NenengFadhilah (2007) Perlindungan Hukum Hak Cipta Batik Khas Cirebon dalam upaya menjadikan batik sebagai produk unggulan daerah : studi pada Sentra Batik Trusmi Kabupaten Cirebon. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam penelitian ini penulis membahas perlindungan hukum hak cipta batik khas Cirebon dalam upaya menjadikan batik sebagai produk unggulan daerah. Hal ini dilatarbelakangi produk-produk yang berbasis tradisional seperti karya seni batik mempunyai ciri-ciri tidak terdokumentasi, tingkat kebaruan sulit untuk ditentukan, sulit ditentukan siapa pendesainnya (penciptanya), telah menjadi Public Domain (milik komunitas masyarakat dalam suatu daerah). Ciri-ciri tersebut menyebabkan produk-produk tradisional seperti batik kecil kemungkinannya diterima pengajuan permohonan perndaftaran HKI. Persoalan keaslian ciptaan, kepastian siapa penciptanya, uraian tentang kekhasan ciptaan yang selalu dituntut kejelasannya ketika ciptaan itu didaftarkan ke Direktorat Hak Cipta dan Desain Industri, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Kesulitan akan timbul manakala ciptaan batik tradisonal yang sudah dikenal turun-temurun itu diajukan permohonan. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis sosiologis. Data primer yang penulis gunakan berupa informasi atau keterangan mengenai perlindungan hukum hak cipta batik khas daerah Cirebon dan hambatannya dalam upaya menjadikan batik sebagai produk unggulan. Data sekunder meliputi literatur dari buku-buku, Peraturan perundang-undangan, berita-berita dari media cetak maupun elektronik, artikel, jurnal, pendapat para ahli hukum dan browsing Internet. Teknik penelusuran data primer diperoleh dengan teknik wawancara terstruktur dan kuisoner. Sedangkan penelusuran data sekunder diperoleh dari penelusuran kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian diperoleh data bahwa upaya atau tahapan yang dilakukan oleh pengrajin batik dalam melindungi ciptaan batik khas daerah Cirebon adalah melakukan inventarisasi dan mendokumentasikan motif batik Cirebon yang dilakukan baik oleh sekelompok pengarajin maupun Yayasan Lestari Budaya Cirebon. Hasil yang diperoleh selama tahun 2005 tercatat dari 450 motif batik khas Cirebon, para pengrajin telah mengajukan permohonan pendaftaran hak cipta sebanyak 100 (seratus) motif didukung oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon. Adapun Hambatan yang dihadapi pengrajin batik Trusmi adalah kurang optimalnya keberadaan koperasi batik sebagai wadah pengrajin dalam upaya meningkatkan produktivitas batik Cirebon; Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Pemerintah; lambatnya regenerasi ahli pola motif batik di Cirebon, kurang efektifnya pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Cirebon, dan belum ada pemerataan kegiatan sosialisasi dan fasilitasi HKI khususnya hak cipta di kalangan pengrajin batik. Adapun saran yang diajukan adalah Pemerintah Kabupaten Cirebon lebih meningkatkan perlindungan hukum selain HKI dengan ditetapkannya batik khas Cirebon ke dalam Peraturan Daerah; optimalisasi peran Koperasi batik sehingga benar-benar menjadi wadah yang mampu memenuhi kebutuhan para pengrajin; perlu segera dilakukan persiapan untuk mengajukan permohonan pendaftaran hak cipta atas batik yang berjumlah 350 (tiga ratus lima puluh); emerintah Kabupaten Cirebon melalui dinas terkait diharapkan melakukan pembinaan secara terpadu, merata dan berkelanjutan termasuk sosialisasi dan fasilitasi HKI kepada pengrajin batik agar pengetahuan dan pemahaman HKI pengrajin menjadi lebih baik.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FH/2007/050701296 |
Subjects: | 300 Social sciences > 340 Law |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 28 Jun 2007 00:00 |
Last Modified: | 28 Oct 2021 03:58 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/109730 |
Preview |
Text
050701296.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |