Koeswandi, Ladonai Ami (2018) Kinship Terms Used By Two-Generation Cohorts Of Chinese-Indonesian In Mojokerto. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam keluarga, kita belajar untuk mengenali keluarga kita dengan istilah tertentu. Namun, istilah kinship berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Di penelitian ini, penulis akan mempelajari tentang istilah kinship dari dua kelompok generasi Cina-Indonesia di Mojokerto, yang hidup mengalami Era Suharto dan yang hidup mengalami era Pasca-Suharto. Dengan demikian, permasalahan penelitian yang penulis ajukan adalah; (1) Apa saja istilah kinship yang digunakan oleh dua kelompok generasi Cina-Indonesia di Mojokerto?; (2) Bagaimana sistem istilah kinship antara dua kelompok generasi Cina-Indonesia berbeda? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis juga menggunakan klasifikasi sosial sebuah generasi yang diusulkan oleh McCrindle pada tahun 2009 untuk mengkategorikan subjek penelitian. Penulis menggunakan sudut pandang sosiologis tentang studi generasional, dimana Elder (1978) mengusulkan penggunaan "kelompok generasi" sebagai alat untuk memepelajari lebih baik penelitian generasi. Sumber data penelitian ini adalah 6 orang, yang tiga diantaranya diambil dari Generasi-X dan tiga lainnya diambil dari Generasi-Z. Keenam informan ini adalah orang Cina-Indonesia yang tinggal dan lahir di Mojokerto. Hasil analisis menunjukkan bahwa istilah kinship oleh kedua kelompok generasi memiliki persamaan dan perbedaan. Kedua kelompok generasi menggunakan beberapa istilah kinship dari bahasa Mandarin, Cuan Ciu Hokkien dan Belanda. Namun, istilah kinship yang mereka gunakan saat ini merupakan istilah penyimpangan kinship Mandarin dan Cuan Ciu Hokkien seperti; Engkong, Emak, Sao-sao, Koko, Cece, Empek, Encik dan lainnya. Persamaan dan perbedaan ini disebabkan oleh hubungan keluarga dan latar belakang sejarah. Kesimpulan penyimpangan ini disebabkan oleh larangan cina dan banyak, rumitnya istilah kinship Cina sehingga membingungkan untuk digunakan. Studi ini keluar sebagai studi makro-sosiolinguistik yang tujuannya adalah belajar bagaimana masyarakat mempengaruhi bahasa mereka. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya melakukan studi mikro-sosiolinguistik mengenai istilah kinship cina. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarakan untuk memfokuskan studi ini pada faktor sosial lain seperti mengklasifikan berdasarkan jenis kelamin dan umur guna mempelajari persamaan dan perbedaan istilah kinship cina.
English Abstract
In family, we learn to identify each of our kin with a specific term. However, kinship terms is different from society to society. In this research, the writer will study about the kinship terms of two-generation cohorts of Chinese-Indonesians in Mojokerto, one who lived the Suharto Era and one who lived the Post-Suharto era. Thus, the problems of this research that the writer proposed are; (1) What are the kinship terms used by two-generation cohorts of Chinese-Indonesians in Mojokerto?; (2) How does the system of the kinship terms between two-generation cohorts of Chinese-Indonesians differ? This study used qualitative approach to conduct the research while using a social classification of generation proposed by McCrindle in 2009 in order to categorize the subject and also the writer choose a method of study based on sociological point of view about generational studies where Elder, G. H. Jr. (1978) proposed the use of “generational cohorts” as a device for introducing better precision into generational studies. The data source are 6 informants, in three of which belong to Generation-X and three others belong to Generation-Z. These 6 informants are Chinese-Indonesian who lived and born in Mojokerto. The result of the analysis shown the kinship terms by the two-generation cohorts have similarities and dissimilarities with each other. Both cohorts seems to combine some terms from Mandarin, Cuan Ciu Hokkien and Dutch kinship terms. However, the kinship terms they used today are more of the deviation of Mandarin and Cuan Ciu Hokkien kinship terms such as; Engkong, Emak, Sao-sao, Koko, Cece, Empek, Encik and others. In addition, the similarities and dissimilarities that both cohorts have were affected by family relation and historical background. In conclusion, a large number of Chinese kinship terms made it very complicated and confusing to use may have caused the deviation including the Chinese ban. As the study came out as a macro-sociolinguistics study whereas the goal is to focus on what societies do with their language, the writer would like to suggest for future researcher to do a micro-sociolinguistic study regarding Chinese kinship terms. As for future studies, it can focus on other social factors such as gender, age or other background to study more about the similarities and dissimilarities in Chinese kinship terms.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2018/60/051803272 |
Uncontrolled Keywords: | Istilah Kinship, Kelompok Generasi, Cina-Indonesia, Mojokerto |
Subjects: | 800 Literature (Belles-letters) amd rhetorics > 820 English & Old English literatures |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
Date Deposited: | 11 May 2018 06:25 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 03:49 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/10391 |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (409kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB V.pdf Download (629kB) | Preview |
Preview |
Text
BAGIAN DEPAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB IV.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (394kB) | Preview |
Preview |
Text
8. Lampiran.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB II.pdf Download (829kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB III.pdf Download (675kB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |