Irmawati, Ratih (2014) Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusif Untuk Memperoleh Pendidikan Bermutu Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) (Studi Pada Sekolah Dasar Negeri Sumbersari 1 Kota Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan bagian dari warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak lainnya. Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang menggabungkan siswa ABK dengan siswa normal agar mereka mendapatkan layanan pendidikan yang sama. Kota Malang merupakan kota pelopor pendidikan inklusif di Jawa Timur dan SDN Sumbersari 1 merupakan salah satu sekolah inklusi di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis implementasi kebijakan pendidikan inklusif serta faktor pendukung dan penghambat kebijakan pendidikan inklusif di SDN Sumbersari 1 Kota Malang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif Miles dan Huberman yang di dalamnya memuat pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap calon siswa ABK yang ingin bersekolah harus memiliki assesmen dan diobservasi terlebih dahulu, yang kemudian digunakan sekolah untuk menyusun kurikulum bagi siswa ABK. Penyusunan kurikulum melibatkan guru kelas, guru mata pelajaran dan juga GPK (Guru Pembimbing Khusus). Sarana-prasarana bagi siswa ABK diletakkan khusus di ruang graha inklusi, yang masih dalam tahap pembangunan dan belum selesai. Sebagai sekolah inklusi, SD Negeri Sumbersari 1 hanya bekerjasama dengan UMM dalam hal assesmen bagi siswa ABK yang kurang mampu. Faktor pendukungnya adalah adanya dukungan dari masyarakat, lingkungan sekolah, shadow teacher dan dukungan dari Dinas Pendidikan Kota Malang. Sedangkan kurangnya jumlah GPK, kurangnya pengalaman yang dimiliki GPK, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai menjadi faktor prnghambat implementasi kebijakan pendidikan inklusif. Saran dari peneliti adalah perlu menambahkan jumlah GPK, perlu meningkatkan kemampuan dan pengalaman GPK dengan pelatihan yang lebih intensif, perlu melakukan kerjasama dengan SLB atau ahli terapi agar lebih mudah mengangani siswa ABK, perlu menambahkan sarana dan prasarana yang edukatif serta secepatnya menyelesaikan pembangunan graha inklusi yang kedua.
English Abstract
Children with special needs (ABK) is a part of Indonesian citizens who are deserve for the same education with the other children. Inclusive education is an education that combines ABK students with normal students so that they get the same education. Malang is a pioneer city in East Java inclusive education and the Sumbersari Elementary School is either school inclusion in Malang. This study aims to determine, describe and analyze the implementation of inclusive education policy, enabling and inhibiting factors of inclusive education policy. This research uses descriptive qualitative research method. Analysis of the data used in this study is the interactive model in which Miles and Huberman load data reduction, data display and drawing conclusions. The results showed that every prospective student who wants to attend school crew must have observed and assessment. The results of the assessment and observation, will be used to construct school curriculum for students ABK. Curriculum involves classroom teachers, subject teachers and also GPK (Teachers Special Advisors). Infrastructure for students placed in space crew housekeeping inclusion, but it is still not adequate. The second source of space which will be filled with a more complete equipment, is currently under construction and not yet completed. As an inclusive school, Elementary School Sumbersari 1 only in cooperation with the UMM in terms of assessment for students who are less capable crew. Supporting factor is the support of the community, school environment, shadow teacher and support from the Department of Education Malang. While the shortage of GPK, the lack of experience of GPK, as well as facilities and infrastructure are inadequate to be a barrier factor implementation of inclusive education policy. Advice from researcher is, necessary to add of GPK, need to improve the ability and experience of GPK with more intensive training, it is necessary to cooperate with SLB or therapist to more easily tackle the student crew, need to add an educational infrastructure and expeditiously complete the construction of the inclusion housekeeping second.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIA/2014/387/051406051 |
Uncontrolled Keywords: | Pendidikan Inklusif, ABK, Mutu Pendidikan; Inclusive education, ABK, quality of education |
Subjects: | 300 Social sciences > 353 Specific fields of public administration > 353.8 Public administration of agencies supporting and controlling education > 353.89 Special education |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 02 Oct 2014 13:58 |
Last Modified: | 15 Nov 2021 14:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/116490 |
Preview |
Text
GABUNGAN.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |