Problem Yuridis Status Hukum Hak Asuh Anak dalam Cerai Gugat : Analisa Kasus Perkara Nomor: 677/Pdt.G/2006/PA.Mlg

IraWahyuWinarsih (2008) Problem Yuridis Status Hukum Hak Asuh Anak dalam Cerai Gugat : Analisa Kasus Perkara Nomor: 677/Pdt.G/2006/PA.Mlg. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh semakin maraknya cerai gugat istri kepada suaminya, dan terlihat dari tingginya angka perceraian di Pengadilan Agama Malang yang sekaligus memperebutkan hak asuh anak hasil perkawinan. Berdasarkan teori dan aturan yang berlaku seharusnya anak yang belum dewasa diasuh oleh ibu, tetapi dalam prakteknya tidak selalu demikian, seperti dalam perkara Nomor : 677/Pdt.G/2006/PA.Mlg, dimana hak asuh anak diberikan kepada ayahnya. Oleh karena itu penulis tertarik mengangkat permasalahan status hukum hak asuh anak dalam perkara Nomor : 677/Pdt.G/2006/PA.Mlg padahal anak hasil perkawinan belum berusia 5 tahun dan apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim memutus suami sebagai pihak yang memegang hak asuh anak. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis normatif untuk mengkaji secara mendalam kasus perkara Nomor : 677/Pdt.G/2006/PA.Mlg. Seluruh data dikumpulkan melalui teknik penelusuran, teknik dokumentasi dan teknik inventarisasi, kemudian dianalisa dengan menggunakan metode substantional analysis untuk manganalisa seluruh perangkat isi dari seluruh anar putusan perkara Pengadilan Agama kota Malang Nomor : 677/Pdt.G/2006/PA.Mlg serta keterkaitan anatara putusan dengan ketentuan hukum lainnya. Penulis juga memberikan definisi operasional untuk membatasi ruang lingkup yang dikaji.Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik dalam pasal 156 Kompilasi Hukum Islam, Undang-undang No 1 Tahun 1974, maupun dalam teori-teori yang ada, hak asuh terhadap anak yang belum dewasa seharusnya diberikan kepada ibu karena ibu dinilai lebih mampu mengasuh anak dan anak jauh lebih membutuhkan ibu daripada ayahnya. Tetapi dalam praktek dilapangan, hak asuh anak pada perkara Nomor : 677/Pdt.G/2006/PA.Mlg diberikan kepada ayah padahal anak tersebut masih berusia 2 tahun. Hal ini dikarenakan si Ibu terbukti bukanlah seorang ibu yang baik sebagai contoh ibu tersebut tidak mau memberikan ASI kepada anaknya padahal ASI sangat dibuthkan oleh anak tersebut, sehingga pasal 156 Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan bahwa hadhanah anak yang belum mumayyiz patut untuk dikesampingkan demi kebaikan anak tersebut. Berdasarkan hasil dari penelitian penulis menyarankan agar setiap pasangan suami istri hendaknya menghindari perceraian karena anak yang pasti akan mendapat dampak negatif yang paling besar, dan kepada setiap ibu harus mau memberikan ASI kepada anaknya. Selain itu menurut penulis perlu adanya pengaturan yang lebih jelas dan tegas mengenai pengasuhan anak khususnya bila terjadi perceraian, seperti perlu adanya pengaturan mengenai syarat-syarat seseorang mendapatkan hak asuh terhadap anak khususnya jika terjadi perceraian agar jika terjadi sengketa yang sama dapat diperoleh penyelesaian dengan cepat karena sudah ada aturannya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2008/52/050800878
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 24 Mar 2008 09:17
Last Modified: 19 Oct 2021 02:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/110265
[thumbnail of 050800878.pdf]
Preview
Text
050800878.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item