Manajemen Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat (Suatu Studi Di Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Dan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

Ichrom, Yulia Nurul (2014) Manajemen Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat (Suatu Studi Di Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Dan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kebijakan pengelolaan sampah yang tertuang dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perubahan paradigma pengelolaan sampah yang hanya bertumpu pada pendekatan kumpulangkut- buang (end of pipe) dengan mengandalkan keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), diubah dengan pendekatan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycling). Regulasi tersebut merupakan acuan legalitas bagi Kementerian Pekerjaan Umum dalam rangka melahirkan program Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (3R) Berbasis Masyarakat, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Melalui regulasi tersebut, Pemerintah Daerah diamanatkan untuk mengimplementasikan program Pengelolaan Sampah 3R Berbasis Masyarakat pada wilayah otoritasnya masingmasing. Hal ini didasarkan pada metode pengelolaan sampah yang diterapkan di Indonesia, sejauh ini belum menunjukkan kontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah yang berdampak negatif bagi kesehatan lingkungan. Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang mengimplementasikan program Pengelolaan Sampah 3R Berbasis Masyarakat. Dinas Cipta karya dan Tata Ruang merupakan perpanjangan tangan dari Kementerian Pekerjaan Umum di Kabupaten Malang yang memfasilitasi persiapan pelaksanaan program tersebut melalui perannya sebagai pendamping serta pembina. Salah satu daerah di Kabupaten Malang yang diarahkan untuk mengimplementasikan program Pengelolaan Sampah 3R Berbasis Masyarakat ialah Desa Mulyoagung. Alasan yang melatarbelakangi perlunya penerapan program tersebut di Desa Mulyoagung ialah terjadinya pencemaran lingkungan di Daerah Aliran Sungai Brantas akibat lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang berada di tepi sungai sehingga seringkali sampah-sampah ikut terbuang ke sungai. TPST Mulyoagung Bersatu merupakan lokasi diterapkannya program Pengelolaan Sampah 3R Berbasis Masyarakat di Desa Mulyoagung. Paska penerapan program tersebut, sejauh ini mampu memberikan kontribusi positif terhadap fenomena pencemaran air sungai Brantas dan meraih prestasi dengan menyandang predikat sebagai tempat pengelolaan sampah percontohan. Tentunya pencapaian prestasi tersebut didukung dengan pelaksanaan manajemen oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berperan sebagai organisasi pengelola TPST Mulyoagung Bersatu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sedangkan fokus penelitian dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tiga kajian, yaitu (1) mendeskripsikan pelaksanaan manajemen TPST Mulyoagung Bersatu yang meliputi aspek Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting dan Budgetting; (2) Dampak penerapan program Pengelolaan Sampah 3R Berbasis Masyarakat di Desa Mulyoagung yang mengacu pada tujuan UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yaitu peningkatan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan dan pemanfaatan sampah sebagai sumber daya; (3) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen TPST Mulyoagung Bersatu. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif dari Miles dan Huberman melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan dari hasil penelitian, KSM telah melakukan manajemen TPST Mulyoagung Bersatu dengan cukup optimal. Ditunjukkan dengan pelaksanaan manajemen sesuai dengan aspek yang diajukan dalam fokus penelitian. Namun terdapat kekurangan pada pelaksanaan manajemen TPST yaitu pada tahap coordinating. Sedangkan dampak yang ditimbulkan paska penerapan program Pengelolaan Sampah 3R Berbasis Masyarakat di Desa Mulyoagung mampu mencapai tujuan UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yaitu peningkatan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan dan pemanfaatan sampah sebagai sumber daya. Peningkatan kesehatan masyarakat ditunjukkan dengan semakin menurunnya angka penderita penyakit yang diperkirakan timbul akibat penumpukkan sampah di TPS sebelumnya yaitu, penyakit Diare dan penyakit kulit. Sementara kualitas lingkungan ditunjukkan melalui pencemaran air di Sungai Brantas yang dapat ditanggulangi melalui upaya merelokasi TPS sebelumnya ke TPST Mulyoagung Bersatu serta mampu menciptakan kondisi lingkungan yang bersih terbebas dari sampah. Sedangkan pemanfaatan sampah sebagai sumberdaya ditunjukkan dengan hasil pengelolaan sampah melalui metode Reduce Reuse Recycle (3R) dapat dimanfaatkan sesuai dengan jenisnya, yaitu : 1) limbah kaca sebagai kemasan produk, 2) limbah nasi untuk pakan hewan, 3) limbah plastik untuk mengemasi barang, 4) limbah yang berbahan keras dan limbah kertas untuk dijual kembali kepada rekanan, dan 5) limbah dedaunan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk kompos. Dalam rangka optimalisasi manajemen TPST Mulyoagung Bersatu, dipengaruhi oleh faktor pendukung dan penghambat. Adapun faktor pendukung pelaksanaan manajemen TPST Mulyoagung Bersatu, antara lain: 1) Pengelola (Kelompok Swadaya Masyarakat) dan pegawai TPST Mulyoagung Bersatu yang merupakan berbasis partisipasi masyarakat lokal Desa Mulyoagung, 2) Pembinaan dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang kepada KSM, 3) Infrastruktur dan sarana prasarana, 4) Iuran dari masyarakat. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan manajemen TPST Mulyoagung Bersatu, antara lain: tingginya biaya pemeliharaan dan perawatan kendaraan dan keterbatasan anggaran untuk pengembangan variasi produk.

English Abstract

Waste management policy as stipulated in Regulation No. 18 of 2008 about Waste Management mandates a paradigm change of waste management that relies only to collect-haul-throw away (end of pipe) approach by reliying on the presence of TPA, amended by the approach of reduce at source and resource recycle through the implementation of 3R method (Reduce, Reuse, Recycling). The regulation is a reference to the legality of the Ministry of Public Works in order to produce a program called “Society-based Reduce Reuse Recycle (3R) Waste Management”, which further regulated in the Regulation of Ministry of Public Works Number 03/PRT/2013 about Management of Facility and Infrastructure In The Handling ff Household Waste and a Kind of Household Waste. Through These Regulations, The Local Government Is Mandated To Implement the Society-based 3R Waste Management program in each area of authority. It is based on the method of waste management that implemented in Indonesia, so far have not shown any contribution in solving the waste problem that negatively impact the environmental health. Malang District is one of the regions that implements the Society-based 3R Waste Management program. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang is an extension of Ministry of Public Works in Malang District which facilitates the preparation of the programs through its role as a companion and mentor. One of the regions in Malang which is directed to implement the Society-based 3R Waste Management program is Mulyoagung Village. The reason behind the need for the implementation of the program in the Mulyoagung Village is environmental pollution in the Brantas River Flow Area because the location of TPS is located in riverside so the garbage go wasted into the river. TPST Mulyoagung Bersatu is the location of Society-based 3R Waste Management program implemented. After implementation, so far the program is able to make a positive contribution to the water pollution phenomenon of the Brantas river and get an achievement as a place of waste management pilot. This achievement is certainly supported by the implementation of management by Non Government Organization (KSM) which acts as a management organization of TPST Mulyoagung Bersatu. This study uses a qualitative approach with descriptive methods. Focus of research in this study is only limited to the three studies, spesifically (1) describe the implementation of TPST Mulyoagung Bersatu management covering aspects of Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting and Budgetting; (2) The impact of the implementation of Society-based 3R Waste Management program at Mulyoagung Village which refers to the purpose of the Regulation No. 18 of 2008 about Waste Management, these are improvement of public health, environmental quality and the use of waste as a resource; (3) The supporting and inhibiting factors of implementation of the TPST Mulyoagung Bersatu management. The analysis method that is used in this study is the interactive model of Miles and Huberman through the stages of data collection, data reduction, data presentation and conclusion. Based on the research results, KSM has done TPST Mulyoagung Bersatu management with quite optimal. This is indicated by the implementation of management in accordance with aspects that proposed in the research focus. However, there is a lack in implementation of TPST Mulyoagung Bersatu management at the stage of coordinating. While the impact after implementation of Society-based 3R Waste Management program at Mulyoagung Village are able to reach out the purpose of Regulation No. 18 of 2008 on Waste Management, these are improvement of public health, environmental quality and the use of waste as a resource. Society health improvement shown by the decreasing number of patients with disease that is predicted to arise as a result of waste accumulation in the previous TPS, Diarrhea and skin diseases. The quality of the environment is shown through water pollution in Brantas river which can be overcome by relocating the previous TPS to TPST Mulyoagung Bersatu and able to create a clean environment that free of waste. The use of waste as a resource indicated by the results of waste management through the Reduce Reuse Recycle (3R) method that can be utilized according to its type, 1) glass waste as a packaging product, 2) rice waste for animal feed, 3) plastic waste for packing of goods, 4) hard-made waste and paper waste for resale to partners, and 5) leaves waste as a base of material composting. In order to optimize the management of TPST Mulyoagung Bersatu, influenced by supporting and inhibiting factors. The supporting factors of the implementation of TPST Mulyoagung Bersatu management are: 1) Organizer (Non Government Organization) and employees of TPST Mulyoagung Bersatu which is based on local society participation at Mulyoagung Village, 2) Mentoring from Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang to KSM, 3) Infrastructures and facilities, 4) Contribution from society. The inhibiting factors of the implementation of TPST Mulyoagung Bersatu management are: the high cost of maintenance and vehicle treatment and budget limitation for the development of product variations.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2014/776/051500100
Uncontrolled Keywords: Manajemen, Pengelolaan sampah, Partisipasi masyarakat; Management, Waste Management, Public Participation
Subjects: 300 Social sciences > 353 Specific fields of public administration > 353.9 Public administration of safety, sanitation, waste control > 353.93 Sanitation and waste control
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 13 Jan 2015 14:47
Last Modified: 26 Nov 2021 05:23
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/116920
[thumbnail of Skripsi_(Yulia_Nurul_Ichrom).pdf]
Preview
Text
Skripsi_(Yulia_Nurul_Ichrom).pdf

Download (10MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item