Perbandingan status dan kedudukan anak asuh serta anak angkat dalam pola pewarisan : studi normatif terhadap Hukum Adat Jawa Timur dan Hukum Islam

SriDewiAnita (2007) Perbandingan status dan kedudukan anak asuh serta anak angkat dalam pola pewarisan : studi normatif terhadap Hukum Adat Jawa Timur dan Hukum Islam. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas mengenai masalah Perbandingan status dan kedudukan anak asuh serta anak angkat dalam pewarisan antara Hukum Adat Jawa Timur dengan Hukum Islam dan akibat hukum perbedaan pola pewarisan dengan ahli waris lainnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh pengangkatan anak menurut hukum adat sering dikenal sebagai usaha untuk mengambil anak bukan keturunan sendiri dengan maksud untuk memelihara dan memperlakukan sendiri. Pengangkatan anak adalah umum di Jawa Timur. Istilahnya yang lazim adalah “anak angkat”. Yang dapat diangkat anak pada prinsipnya ialah yang masih kecil, yang masih bayi. Tidak ada ketentuan tentang usia yang boleh mengangkat anak. Pada umumnya dikatakan orang yang sudah kawin. Menurut hukum adat Jawa Timur tidak ada upacara tertentu yang diharuskan dalam pengangkatan anak. Biasanya diadakan selamatan, setelah adanya persetujuan antara orang tua kandung dengan calon orang tua angkat. Sedangkan didalam hukum Islam tidak mengenal pengangkatan anak, namun hukum Islam tidak memungkiri adanya anak angkat. Yang tidak diperkenankan oleh agama Islam ialah memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dengan orang tua kandung nya. Dalam upaya mengetahui status dan kedudukan anak asuh serta anak angkat, berikut perbedaan pewarisan terhadap ahli waris lainnya menurut Hukum Adat Jawa Timur dengan Hukum Islam. Maka metode yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif. Dalam kaitannya dengan penelitian normatif digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan perbandingan. Penulis uraikan dan hubungkan sedemikian rupa dan diabstraksikan sehingga dianalisa secara logis. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa dalam pewarisan Hukum Adat Jawa Timur anak angkat hanya berhak mewaris harta bersama atau harta gono gini orang tua angkatnya. Anak asuh tidak berhak mewarisi harta asal maupun harta gono-gini orang tua yang telah mengasuhnya, kemungkinan hanya dapat menikmati harta gono gini. Sedangkan didalam Hukum Islam anak angkat bukan ahli waris dari orang tua angkatnya hanya dalam Kompilasi Hukum Islam melakukan terobosan dari ketentuan yang dianut ialah dengan cara ”wajibah wasiat” atau ”wasiat wajibah”, sebagai jalan pemecahan yang memberi hak dan kedudukan bagi anak angkat untuk memperoleh harta warisan orang tua angkat. Hukum Adat Jawa Timur, anak angkat mewaris harta gono-gini bersama-sama anak kandung. Sedangkan Hukum Islam kedudukan anak angkat terhadap ahli waris yang lain adalah anak angkat tidak berhak mewaris bersama-sama anak kandung.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2007/050702984
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 12 Nov 2007 00:00
Last Modified: 28 Oct 2021 06:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/109863
[thumbnail of 050702984.pdf]
Preview
Text
050702984.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item