Hambatan Pelaksanaan Pembagian Warisan (SANGKOLAN) Terhadap Ahli Waris Beda Agama (Studi di Masyarakat Adat Desa Talang Kabupaten Sumenep)

Sabri, MohammadNizar (2015) Hambatan Pelaksanaan Pembagian Warisan (SANGKOLAN) Terhadap Ahli Waris Beda Agama (Studi di Masyarakat Adat Desa Talang Kabupaten Sumenep). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan Hambatan Pelaksanaan Pembagian Warisan (Sangkolan) Terhadap Ahli Waris Beda Agama. Pemilihan tema tersebut dilatar belakangi karena masih terdapatnya pelaksanaan warisan (Sangkolan) di Desa Talang yang masih digunakan dalam pembagian harta warisan. Namun, dalam prakteknya masih ditemukan sengketa kasus yang terjadi 3 tahun terakhir. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengangkat tiga masalah pokok, yaitu (1) Bagaimana pelaksanaan pembagian harta warisan (Sangkolan) terhadap ahli waris yang berbeda agama? (2) Bagaimana hambatan dalam pembagian harta warisan beda agama? (3) Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan pembagian harta warisan beda agama di Desa Talang Kabupaten Sumenep?. Penelitian ini mengunakan jenis penelitian empiris, dengan metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu untuk mengetahui, menganalisis serta mendeskripsikan secara jelas dan rinci tentang hambatan Pelaksanaan Pembagian Warisan (Sangkolan) terhadap Ahli Waris beda Agama. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara. Pelaksanaan pembagian harta warisan (Sangkolan) terhadap ahli waris yang berbeda agama di Desa Talang Kabupaten Sumenep dapat dilakukan sebelum dan setelah pewaris meninggal selain itu terbagi dalam beberapa jenis harta warisan. Hambatan dalam Pembagian Harta Warisan adalah hambatan dalam hal internal yakni pembagian warisan hanya dilakukan dengan cara lisan, adanya rasa atau keinginan untuk memiliki dan menguasai harta warisan, ketidak pahaman dan mahalnya mengurus biaya akta pembagian waris yang dibuat Notaris. Hambatan dalam hal eksternal yakni makna hukum waris Islam (Al-Faraidh) menurut masyarakat Adat Desa Talang adalah masalah Ibadah, dan masalah Muamalah. Upaya yang dilakukan oleh perangkat desa untuk mengatasi hambatan dalam hal eksternal yakni melaksanakan penyuluhan akan pentingnya alat bukti dan saksi dalam pembagian warisan, melaksanakan pelatihan kerja secara mandiri agar tidak bergantung pada warisan orang tua, memberikan informasi tentang proses dan biaya pembuatan akta waris yang dibuat Notaris. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh tokoh agama untuk mengatasi hambatan dalam hal internal yakni memberikan penyuluhan dan pemahaman mengenai perbedaan yang terjadi dalam hukum waris Adat (Sangkolan) dengan hukum waris Islam (Al-Faraidh).

English Abstract

In this thesis, the author raises the issue of division of Heritage Implementation Barriers (Sangkolan) Against Heirs Interfaith. Selection of these themes still have a background as heritage implementation (Sangkolan) in Talang are still used in the distribution of the estate. However, in practice still found dispute case last 3 years.Based on this background, the authors raised three main issues, namely (1) How is the implementation of the division of inheritance (Sangkolan) to the heirs of a different religion? (2) How to bottlenecks in the distribution of the inheritance of different religions? (3) How is an attempt to overcome the division of the inheritance of different religions in Talang Sumenep ?. This study uses the type of empirical research, the sociological juridical approach, which is to identify, analyze and describe clearly and in detail about the barriers Implementation Division of Inheritance (Sangkolan) against different Heirs of Religion. Data collection techniques used were interviews. The distribution of inheritance (Sangkolan) to the heirs of different religions in Talang Sumenep can be done before and after heir dies in addition it is divided into several types of inheritance. Barriers in the Division of Inheritance is a bottleneck in terms of the internal division of inheritance is only done by word of mouth, their taste or desire to own and control the inheritance, unfamiliarity and the high cost of taking care of the deed of division of inheritance that made Notary. External obstacles in the meaning of Islamic law (al-Faraidh) according to the Indigenous community Talang is a matter of Worship, and the problem Tenets. Efforts made by the village to overcome external obstacles in implementing the extension of the importance of evidence and witnesses in the inheritance, carry out job training independently in order not to rely on the legacy of parents, provide information about the process and the cost of making a deed of inheritance that made Notary . While the efforts made by religious leaders to overcome internal barriers in terms of providing education and understanding of the differences that occur in Indigenous inheritance law (Sangkolan) with Islamic law (al-Faraidh).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2015/5/ 051502055
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 10 Mar 2015 14:34
Last Modified: 07 Jul 2020 10:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/112439
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item