Pelaksanaan Tentang Perkawinan Endogami Pada Suku Sasak Ditinjau Dari Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Dan Menurut Hukum Adat

Nasitah, Dewi (2012) Pelaksanaan Tentang Perkawinan Endogami Pada Suku Sasak Ditinjau Dari Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Dan Menurut Hukum Adat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas mengenai masalah PelaksanaanPelaksanaan Perkawinan Endogami Pada Suku Sasak Ditinjau Dari Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Dan Menurut Hukum Adat. Hal ini dilatarbelakangi dengan adanya suatu perkawinan yang diatur dalam peraturan perundangan serta pelaksanaan juga diatur pula dalam hukum adat. Adanya syarat perkawinan secara materiil secara umum terdapat dalam pasal 2 ayat (1), yakni perkawinan yang sah jika dilakukan sesuai dengan agama dan kepercayaan serta syarat formil menurut Undang-undang nomor 1 tahun 1974 mengenai pencatatan perkawinan dalam pasal 2 ayat (2) Undang-undang No 1 tahun 1974. Adapun mengenai syarat materiil khusus yakni larangan perkawinan antara kerabat dalam pasal 8 Undangundang no. 1 tahun 1974, pasal ini jika dikaitkan dengan sistem perkawinan endogami dalam hukum adat akan mejadi ketentuan yang bertolak belakang, dalam hukum adat memperbolehkan perkawinan endogami dan dalam Undangundang Perkawinan terdapat larangan perkawinan antar kerabat yang masuk dalam perkawinan endogami, dan tertuang dalam pasal 8. Hal ini yang menjadi permasalahan yang diangkat penulis yakni pelaksanaan perkawinan endogami yang sudah dilakukan sejak turun temurun dan dilestarikan, ditinjau menurut Undang-undang No, 1 tahun 1974 dan menurut Hukum Adat. Dalam upaya mendeskripsikan pelaksanaan tentang perkawinan endogami di Dusun Sade, serta menganalisis pelaksanaan perkawinan endogami ditinjau dari Undang-Undang Perkawinan dan dtinjau dari Hukum Adat, maka pendekatanyang dipakai adalah yuridis sosiologis. Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris, dengan menggunakan instrumen wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun lokasi penelitiannya adalah Dusun Sade, Desa Rembitan Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada, bahwa alasan masyarakat Sade tetap melakukan perkawinan endogami adalah karena sudah merupakan budaya turun temurun, untuk melestarikan ikatan kekerabatan, untuk menjaga harta warisan, serta karena mewarisi nasehat orang tua. Hal-hal tersebut juga menjadi alasan masih adanya perkawinan endogami di Dusun Sade, Desa Rembitan, Kabupaten Lombok Tengah. Pelaksanaan suatu perkawinan dengan sistem endogami di Dusun Sade diperbolehkan oleh Hukum Adat setempat, serta tidak melewati batas-batas larangan perkawinan yang diatur oleh Hukum Nasional yaitu Undang-Undang Perkawinan nomor 1 tahun 1974, dan semuanya bisa diterima oleh masyarakat, hal yang terpenting dalam suatu perkawinan adalah bagaimana hubungan perkawinan tersebut bisa dijaga keutuhannya, serta sebaiknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar menjadi sah baik secara adat, agama, dan menurut hukum.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2012/7/051200292
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 05 Apr 2012 13:49
Last Modified: 12 Apr 2022 01:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/111423
[thumbnail of SKRIPSI_PDF_DEWI_NASITAH.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_PDF_DEWI_NASITAH.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item