Implementasi Sanksi Adat Perkawinan Silariang Pada Masyarakat Suku Kajang ( Studi Di Desa Tana Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan)

Septiana, Lana (2015) Implementasi Sanksi Adat Perkawinan Silariang Pada Masyarakat Suku Kajang ( Studi Di Desa Tana Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan mengenai Implementasi Sanksi Adat Perkawinan Silariang pada Masyarakat Suku Kajang. Permasalahan ini bermula dari adanya aturan hukum adat dalam hal perkawinan yang mengharuskan pembayaran uang panai` dan sunrang jika seorang laki-laki hendak menikah. Sunrang untuk perempuan Suku Kajang cukup tinggi, mulai dari Sunrang Tallu (3 ekor kerbau) sampai dengan Sunrang Tuju (7 ekor kerbau). Jika pihak laki-laki tidak dapat memenuhi uang panai dan sunrang yang sudah ditetapkan itu maka ia melakukan pelanggaran perkawinan adat dengan melakukan perkawinan silariang. Bagi pelaku pelanggaran, maka akan dikenakan sanksi adat. Berdasarkan uraian pada paragraf diatas, penulis mengangkat rumusan masalah: Bagaimana implementasi sanksi adat perkawinan silariang yang dilakukan oleh suku Kajang di Desa Tana Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba? Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum lapangan (empiris) yaitu dengan mengidentifikasi, mendeskripsikan, mengkaji, serta menganalisis implementasi sanksi adat perkawinan silariang pada masyarakat suku Kajang yang diperoleh dari hasil pengumpulan dan penemuan data di Desa Tana Toa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis sosiologis yaitu dengan mengkaji dan menganalisis perilaku masyarakat khususnya masyarakat desa Tana Toa dalam implementasi sanksi adat perkawinan silariang. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara untuk data primer dan studi dokumen untuk data sekunder, dan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dengan metode diatas, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa Implementasi Sanksi Adat Perkawinan Silariang pada Masyarakat Suku Kajang terdapat beberapa perubahan karena lebih terbukanya pandangan masyarakat saat ini, seperti sanksi adat berupa pembunuhan kepada to-silariang yang tidak lagi diterapkan. Pengucilan tetap dilakukan kepada pelaku silariang sampai mereka melakukan abbaji dan hanya perempuan bangsawan silariang yang tidak lagi berhak atas warisan dan tidak boleh bertempat tinggal di desa.

English Abstract

In this minor-thesis, the reasearcher took the issues regarding the implementation of the customary sanctions of Silariang traditional marriage on Kajang Ethnic Community. This problem risen from the existence of rules of customary law in matters of marriage that requires the payment of what’s called “panai money” and “sunrang” if a man about to get married. Sunrang for women in the Kajang tribe is quite high, ranging from “Sunrang Tallu” (3 buffalos) to “Sunrang Tuju” (7 buffaloes). If the man can not fulfill the demand of the Panai Money and sunrang that already established, it can lead to the man committed violations to the customary marriage with doing a silariang marriage. Based on the description in the paragraph above, the reasearcher raised the formulation of the following problem: How does the implementation of the customary sanctions of Silariang traditional marriage were performed by the Kajang tribe in the Tana Toa village, Kajang Subdistrict, Bulukumba Regency? This minor-thesis is a legal field research (empirical research) that identified, described, assessed, and analyzed the implementation of the customary sanctions of Silariang traditional marriage on Kajang Ethnic Community, which results was obtained from the data collected and discovered in the Tana Toa village, Kajang Subdistrict, Bulukumba. The method used in this research is a sociological juridical approach that examined and analyzed the behavior of the society, especially the rural communities in Tana Toa related to the implementation of the customary sanctions of silariang marriage. In this minor-thesis, data collection techniques used are the interviews for primary data and study documents for secondary data, therefor the data analysis technique used is descriptive qualitative method. Based on the results obtained by using the method above, the authors found that the answer to the existing problem that implementation of the customary sanctions of Silariang traditional marriage on Kajang Ethnic Community going through some changes because of todays society open-minded estates, such as indigenous sanctions in the form of murder to the to-silariang are no longer applied. Exclusion is still being done to the perpetrators silariang until they do abbaji and only applied to nobility silariang women who are no longer entitled to the inheritance and should not reside in the village.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2015/238/ 051508893
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 13 Jan 2016 11:25
Last Modified: 08 Dec 2021 01:47
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/112264
[thumbnail of 115010101111061_COVER + DAFTAR ISI.pdf]
Preview
Text
115010101111061_COVER + DAFTAR ISI.pdf

Download (242kB) | Preview
[thumbnail of 115010101111061_BAB 4.pdf]
Preview
Text
115010101111061_BAB 4.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 115010101111061_BAB 5.pdf]
Preview
Text
115010101111061_BAB 5.pdf

Download (193kB) | Preview
[thumbnail of 115010101111061_BAB 3.pdf]
Preview
Text
115010101111061_BAB 3.pdf

Download (516kB) | Preview
[thumbnail of 115010101111061_BAB 2.pdf]
Preview
Text
115010101111061_BAB 2.pdf

Download (533kB) | Preview
[thumbnail of 115010101111061_BAB 1.pdf]
Preview
Text
115010101111061_BAB 1.pdf

Download (391kB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item