Geographical Elevation Influence Toward Vowel Sounds Of Balinese Language In Tabanan Bali (The Case Of Pujungan And Beraban Dialects)

Putri, DewaAyuDyahPertiwi (2015) Geographical Elevation Influence Toward Vowel Sounds Of Balinese Language In Tabanan Bali (The Case Of Pujungan And Beraban Dialects). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ketinggian geografis sebagai salah satu unsur dalam lingkungan diperkirakan dapat mempengaruhi pengeluaran bunyi dengan mempengaruhi tekanan udara di bawah rongga faring melalui tingkat tekanan udara di atmosfir. Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki pengaruh ketinggian geografis terhadap bunyi-bunyi vokal dalam Bahasa Bali. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti merumuskan dua buah rumusan masalah, yakni perbedaan ciri prosodi apakah yang ditemukan antara bunyi-bunyi vokal dalam Bahasa Bali yang diucapkan oleh masyarakat Desa Pujungan dan Beraban, serta pengaruh apakah yang diberikan oleh ketinggian geografis terhadap ciri prosodi. Kajian fonetik dalam aspek akustik digunakan dalam penelitian ini mengingat kecenderungan akustik merupakan esensi dari bahasa lisan seperti Bahasa Bali. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif non-eksperimental, dalam bentuk kausal komparatif. Proses pengumpulan sampel dilakukan pada dua desa di Kabupaten Tabanan, yaitu Desa Pujungan (mewakili daerah dataran tinggi) dan Desa Beraban (mewakili daerah dataran rendah). Purposive sampling digunakan dalam proses pengumpulan sampel (N=30 per desa), dimana sampel merupakan warga asli dari masing-masing desa yang diharuskan mengucapkan 13 kata swadesh yang telah ditentukan dalam sebuah percakapan natural. Ke-13 kata swadesh tersebut tentunya mengandung bunyi-bunyi vokal dalam Bahasa Bali. Bunyi-bunyi vokal yang dihasilkan akan melalui tahap pengukuran dalam media PRAAT untuk mendapatkan ciri akustiknya sebagai data penelitian. Selanjutnya data tersebut akan diuji dengan uji-t (α 0,05), dan dibandingkan. Hasil dari penelitian menujukkan bahwa tingkat kepanjangan dari seluruh bunyi vokal yang dihasilkan oleh warga Pujungan terbukti lebih pendek dibandingkan dengan bunyi vokal yang dihasilkan oleh warga Beraban. Di sisi lain, kelas nada maupun tekanan dari bunyi-bunyi vokal yang dihasilkan oleh warga Pujungan dan Beraban terbukti sama secara statistik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah ketinggian suatu tempat, maka semakin panjang bunyi yang akan dihasilkan. Akan tetapi, dikarenakan oleh aspek nada dan tekanan yang sama antara dialek pujungan dan beraban, maka pengaruh ketinggian geografis terhadap nada dan tekanan belum dapat dipastikan. Penelitian berikutnya disarankan untuk memilih lokasi sampling yang memiliki rentang lebih dalam dibandingkan dengan rentang antara Desa Pujungan dan Beraban, agar menghasilkan perbedaan yang lebih signifikan, terutama dalam kelas nada dan tekanan.

English Abstract

Geographical elevation as one of environmental elements is thought for taking part in sounds production by affecting the rate of air pressure beneath human pharyngeal cavity through the rate of atmospheric air pressure. By this, investigating the influence of geographical elevation toward prosodic features of vowel sounds in Balinese language would be the aim of this research. To reach the aim, the researcher formulated two problems that question what prosodic features differences are found among Balinese vowel sounds which are produced by Pujungan and Beraban villagers, and what influences are given by geographical elevation toward the prosodic features. The research is conducted in phonetic aspect acoustically, since acoustic tendency is the essence of verbal language as Balinese language. The research used non-experimental quantitative design, specifically causal-comparative research. The sampling process was done in two villages in Tabanan regency, which were Pujungan (high elevation region) and Beraban (low elevation region). The samples (N=30 per village) were collected by purposive sampling in which the samples should be the native of each village who should utter 13 selected swadesh words which contain all of vowel sounds in Balinese language in a natural conversation. The vowel sounds would be measured by PRAAT to find out their acoustic features as the research data which indicate the rate of their prosodic features. Further, the data were tested by T-test (α 0.05), and compared. As results, the length of entire vowel sounds which were uttered by Pujungan villagers were found to be shorter than those which were uttered by Beraban villagers. Instead, the pitch and stress of vowel sounds which were uttered by Pujungan and Beraban villagers were found to be similar statistically. By this, it could be concluded that the lower the elevation, the longer sounds would be produced. However, since the pitch and stress in Pujungan and Beraban dialects were found to be similar, the influence of geographical elevation toward them could not be confirmed accordingly. A suggestion was given for future related researches to select sampling regions which have deeper elevation gap compared to the elevation gap between Pujungan and Beraban villages for resulting more significant difference, particularly for pitch and stress classes.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FBS/2015/161/ 051503853
Subjects: 400 Language > 420 English and Old English (Anglo-Saxon)
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 15 Sep 2015 14:36
Last Modified: 15 Sep 2015 14:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/101334
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item