Kapasitas Kelembagaan Desa Dalam Mengembangkan Desa Wisata (Studi di Desa Selorejo Kecematan Dau Kabupaten Malang)

Iriansyah, Arsyad Azizi (2014) Kapasitas Kelembagaan Desa Dalam Mengembangkan Desa Wisata (Studi di Desa Selorejo Kecematan Dau Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia cukup menjanjikan, ini dibuktikan dengan sektor pariwisata yang menyumbangkan PDB (Produk Domestik Bruto) Rp 347 triliun, atau 23% dari total pendapatan negara di APBN 2013 yakni Rp 1.502 triliun. Pariwisata diharapkan mampu meratakan perekonomian baik itu kota lebih khusus desa. Saat ini, Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 pasal 15 tentang kewenangan desa menjelaskan bahwa kewenangan desa yaitu mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usul, adat istiadat dan nilai-nilai budaya masyarakat dan melaksanakan bagian-bagian dari suatu urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh pemerintahan kabupaten/kota. Ini berdampak pada keleluasaan desa untuk memandirikan desa menjadi lokasi yang berpotensi sehingga mampu meningkatkan pendapatan desa, mempercepat pembangunan ekonomi desa dan pemerataan sumber daya manusia. Oleh karena itu, kapasitas kelembagaan desa harus mampu menciptakan organisasi yang tepat guna untuk memecahkan masalah pada tingkat lokal dalam hal kelembagaan terutama dalam pengembangan desa wisata Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif deskriptif dengan mengambil studi di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Penelitian ini berfokus pada aspek kapasitas kelembagaan desa dalam mengembangkan desa wisata. Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Miles dan Hubermen, diawali dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian memberikan kesimpulan bahwa kapasitas kelembagaan desa yang terdiri atas Pemerintah Desa, Badan Pemusyawaratan Desa dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa belum secara maksimal dalam mengembangkan desa wisata. Adapun kapasitas kelembagaan tersebut dilihat dari strategi kepemimpinan dengan penguatan struktur dan visi-misi, perencanaan program dalam pengadaan sarana dan prasarana, manajemen dan pelaksanaan dengan event nasional serta pelatihan, alokasi sumber daya berupa pengelolaan keuangan dan hubungan dengan pihak luar. Kemudian, faktor pendukung dalam pengembangan desa wisata yang dimiliki kelembagaan desa yaitu komitmen bersama sedangkan faktor penghambat terdiri atas sumber daya manusia, koordinasi antar lembaga dan kemitraan. Saran dalam penelitian ini yaitu kemitraan, pembuatan peraturan desa terkait desa wisata, pelatihan kreatif dan teknologi.

English Abstract

The development of tourism sector in Indonesia is promising enough. It is proven by the fact that tourism sector contributes as much as Rp 347 billion or 23% from the PDB (Produk Domestik Bruto)from the 2013 government’ total APBN that is Rp 1.502 billion. So that is why, the tourism sector is used as a mean to make the economic value in the city and the vilagge become equal. After that, the village is allowed to develop their autonomy. It is affirmed in the Law No. 6 of 2014, article 15 on the authority of the village, that is the village has the authority to control and manage their own people’ concern based on the people’ right of the origin, customs and cultural value. Also, to execute the parts of the government that delegated by the country/city. an impact in terms of its flexibility that later will make it having high potential to increase the village capacity, accelerate village economic development and equality of the human resource. So that is why, management of the failures within the scope of rural development programs create a failure of making efficient organization to solve the institutional problem in the local scope like developing tourism village. This research uses descriptive qualitative approach, specifically, a case study in Selorejo village Dau sub district Malang district. Research focus on the village institutional capacity in developing the tourism village. Data analysis uses the method proposed by Miles and Huberman, start with collection data, reduction data, display data and conclusion or verification. The conclusions are, village institutional capacity that consists of village government, Village of Institution consultative , and Village of Institution social empowerment in developing the tourism village is still far from maximum. Therefore, the institutional capacity can be seen from the leadership strategy with strengthening the structure and vision-mission, program planning with provision of facilities and infrastructure, management and implementation with national event and training, and resource allocation in terms of financial management and the relation with external sides. The supporting factors in developing the tourism village that own by the village institution that is the mutual commitment, natural resources and society participation while the obstacle factors consists of human resources, inter-institutional coordination and partnership. The suggestion in case research is partnership, rulemaking related tourism village, creative training and technology.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2014/721/051408087
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 353 Specific fields of public administration > 353.7 Public administration of culture and related activities > 353.78 Recreation
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 11 Dec 2014 08:10
Last Modified: 25 Nov 2021 04:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/116860
[thumbnail of SKRIPSI_ARSYAD AZIZI IRIANSYAH.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_ARSYAD AZIZI IRIANSYAH.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item