Mustawaniyah, Miro`atul (2015) Desentralisasi Dan Akses Pendidikan Dasar Di Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis hubungan desentralisasi dan akses pendidikan dasar di Indonesia. Akses pendidikan dasar diukur dari APM SD/MI dan APM SMP/MTs tahun 2014. Desentralisasi diukur dari desentralisasi fiskal yang terdiri dari (DAU, PAD, dan anggaran pendidikan), desentralisasi administrasi yang terdiri dari (jumlah guru SD/MI dan guru SMP/MTs), dan desentralisasi politik yang terdiri dari usia Pilkada. Metode yang digunakan adalah menggunakan jenis penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota di Indonesia tahun 2014. Data tentang desentralisasi fiskal berasal dari Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah, data tentang akses pendidikan dasar dan desentralisasi administrasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), sedangkan data tentang desentralisasi politik diperoleh dari Kementerian dalam Negeri. Analisis dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menggambarkan akses pendidikan dasar di Indonesia dan analisis korelasi untuk menghubungkan antara variabel-variabel desentralisasi dan APM. Hasil penelitian ini menunjukkan masih adanya kesenjangan yang lebar antara kabupaten/kota di Pulau Jawa dan beberapa kabupaten/kota di luar Pulau Jawa khususnya Propinsi Papua setelah hampir lima belas tahun Indonesia menjalankan desentralisasi. Hasil analisis korelasi menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan APM SD/MI dan APM SMP/MTs yaitu DAU, PAD, anggaran pendidikan, jumlah guru SD/MI, dan usia Pilkada berhubungan APM SD. Sedangkan, faktor-faktor yang berhubungan dengan APM SMP/MTs adalah PAD, anggaran pendidikan, dan jumlah guru SMP/MTs. Saran dari penelitian ini adalah pemerintah perlu memfokuskan peningkatkan akses pendidikan dasar terutama pada daerah-daerah yang masih rendah pendidikan seperti kabupaten/kota yang ada di Propinsi Papua. Memperbesar anggaran daerah baik DAU, PAD, dan anggaran pendidikan serta memperbaiki tata pemerintahan agar setiap kabupaten/kota mampu mengeluarkan kebijakan untuk memperluas akses pendidikan dasar. Perlunya untuk meningkatkan pemerataan distribusi guru. Mekanisme pembiayaan pendidikan harus lebih promasyarakat bagi semua golongan.
English Abstract
This research aims to explain and analyze the link between decentralization and basic education access in Indonesia. Basic education access is measured by Net Enrollment Rate (NER) for elementary school and junior high schools. Fiscal decentralisation is measured by general allocation fund (DAU), revenue (PAD) and district education budget, administrative decentralisation is measured by distribution of teacher both in elementary school and junior high school, and political decentralisation is measured by age of local election. Method in this research is explanatory research type with quantitative approach. Population in this research is all districts in Indonesia 2014. Data on fiscal decentralisation from National Financial Information System, data on basic education access and administrative decentralisation from Central Bureau of Statistics (BPS), while data about political decentralization obtained from Ministry of Home Affairs. The analysis in this research use descriptive statistic to describe basic education access in Indonesia and bivariate correlation analysis to test the relationship between decentralization variables and NER. The results show that persistence of the wide gap between districts in Java island and districts Java island, especially Papua Province after nearly fifteen years of Indonesia implementing decentralisation. Results of correlation analysis show that factors associated with the elementary NER and junior high schools NER are general allocation fund, district own revenue, district education budget, number of elementary school teachers, and age of democracy. However, the factors of junior high school NER are district own revenue, district education budget, and number of teachers junior high schools. Suggestions from this research is that the government needs to focus on increasing basic education access, especially in areas such as education remains low district/cities in the province of Papua. Enlarge local budgets both allocation fund (DAU), revenue (PAD), and the district education budget and improving governance so that each district/city is able to issue a policy to expand basic education access. The need to improve the equitable distribution of teachers. Education financing mechanisms should be more pro-community for all classes.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FIA/2015/447/ 051506714 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 351 Public administration |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara |
| Depositing User: | Kustati |
| Date Deposited: | 09 Oct 2015 10:20 |
| Last Modified: | 09 Oct 2015 10:20 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/117501 |
Actions (login required)
 |
View Item |