membangun misi/tujuan yang sama.

English Abstract

One attempt to answer the waste management of the weakness of the program is the development bank rubbish bins. The effects of the program making garbage bank are able to generate public awareness on waste management. Sidoarjo Regency is one of the districts that give an example to the community by building a waste bank in the offices. These efforts succeeded in causing waste bank community. One bank that is enough garbage in the spotlight Sidoarjo regency government is Saling Asih Waste Bank, Larangan Village, Candi Sub district, and Sidoarjo District. This garbage Bank has pioneered the strategy of partnership with the government and the Wahana Edukasi Alam NGOs (We Hasta) to develop the BSSA. This research uses qualitative descriptive method with two formula problem, namely (1) how does the process of partnership between BSSA excutive board, the village government, and We Hasta NGOs in developing Saling Asih Waste Bank, Larangan Village, Candi Subdistrict, and Sidoarjo District? and (2) how does restricting factor and supporter in strengthening the partnership between between BSSA excutive board, the village government, and We Hasta NGOs in developing Saling Asih Waste Bank, Larangan Village, Candi Subdistrict, and Sidoarjo District? Data source this research from the informant, documents, as well as the places and events. While data analysis through multiple stages of the preparation of the data, understand the data, data verification, data interpretation, and present the data. The effort made by the community is a from public participation that have already reached the level of partnership. Due to the participation in the community have done a partnership as an effort to pass along to a community program.In the process of a partnership to develop the BSSA, there is partnership valuaes, which is of mutual benefit, mutual needs, there are two or more parties as well as the existence of trust among stakeholders. In the practices, a partnership that is built by the community of type pseudo partnership. In addition, the community partnership effort to develop the BSSA remains on the level of the partnership network, that is still no ties to each other and there is in equality in benefit, where as in this case the case the actor more benefit is the community. Although the current level still remains, there is still a network of oppurtunities for changing the level of partnership in to a partnership. BSSA development is inseparable from the existence of factors that can hinder or support the establishment of partnerships. There are some things that hinder the strengthening of partnerships in BSSA them is weak monitoring of the activities of government and Hasta We directly monitor the development of the BSSA, lack of intensity directly from the third meeting of stakeholders, and the lack of human resources of each each institution in the technical implementation of the partnership. So far in establishing a partnership of each institution is only one person who is active for a relationship. In addition, factors that support for strengthening the partnership in developing BSSA are three actors who play a role in these activities have mutual trust. This trust is built from these three agencies to cooperate. The second factor is the presence of common goals and interests of the three institutions to improve the environment. The third factor is the ability of one party to establish a partnership and active participation of the community. Based on the above description, the researcher provides recommendations related to the establishment of partnerships in the development process of the BSSA i.e. third stakeholders make an agreement in writing regarding responsibility, work procedures, agreement concerning the determination of the forms of partnerships, activities, integrating the resources available in each of our business partners. When a written agreement is made then the researchers recommend a partnership pattern are used to develop the BSSA was a futuristic pattern that is the same relationship pattern, there is no subordination, but with a different Division of labor in order to build the same mission.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2015/94/051502415
Subjects: 300 Social sciences > 363 Other social problems and services > 363.7 Environmental problems > 363.72 Sanitation > 363.728 Wastes > 363.728 8 Specific kinds of wastes
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 27 Mar 2015 09:48
Last Modified: 30 Dec 2020 04:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/118051
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item