Simulasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketersediaan Air Tanaman Kopi Di Kabupeten Malang

Azizah, Aulia (2018) Simulasi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketersediaan Air Tanaman Kopi Di Kabupeten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer merupakan penyebab utama dari fenomena perubahan iklim. Peningkatan GRK berdampak pada meningkatnya suhu udara di muka bumi yang diikuti perubahan pola curah hujan di setiap wilayah, sehingga mempengaruhi sektor pertanian terkait peningkatan kebutuhan dan penurunan ketersediaan air untuk tanaman. Perbedaan karakter tanah berupa kemampuan simpanan lengas tanah menjadi faktor penentu jumlah air yang dapat tersedia untuk tanaman. Kopi sebagai salah satu komoditas andalan Malang yang memiliki masa hidup sekitar 30 tahun tentunya berpotensi mengalami permasalahan pemenuhan kebutuhan air selama terjadinya perubahan iklim. Penelitian ini dilakukan untuk mensimulasikan perubahan iklim dan dampaknya terhadap ketersediaan air tanaman kopi di wilayah Malang menggunakan metode neraca air. Penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober 2017. Lokasi penelitian bertempat di wilayah penghasil kopi Malang yaitu Kecamatan Dampit, Sumbermanjing dan Wonosari yang dipilih berdasarkan sifat tanah perkebunan kopi yang berbeda sehingga dapat dibandingkan potensi cekaman air yang berbeda pula. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei dan simulasi. Penelitian ini terbagi dalam beberapa tahapan meliputi persiapan awal, survei lapangan dan analisis sifat fisik tanah, analisis neraca air, ketersediaan air tanaman serta potensi reduksi produksi tanaman kopi. Skenario perubahan iklim terdiri dari peningkatan suhu udara sebesar 2, 4 dan 6oC yang masing-masing merupakan prediksi peningkatan suhu di tahun 2046, 2076 dan 2016, dikombinasikan dengan perubahan curah hujan -10, -5, +5 dan +10%. Kode skenario yang disimulasikan yaitu C0 (rata-rata iklim 10 tahun terakhir), C1 (ΔT+2oC,ΔH-10%), C2 (ΔT+2oC,ΔH-5%), C3 (ΔT+2oC,ΔH+5%), C4 (ΔT+2oC,ΔH+10%), C5 (ΔT+4oC,ΔH-10%), C6 (ΔT+4oC,ΔH-5%), C7 (ΔT+4oC,ΔH+5%), C8 (ΔT+4oC,ΔH+10%), C9 (ΔT+6oC, ΔH-10%), C10 (ΔT+6oC,ΔH-5%), C11 (ΔT+6oC,ΔH+5%), C12 (ΔT+6oC,ΔH+10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran bulan surplus dan defisit dalam skenario perubahan iklim cenderung sama. Bulan surplus berlangsung pada bulan Nopember hingga Mei dan bulan defisit pada bulan Juni hingga Oktober. Pergeseran bulan surplus menjadi bulan defisit terjadi pada penigkatan suhu 9oC di lokasi Dampit dan Sumbermanjing dengan penurunan hujan 10%, sedangkan di lokasi Wonosari pada penurunan hujan 5%. Pergeseran bulan defisit menjadi bulan surplus terjadi di lokasi Wonosari pada skenario C4. Kebutuhan air tanaman kopi meningkat seiring dengan peningkatan suhu, dan ketersediaan air mengikuti pola penurunan dan peningkatan curah hujan. Kecukupan air tanaman kopi menurun selama kenaikan suhu udara, diikuti dengan semakin meningkatnya reduksi produksi. Reduksi produksi kopi terjadi di setiap skenario perubahan iklim dan persentase tertinggi terjadi pada skenario C9 di setiap lokasi. Persentase reduksi produksi sebagai akibat dari tidak tecukupinya kebutuhan air tanaman kopi lebih tinggi pada lokasi dengan kemampuan simpanan lengas yang lebih rendah. Lokasi Wonosari mengalami reduksi prdouksi tertinggi di setiap skenario, sedangkan reduksi produksi terendah terjadi di lokasi Sumbermanjing.

English Abstract

The increasing of Greenhouse Gases (GHG) concentrate in atmosphere is the main caused of climate change phenomenon. Increasing of GHG impacted on air temperature increase at the earth surface followed by rainfall pattern changing in each region, thus affecting the agricultural sector related on water needed increase and water availability decreased for plants. The differences of soil characteristic as water holding capacity becomes the determinant factor of the amount of water that can available to plant. Coffee as one of mainstay commodity of Malang which has a lifespan about 30th years would have the potential problems during climate change. This research aims to simulate climate change and its impact on water availability of coffee plant in Malang region using water balance method. The research was conducted from May to October 2017. The research located in Dampit, Sumbermanjing and Wajak as Malang coffee producer which were chosen base on different soil characteristic of coffee plantation to compare the different potency of water stress. The research used descriptive method with survey and simulation technique. This research divided into several stages including initial preparation, field survey and soil physical analysis, water balance analysis, water availability and potential reduction of coffee. The climate change scenario consists of an increase in air temperatures of 2, 4 and 6 ° C which predicted on 2046, 2076 and 2016, combined with rainfall changes -10, -5, +5 and + 10%. The simulated scenario code is C0 (average climate of last 10 years), C1 (ΔT+2oC,ΔH-10%), C2 (ΔT+2oC,ΔH-5%), C3 (ΔT+2oC,ΔH+5%), C4 (ΔT+2oC,ΔH+10%), C5 (ΔT+4oC,ΔH-10%), C6 (ΔT+4oC,ΔH-5%), C7 (ΔT+4oC,ΔH+5%), C8 (ΔT+4oC,ΔH+10%), C9 (ΔT+6oC, ΔH-10%), C10 (ΔT+6oC,ΔH-5%), C11 (ΔT+6oC,ΔH+5%), C12 (ΔT+6oC,ΔH+10%). The results showed that the distribution of surplus and deficit months in the climate change scenario tends to be the same. The surplus month runs from November to May and the deficit month in June to October. The shift in surplus months to deficits months occurred at 9oC temperature increase at Dampit and Sumbermanjing with 10% rainfall, while at Wonosari location in 5% rainfall. The shift of the deficit month to the surplus month occurs in the C4 scenario at Wonosari. The water needed of coffee plant increases with the increase of temperature, and the availability of water follows the decreasing and increasing rainfall. The sufficiency of coffee plant water decreases during the temperature increase, followed by increasing of reduction of production. Reduction of coffee production occurs in every climate change scenario and the highest percentage occurs in the C9 scenario at each location. The percentage reduction of production as a result of inadequate water needed for coffee. Wonosari location experienced the highest reduction in each scenario, while the lowest production reduction occurred at Sumbermanjing.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2018/93/051802179
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.7 Alkaloidal crops > 633.73 Coffee
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 08 Jun 2018 02:52
Last Modified: 20 Oct 2021 03:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/11533
[thumbnail of E. BAB IV.pdf]
Preview
Text
E. BAB IV.pdf

Download (702kB) | Preview
[thumbnail of F. BAB V.pdf]
Preview
Text
F. BAB V.pdf

Download (7kB) | Preview
[thumbnail of I. Lampiran.pdf]
Preview
Text
I. Lampiran.pdf

Download (975kB) | Preview
[thumbnail of A. Bagian Depan.pdf]
Preview
Text
A. Bagian Depan.pdf

Download (484kB) | Preview
[thumbnail of B. BAB I.pdf]
Preview
Text
B. BAB I.pdf

Download (131kB) | Preview
[thumbnail of G. Daftar Pustaka.pdf]
Preview
Text
G. Daftar Pustaka.pdf

Download (136kB) | Preview
[thumbnail of D. BAB III.pdf]
Preview
Text
D. BAB III.pdf

Download (694kB) | Preview
[thumbnail of C. BAB II.pdf]
Preview
Text
C. BAB II.pdf

Download (377kB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item