Utami, Arisani Putri (2018) Pengaruh Kombinasi Pupuk Npk Anorganik Dan Pupuk Hijau Paitan ( Tithoniadiversifolia L.) Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merril) Var. Grobogan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu jenis tanaman pangan ketiga setelah padi dan jagung. Tingginya impor kedelai disebabkan besarnya permintaan konsumen kedelai dan tidak diimbangi dengan produksi kedelai nasional. Salah satu yang mempengaruhi produksi nasional adalah produktivitas. Potensi hasil kedelai varietas grobogan yaitu 2,77 ton ha-1, sedangkan rata-rata hasil produktivitas di Indonesia hanya mencapai 1,57 ton ha-1 (BPS, 2017). Rendahnya produktivias kedelai di Indonesia secara umum disebabkan oleh tanah yang kurang subur. Sedangkan tanah dikategorikan subur apabila mengandung bahan organik tanah minimal 2,5-4%, sehingga untuk mempertahankannya diperlukan masukan bahan organik minimal sebanyak 8-9 ton ha-1 setiap tahunnya (Hairiah et al., 2000). Sumber bahan organik dapat diperoleh dari pupuk hijau (Tithonia diversifolia L.) karena kandungan unsur haranya yang tinggi, dapat menghasilkan biomassa dengan cepat, toleran terhadap tajuk yang tinggi, serta mempunyai perakaran yang dalam sehingga dapat memompa unsur hara ke lapisan permukaan (Noviastuti, 2006). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk NPK anorganik dengan pupuk hijau.) pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai sedangkan hipotesisnya adalah pupuk NPK anorganik yang dikombinasikan dengan pupuk hijau paitan mampu meningkatkan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan diUPT Pengembangan Benih Palawija,Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Dengan ketinggian 491 mdpl, dan suhu 170 – 270 C. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – September 2017. Metode yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 7 perlakuan sebagai berikut A1 (Pupuk Anorganik 100%), A2 (Pupuk Anorganik 100% + Paitan 10 ton/ha), A3 (Pupuk Anorganik 100% + Paitan 20 ton/ha), A4 (Pupuk Anorganik 75% + Paitan 10 ton/ha), A5 (Pupuk Anorganik 75% + Paitan 20 ton/ha), A6 (Pupuk Anorganik 50% + Paitan 10 ton/ha), A7 (Pupuk Anorganik 50% + Paitan 20 ton/ha ) dari perlakuan tersebut diulang sebanyak 4 kali sehingga didapatkan 28 perlakuan. Pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan berat kering total tanaman. Pengamatan hasil yaitu jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, jumlah polong per tanaman, berat kering biji per tanaman, hasil panen per hektar dan berat kering 100 biji. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan menggunakan uji F dengan taraf 5 % apabila terdapat pengaruh yang signifikan pada perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf uji 5 % untuk mengetahui adanya perbedaan diantara perlakuan.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada perlakuan pupuk NPK 100% + pupuk hijau paitan 20 ton ha-1 menghasilkan 1,77 ton ha-1 nyata meningkatkan 25% dibandingkan tanpa tambahan pupuk hijau paitan yang hanya menghasilkan 1,42 ton ha-1. Sedangkan pada kombinasi pupuk NPK 75% + pupuk hijau paitan 10 dan 20 ton ha-1 menghasilkan 1,71 dan 1,75 ton ha-1 nyata meningkatkan 20% dan 23% dibandingkan tanpa tambahan pupuk hijau paitan yang hanya menghasilkan 1,42 ton ha-1. Oleh karena itu paitan dapat menurunkan dosis NPK dari 100% menjadi 75%, dengan diimbangi paitan 10 dan 20 ton ha-1.
English Abstract
Soybean (Glycine max (L.) Merril) is one of the third food crops after rice and corn. The high import of soybean is due to the large demand of soy consumers and not balanced with the national soybean production. One that affects national production is productivity. The potential yield of soybean varieties of grobogan is 2.77 ton ha-1, while the average yield of productivity in Indonesia only reaches 1.57 ton ha-1 (BPS, 2016). The low productivity of soybean in Indonesia is generally caused by less fertile soil. While the soil is categorized as fertile if it contains minimal soil organic matter 2.5-4%, so to maintain it required minimal organic material input of 8-9 ton ha-1 every year (Hairiah et al., 2000). Sources of organic material can be obtained from green manure (Tithonia diversifolia L.) because of its high nutrient content, can produce biomass quickly, tolerant to high canopy, and has deep roots that can pump the nutrients to the surface layer (Noviastuti, 2006). The purpose of this research is to know the effect of inorganic NPK fertilizer combination with green manure on growth and yield of soybean crop while the hypothesis is inorganic NPK fertilizer combined with green paitan fertilizer able to increase crop yield soybean. The research was conducted at UPT Development of Palawija Seeds, Singosari District, Malang Regency with the height of 491 mdpl, and the temperature of 170 - 270 oC. The study was conducted in June - September 2017. The method used was non factorial Randomized Block Design (RBD) with 7 treatments as follows A1 (100% Inorganic Fertilizer), A2 (Inorganic Fertilizer 100% + Paitan 10 ton ha-1), A3 (Inorganic Fertilizer 100% + Paitan 20 ton ha-1), A4 (Inorganic Fertilizer 75% + Paitan 10 ton ha-1), A5 (Inorganic Fertilizer 75% + Paitan 20 ton ha-1 ), A6 (Inorganic Fertilizer 50% + Paitan 10 ton ha-1), A7 (Inorganic Fertilizer 50% + Paitan 20 ton ha-1) of the treatment was repeated 4 times. Growth observations included plant height, leaf number, leaf area and total dry weight of the plant. Observations of the results were number of pods per plant, number of empty pods per plant, number of pods per plant, dry weight of seed per plant, yield per hectare and dry weight of 100 seeds. The data obtained from the observation are then analyzed by using F test with 5% level if there is significant influence on the treatment, then continued with the honestly significance diffirence (HSD) at the 5% test level to know the difference between the treatments. The result showed that the treatment of 100% NPK fertilizer + green manure 20 ton ha-1 yielded 1.77 ton ha-1 is significantly increased 25% compared to no additional green manure which only produced 1.42 ton ha-1. While on the combination of 75% NPK + green manure 10 and 20 ton ha-1 yielded 1.71 and 1.75 ton ha-1 significantly increased 20% and 23% compared to no additional green manure which only produced 1.42 ton ha-1. Therefore T. diversifolia can reduce the dose of NPK from 100% to 75%, with offset T.diversifolia 10 and 20 ton ha-1.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/269/051804306 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.3 Legumes, forage crops other than grasses and legumes > 633.34 Soybeans |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 26 Jun 2018 07:16 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 11:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/11636 |
Preview |
Text
COVER.pdf Download (381kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB II.pdf Download (175kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB III.pdf Download (212kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB IV.pdf Download (356kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (88kB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (96kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB V.pdf Download (85kB) | Preview |
Preview |
Text
LAMPIRAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |