Analisis Profitabilitas Dan Efisiensi Teknis Usahatani Bawang Daun (Allium Fistulosum L) Di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

Wijiati, Rina and Dr. Rosihan Asmara,, SE.,MP. and Wiwit Widyawati,, SP.,MP. (2021) Analisis Profitabilitas Dan Efisiensi Teknis Usahatani Bawang Daun (Allium Fistulosum L) Di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bawang daun (Allium fistulosum L.) merupakan jenis tanaman sayuran yang berpotensi dikembangkan di Indonesia baik secara intensif maupun komersial. Bawang daun menjadi komoditas utama yang banyak dikembangkan di Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Luas panen bawang daun terbesar di Kecamatan Jenawi terletak di Desa Gumeng. Menurut data Desa Gumeng, (2021) luas panen bawang daun di Desa Gumeng mencapai 47,8% atau hampir setengah area pertanian di Desa Gumeng. Hasil panen bawang daun di Desa ini menjadi pemasok utama bagi pasar daerah hingga pasar kota di Kabupaten Karanganyar. Akan tetapi, petani bawang daun mengatakan bahwa hasil produksinya tidak pasti atau berfluktuatif. Rata-rata produksi bawang daun dalam dua tahun terakhir sebesar 10-15 ton/ha (Desa Gumeng, 2021). Nilai tersebut masih belum mencapai potensi produksi bawang daun di Jawa Tengah yaitu sebesar 15-20 ton/ha(BPS Kabupaten Karanganyar, 2020). Meskipun sebanyak 80% petani Desa Gumeng melakukan usahatani bawang daun, mereka masih menghadapi permasalahan berupa biaya yang dikeluarkan masih tinggi terutama pada biaya pupuk anorganik dan juga permasalahan penyakit layu yang sering menyerang tanaman sehingga menyebabkan hasil produksi menurun. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis biaya yang digunakan dan tingkat efisiensi petani dalam usahatani bawang daun. Secara rinci, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) tingkat profitabilitas usahatani bawang daun; (2) faktor-faktor yang memengaruhi produksi bawang daun; (3) tingkat efisiensi teknis usahatani bawang daun; (4) faktor-faktor yang memengaruhi inefisiensi teknis usahatani bawang daun. Metode penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling. Sedangkan jumlah sampel yang diambil sebesar 40 petani bawang daun, menggunakan metode slovin dan disesuaikan dengan syarat penggunan software Frontier 4.1c. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder sebagai data pendukung. Metode analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian. Tujuan pertama dan kedua dianalisis menggunakan menggunakan analisis pendapatan dan profitabilitas. Tujuan ketiga dan keempat dianalisis menggunakan fungsi produksi stochastic frontier tipe Cobb-Douglass yang diestimasikan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimators (MLE). Hasil analisis data menunjukkan bahwa usahatani bawang daun di Desa Gumeng mampu menghasilkan keuntungan dan layak dikembangkan dengan nilai profitabilitas sebesar 40,63%. Nilai tersebut tentunya masih dapat ditingkatkan melalui alokasi faktor produksi yang tepat sesuai anjuran. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel faktor produksi yang secara signifikan memengaruhi produksi bawang daun yaitu luas lahan (X1), bibit (X2), dan tenaga kerja (X3) dengan pengaruh positif sedangkan pupuk organik (X4)dan pupuk NPK kujang (X5) berpengaruh secara negatif. Kemudian variabel pupuk NPK phonska (X6) dan pestisida (X7), secara signifikan tidak berpengaruh terhadap produksi bawang daun. Nilai rata-rata efisiensi teknis usahatani bawang daun sebesar 0,673 yang berarti bahwa usahatani bawang daun di Desa Gumeng belum mencapai efisien secara teknis dan secara signifikan, faktor yang memengaruhi adanya inefisiensi teknis yaitu umur petani. Sedangkan faktor pendidikan dan pengalaman petani tidak berpengaruh terhadap inefisiensi teknis usahatani bawang daun di Desa Gumeng.

English Abstract

Scallion (Allium fistulosum L.) is a type of vegetable plant that has the potential to be developed in Indonesia both intensively and commercially. Scallions are the main commodity that is widely developed in Jenawi District, Karanganyar Regency, Central Java. The largest scallion harvest area in Jenawi District is located in Gumeng Village. According to data from Gumeng Village, (2021) the harvested area of scallions in Gumeng Village reached 47.8% or almost half the agricultural area in Gumeng Village. The scallion harvest in this village is the main supplier for regional markets to city markets in Karanganyar Regency. However, scallion farmers say that their production yields are uncertain or fluctuating. The average production of scallions in the last two years is 10-15 tons/ha (Gumeng Village, 2021). This value has not yet reached the potential for scallion production in Central Java, which is 15-20 tons/ha (BPS Karanganyar Regency, 2020). Although as many as 80% of Gumeng Village farmers do scallion farming, they still face problems in the form of high costs, especially the cost of inorganic fertilizers and also the problem of wilt disease that often attacks plants, causing production yields to decline. This study generally aims to analyze the costs used and the level of efficiency of farmers in scallion farming. In detail, this study aims to analyze: (1) the level of profitability of scallion farming; (2) factors that affect the production of scallions; (3) the level of technical efficiency of scallion farming; (4) factors that affect the technical inefficiency of scallion farming. The method of determining the sample using simple random sampling method. While the number of samples taken was 40 scallion farmers, using the slovin method and adjusted to the terms of using Frontier 4.1c software. The data taken in the form of primary data and secondary data as supporting data. The data analysis method in this study was adapted to the research objectives. The first and second objectives were analyzed using income and profitability analysis. The third and fourth objectives were analyzed using the Cobb-Douglass stochastic frontier production function which was estimated using the Maximum Likelihood Estimators (MLE) method. The results of data analysis showed that scallion farming in Gumeng Village was able to generate profits and was feasible to be developed with a profitability value of 40.63%. Of course, this value can still be increased through the proper allocation of factors of production. Variables of production factors that significantly affect the production of scallions are land area (X1), seeds (X2), and labor (X3) with a positive influence and organic fertilizers (X4) and NPK kujang fertilizers (X5) have a negative effect. While the NPK phonska fertilizer (X6) and pesticide variables (X7) did not significantly affect the production of scallions. The average value of the technical efficiency of scallion farming is 0.673 which means that the scallion farming in Gumeng Village has not reached technical efficiency and significantly, the factor that affects the technical inefficiency is the age of the farmer. Meanwhile, the education and experience factors of farmers do not affect the technical inefficiency of scallion farming in Gumeng Village.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521040051
Uncontrolled Keywords: profitabilitas, efisiensi teknis, usahatani, bawang daun., profitability, technical efficiency, farming, scallion.
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 27 Jan 2022 03:18
Last Modified: 15 Oct 2024 02:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188951
[thumbnail of 175040100111008 - RINA WIJIATI_unlocked (1).pdf] Text
175040100111008 - RINA WIJIATI_unlocked (1).pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item