Upaya Perlindungan Konsumen Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Terhadap Jamu Tradisional Industri Berbahaya Yang Beredar di Masyarakat

SinggihSulaksana (2009) Upaya Perlindungan Konsumen Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Terhadap Jamu Tradisional Industri Berbahaya Yang Beredar di Masyarakat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jamu adalah obat tradisional khas Indonesia yang telah digunakan selama berabad-abad oleh rakyat Indonesia. Jika pada jaman dahulu jamu tradisional dibuat dari bahan-bahan alami yang diracik sendiri dan sekali pakai, akan tetapi pada jaman modern sekarang ini berdiri pabrik-pabrik industri yang memproduksi jamu tradisional dalam bentuk kapsul, tablet, pil, minyak gosok, cairan yang dikemas dalam botol/kemasan plastik (sachet) , dan lain sebagainya serta tahan lama. Inilah kemudian yang disebut sebagai jamu tradisional industri. Di dalam mengkonsumsi jamu tradisional industri, yang harus diperhatikan konsumen adalah aspek keamanannya. Tiga kategori jamu tradisional industri berbahaya untuk dikonsumsi, yaitu : melebihi masa kedaluwarsa/tidak mencantumkan masa kedaluwarsa pada bungkus kemasannya, mengandung bahan kimia obat, dan mempunyai register/terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) atau Dinas Kesehatan Propinsi setempat dimana jamu tersebut diproduksi dan didistribusikan/dipasarkan. Fakta peredaran jamu tradisional industri berbahaya ini ditemukan di Kabupaten Malang. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang telah merazia dan menemukan 12 toko jamu tradisional industri berbahaya dari 15 toko yang dirazia di 4 Kecamatan (Gondanglegi, Kepanjen, Lawang, dan Singosari). Telaah fokus penelitian ini adalah upaya perlindungan konsumen oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang terhadap jamu tradisional industri berbahaya yang beredar di masyarakat, khususnya Kabupaten Malang yang menjadi wilayah kerja dan pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Metode penelitian empiris yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan peraturan perundang-undangan, yakni UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan studi kasus di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya perlindungan konsumen oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang terhadap peredaran jamu tradisional industri belum optimal. Upaya sosialisasi dan kerjasama lintas sektor mengalami hambatan yang mengakibatkan kurang optimalnya kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, seperti terbatasnya dana yang dimiliki, tidak tersedianya laboratorium farmasi, dan sifat pelaku usaha yang membandel. Solusi yang ditempuh oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, yaitu dengan menggerakkan kader Puskesmas di masing-masing Kecamatan untuk melakukan pengawasan di lapangan terhadap toko jamu yang rawan peredaran jamu tradisional industri berbahaya, akan bekerjasama dengan Akademi Analis Farmasi Kota Malang, BPOM Jatim, dan Laboratorium Kesehatan Jatim untuk melakukan uji laboratorium. Akan tetapi menurut pendapat peneliti, solusi-solusi tersebut kurang optimal diterapkan di lapangan. Di masa mendatang, hendaknya Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mengajukan penambahan anggaran/alokasi dana kepada Pemerintah Kabupaten Malang untuk program pengawasan lapangan/razia dan pembinaan perlindungan konsumen kepada masyarakat dan pelaku usaha, serta pembangunan laboratorium farmasi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2009/26/050900691
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 24 Mar 2009 10:39
Last Modified: 19 Oct 2021 05:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/110477
[thumbnail of 050900691.pdf]
Preview
Text
050900691.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item