Hariyanti, Diana (2014) Implementasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) (Studi Tentang Implementasi Program STBM Pilar 1 di Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Program pembangunan kesehatan yang terdahulu sangat identik dengan pemberian subsidi langsung berupa uang dan material fisik. Akibatnya akan mengurangi partisipasi masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan diri dan lingkungan melalui usaha sendiri. Maka dari itu, pemerintah mempunyai inisiatif untuk membuat program pembangunan kesehatan yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diadaptasi dari pendekatan CLTS yang berasaskan pemberdayaan masyarakat yang memiliki 5 pilar pencapaian. Pencapaian Pilar 1 di program STBM adalah Stop buang air besar sembarangan (SBS). Kabupaten Nganjuk adalah salah satu kabupaten yang telah melaksanakan program STBM dan membawa Kecamatan Nganjuk sebagai kecamatan SBS pertama. Penelitian ini menfokuskan pada : bagaimanakah implementasi pemberdayaan masyarakat melalui program STBM Pilar 1 Dinas Kesehatan Daerah pada Kecamatan Nganjuk? Serta apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat implementasi pemberdayaan masyarakat melalui program STBM Pilar 1 Dinas Kesehatan Daerah pada Kecamatan Nganjuk? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang didapatkan dari Kecamatan Nganjuk sebagai lokasi penelitian serta Dinas Kesehatan Daerah Nganjuk terutama pada bidang P3KL yang menjadi situs penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program STBM pilar 1 yang membawa Kecamatan Nganjuk menjadi kecamatan SBS pertama di Kabupaten Nganjuk dapat memiliki beberapa tahap yaitu pemetaan wilayah dan identifikasi masalah; koordinasi dengan perangkat desa dan warga; persiapan data dan sarana prasarana pemicuan; kegiatan pemicuan serta proses monitoring dan evaluasi. Partisipasi masyarakat mayoritas dapat terlihat pada tahap kegiatan pemicuan. Dalam kegiatan pemicuan, masyarakat dapat berpartisipasi dalam mapping partisipatif yang merupakan salah satu alat PLA. Masyarakat dapat memahami masalah dan menemukan solusinya melalui kegiatan pemicuan. Program STBM yang seharusnya merupakan program non subsidi, namun pada tahun 2011 dana dari PNPM dapat digunakan sehingga menurut peneliti dapat mengurangi partisipasi aktif masyarakat. Selama proses pencapaian status ODF/SBS di Kecamatan Nganjuk didukung oleh koordinasi fasilitator kabupaten yang baik yang handal di bidangnya serta regulasi dari pusat. Kendala yang dihadapi antara lain kurangnya respon dan upaya dari pemerintah daerah kabupaten Nganjuk, tenaga kesehatan yang terbatas serta kurangnya pendanaan untuk program STBM.
English Abstract
Health development program previously known for its characteristic for subsidized community with money and materials. As a consequence will reduce the people participation to overcome the environment and their own health issues at their own. That’s why the goverment create a health development programme called Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) which adapted from CLTS approach with people empowerment as its principle and also have 5 pilar of achievement. The first Pilar of the programme is “Stop buang air besar sembarangan (SBS)”. Kabupaten Nganjuk is one of the kabupaten that implemented the programme that brought Kecamatan Nganjuk as the first kecamatan with SBS status. The research focused on : how the implementation of Community Empowerment through Program STBM Pilar 1 from Dinas Kesehatan to Kecamatan Nganjuk? and what are the factors in both support and obstruct the implementation of Community Empowerment through programme STBM Pilar 1 from Dinas Kesehatan Daerah to Kecamatan Nganjuk? This research use qualitative approach with descriptive method. The methods that used fro data collection methods were observation, interview and documentation study which collected from Kecamatan Nganjuk as the resesarch location and Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Nganjuk especially bidang P3KL as reasearch site. As the result of the research shows that STBM Pilar 1 in Kecamatan Nganjuk have few steps : mapping and identification of the issues; coordination with head of district/village and its community; preparation of data and “triggering” tools; triggering; monitoring and evaluation. Community participation could be seen in participative mapping section form a part of PLA tool. Community could understand their own issues and found its solution in triggering process. STBM is the non-subsidize government programme, but in the whole of Kabupaten Nganjuk, in 2011, the PNPM which is subsidize programme, allowed to be used in STBM. In researcher opinion, it could reduce the active participation from the community because of the inexpediency of the budget allocation from the subsidize programme. During the process for ODF/SBS status achievement in Kecamatan Nganjuk are supported by the good coordination between fasilitator kabupaten whose expert in their field and also regulation from the central government. The obstacles the facilitator found are the lack of responce and efforts from the Kabupaten Nganjuk government, and also limited in both fund and man power.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIA/2014/448/051406734 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 300 Social sciences > 353 Specific fields of public administration > 353.9 Public administration of safety, sanitation, waste control > 353.93 Sanitation and waste control |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 01 Oct 2014 14:51 |
Last Modified: | 16 Nov 2021 16:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/116558 |
Preview |
Text
skripsi.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |