Durianto, Robert (2014) Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Klinik IPTEK Mina Bisnis (Studi di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lamongan dan di Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Desa Weru berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara Kabupaten Lamongan dengan Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan Perikanan (BBPSEKP) Nomor 24.1/BBPSEKP/TU.330/2012 ditetapkan sebagai lokasi KIMBis. Ada tempat pendaratan ikan dan produk pengolahan hasil tangkap, tetapi bernilai ekonomis rendah dan ikan dijual tanpa ada nilai tambah dan manfaat optimal terutama untuk nelayan miskin. Pendapatan rata-rata sebesar Rp. 700.000,- menandakan kesejahteraan penduduk cukup rendah. KIMBis mendorong tumbuhnya entrepreneurship yang produktif dalam masyarakat nelayan/ pesisir dengan memanfaatkan IPTEK dan inovasi terdukung pendampingan agen/ pengurus. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan dua fokus penelitian, yaitu (1) kegiatan KIMBis sebagai wadah pemberdayaan masyarakat nelayan meliputi komunikasi, advokasi/ pendampingan, dan konsultasi, serta ketercapaian hasil pemberdayaan; (2) faktor-faktor pendukung dan penghambat internal dan eksternal. Sedangkan, analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kegiatan KIMBis di Lamongan dilakukan diantara kelompok masyarakat nelayan dengan stakeholders terkait melalui pelatihan dan pendampingan. Nilai inovasi dan teknologi kegiatan KIMBis mendorong masyarakat agar berkelompok dan mampu memecahkan problem perikanan yang dihadapinya untuk meningkatkan kapasitas ekonomi. Pada aspek advokasi/ pendampingan dilakukan meliputi penguatan kapasitas pelaku usaha pengolahan, pengurusan sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) bagi pelaku usaha, peningkatan kualitas pengolahan garam tradisional, transfer teknologi pembuatan pakan alternatif dan pemijahan lele, fasilitasi kebutuhan teknologi, dan membuka akses pasar berupa pameran dan pemasaran. Pada aspek konsultasi bagian dari komunikasi, sejauh ini belum maksimal hanya sebatas pelatihan untuk masyarakat. Beroperasinya KIMBis terdukung pemberdayaan hal yang dapat dicapai adalah orientasi kewirausahaan meningkat dan kondisi kualitas SDM berkembang cukup baik. Terdapat faktor yang mendukung dan menghambat. Faktor internal yang mendukung adalah keuntungan dari peran Manajer klinik sebagai penyuluh dan ketua UPT Dinas KP. Sedangkan penghambat internalnya adalah kurangnya intensitas komunikasi diantara masyarakat dengan stakeholder dan tool penunjang berupa petunjuk teknis kurang sesuai dengan lokasi/ realitas di lapangan. Faktor pendukung eksternal adalah dukungan dan komitmen Kabupaten Lamongan cukup besar. Sedangkan penghambat eksternalnya adalah resistensi dan respon dari masyarakat sasaran serta belum adanya regulasi lanjutan/ kebijakan menguatkan KIMBis di Lamongan. Untuk meningkatkan peran KIMBis ini yaitu : 1) Perlu meningkatkan pemahaman konsep dan komitmen stakeholder yang terlibat pada kegiatan KIMBis melalui rapat rutin dan koordinasi dengan pihak inisiator; 2) Meningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan dengan cara pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan observasi studi banding agar kinerja KIMBis menjadi lebih baik dan bisa terdukung pemberdayaan; 3) Mengefektifkan komunikasi antar stakeholder, sosialisasi program kepada masyarakat, dan tindak lanjut dengan pendampingan agar masyarakat menjalankan proses pemberdayaan yang di sosialisasikan, sehingga capaian dapat efektif; 4) Perlu adanya dukungan regulasi ataupun kebijakan yang menguatkan KIMBis di Kabupaten Lamongan yang di sahkan Bupati agar perannya akan semakin jelas dan dapat dirasakan oleh masyarakat nelayan, sehingga dapat mendukung program pemerintah daerah; 5) Perlu mengembangkan kemitraan antar stakeholder yang peduli dengan pemberdayaan masyarakat nelayan agar dapat merespon permasalahan masyarakat nelayan lebih cepat terdukung pertukaran sumber daya (resources exchange) kelautan secara kolektif, sekaligus mencarikan pemecahan permasalahan tersebut; dan 6) Mengembangkan percontohan yang dijadikan model pemberdayaan untuk masyarakat nelayan, khususnya dalam meningkatkan pengetahuan dan pendapatannya.
English Abstract
Weru village based on Cooperation Agreement between Lamongan the Socio-Economic Research Institute of Marine Fisheries (BBPSEKP) Number 24.1/BBPSEKP/TU.330/2012 designated as KIMBis Location. There is a fish landing and processing products, but the economic value is low and the fish are sold without any added value and optimum benefits, especially for poor fishermen. Average income of Rp. 700.000,- denotes the welfare of the population is quite low. KIMBis encourage the growth of productive entrepreneurship in society fishing through science and technology and innovation by utilizing supported mentoring agent/ management. This research is a descriptive qualitative research with two focus, namely (1) activities as container KIMBis empowerment of fishing communities include communication, advocacy/mentoring, and consulting, as well as the achievement of results empowerment; (2) the supporting factors and the internal and external obstacles. Meanwhile, the analysis of the data used is an interactive model of data analysis to the stages of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. KIMBis activities in Lamongan done among fishermen communities with stakeholders through training and mentoring. Value of innovation and technology activities KIMBis encouraging people to groups together and be able to solve the problems facing fisheries to increase the capacity of the economy. In the aspect of advocacy/ accompaniment performed include strengthening the capacity of businesses processing, maintenance of certification Household Food Industry (PIRT) for businesses, improving the quality of traditional salt processing, feed manufacturing technology transfer and spawning catfish alternatives, facilitating technology requirements, and open market access in the form of exhibitions and marketing. In the aspect of the communication part of the consultation, only training for society which is not maximum. The operation supported empowerment KIMBis things that can be achieved is increased entrepreneurial orientation and condition of the developing human resource quality is quite good. There are factors that support and hinder. Internal factors that support is the advantage of the clinic managers role as educator and chairman of the Department of UPT KP. While the internal barrier is the lack of intensity of communication between community stakeholders and tool support in the form of technical guidance is less appropriate to the location/reality on the ground. Factors external support is the support and commitment of Lamongan quite large. While the external resistor is the resistance and the response from the target communities and the lack of advanced regulatory/policy strengthens KIMBis in Lamongan. To enhance the role of this KIMBis namely: 1) Need to improve understanding of the concept and commitment of stakeholders involved in KIMBis activities through regular meetings and coordination with the initiator; 2) To increase the capacity of Human Resources (HR) and institutions by way of education and training and the observation that the comparative study KIMBis better performance and can be supported by empowerment; 3) Making communication between stakeholders, socialization programs to the community, and follow up with assistance to community empowerment process run socialized, so that performance can be effective; 4) It is necessary to support regulatory or policy that strengthens KIMBis in Lamongan which legalized the mayor that his role will be more clearly and can be felt by the fishing community, so it can support local government programs; 5) Need to develop partnerships among stakeholders who are concerned with the empowerment of fishing communities in order to respond to the problems of the fishing community more quickly supported the exchange of marine resource collectively, as well as find a solution to these problems; and 6) Develop pilot modeled for the empowerment of fishing communities, particularly in improving the knowledge and income.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIA/2014/762/051408332 |
Subjects: | 300 Social sciences > 351 Public administration |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 24 Dec 2014 14:53 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 22:49 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/116905 |
Preview |
Text
A_COVER,_MOTTO,_PERSETUJUAN_PENGESAHAN,_ringkasan,_DAFTAR_PUSTAKA_dll.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_[A]_Gambaran_Umum.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_II.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_I.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_[B]_Penyajian_Data_fokus_penelitian.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_III.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_IV_[C]_Analisis_Data.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_V_PENUTUP.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
LAMPIRAN_-_Naskah_Kerjasama,_CV_Penulis.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |