Analisis Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pembelian Untuk Meningkatkan Efektivitas Pengendalin Intern, : studi kasus pada KPRI Universitas Negeri Malang Unit Usaha Toko

Sulistiari, (2008) Analisis Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pembelian Untuk Meningkatkan Efektivitas Pengendalin Intern, : studi kasus pada KPRI Universitas Negeri Malang Unit Usaha Toko. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Koperasi adalah perhimpunan dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, budaya dan aspirasi bersama melalui suatu badan usaha yang dimiliki bersama dan dikontrol secara demokratis. kenyataan saat ini masyarakat menganggap bahwa koperasi adalah lembaga gotong royong yang keberadaannya mulai tergeser oleh perusahaanperusahaan dagang lainnya. Agar koperasi dapat mampu bersaing dalam artian mempunyai jumlah pembeli yang banyak, maka diperlukan persediaan barang dagangan dalam jumlah yang mencukupi. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem akuntansi pembelian barang dagangan. Sistem akuntansi yang baik akan memberikan jaminan terhadap terlaksananya sistem pengendalian intern yang memadai dalam rangka mencapai tujuan koperasi Penelitian ini berlandaskan atas beberapa teori yaitu sistem akuntansi pembelian, sistem pengendalian intern, pengendalian intern atas sistem akuntansi pembelian. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah studi kasus. Sistem akuntansi pembelian barang dagangan pada KPRI Universitas Negeri Malang Unit Usaha toko masih terdapat banyak kelemahan-kelemahan sehingga belum dapat meningkatkan efektivitas sistem pengendalian intern. Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya: didalam organisasi pada KPRI Universitas Negeri Malang Unit Usaha Toko Masih terdapat perangkapan fungsi yaitu, fungsi gudang merangkap sebagai fungsi pembelian dan fungsi gudang merangkap sebagai fungsi penerimaan barang, hal tersebut menyalahi unsur-unsur pengendalian intern. Dalam sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, fungsi gudang tidak membuat Surat Permintaan Pembelian (SPP), Surat Order Pembelian (SOP) diotorisasi oleh fungsi gudang, padahal yang berwenang dalam otorisasi SOP adalah fungsi pembelian, fungsi penerimaan tidak membuat Laporan Penerimaan barang (LPB), dan pencatatan terjadinya utang tanpa didukung oleh LPB. Disamping kelemahan-kelemahan tersebut ada juga yang telah sesuai dengan unsur pengendalian intern yaitu bukti kas keluar (BKK) telah diotorisasi oleh fungsi akuntansi. Praktik yang sehat dalam sistem akuntansi pembelian belum terlaksana dengan baik . hal tersebut dikarenakan kurangnya dokumen yang digunakan seperti SPP, Surat Permintaan Penawaran Harga kepada Supplier, dan LPB. Disamping itu supplier yang ditunjuk, berdasarkan pengalaman dari pihak lain. Berdasarkan penelitian ini maka dapat direkomendasikan bahwa untuk memisahkan fungsi antara fungsi gudang, fungsi pembelian dan fungsi penerimaan dengan cara mengambil satu orang staf unit toko untuk fungsi pembelian dan satu orang staf unit gudang untuk fungsi penerimaan,dokumen yang lengkap agar mempermudah pekerjaan antar fungsi sehingga sistem otorisasi dan prosedur pencatatan serta praktik yang sehat dapat berjalan dengan lancar.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2008/273/050802197
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Bisnis / Niaga
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 22 Sep 2008 13:57
Last Modified: 23 Oct 2021 04:26
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/113670
[thumbnail of 050802197.pdf]
Preview
Text
050802197.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item