Pengaruh Pemberian Dua Jenis Pupuk yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Biomassa Genus Amphora

Panjaitan, Ayu Alisa and Prof. Ir. Yenny Risjani,, DEA, Ph.D (2021) Pengaruh Pemberian Dua Jenis Pupuk yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Biomassa Genus Amphora. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Genus Amphora merupakan mikroalga kelompok diatom bersel tunggal yang membentuk rangkaian berupa koloni dan memiliki dinding sel dengan kandungan silikat (SiO2). Genus Amphora membutuhkan keberadaan nutrien yang mengandung senyawa anorganik untuk mendukung pertumbuhannya. Pupuk NPK merupakan golongan pupuk majemuk dengan kandungan unsur hara lebih dari satu jenis dengan kandungan yang lengkap. Pupuk diatom merupakan pupuk campuran yang sering digunakan pada kultur mikroalga jenis diatom skala laboratorium. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK dan pupuk diatom dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan biomassa genus Amphora serta mengetahui pupuk yang dapat memberikan pertumbuhan dan biomassa yang terbaik. Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Tanjung Batu Landangan kabupaten Situbondo dan penelitian dilaksanakan di Balai Perikanan dan Budidaya Air Payau Situbondo pada bulan April hingga Mei 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen pada skala laboratorium dengan menggunakan rancangan acak lengkap sebanyak 7 dengan 3 perlakuan pupuk NPK, 3 perlakuan pupuk diatom dan 1 perlakuan kontrol masing-masing dengan 3 kali ulangan. Dosis pupuk NPK yang digunakan yaitu A (10 ppm), B (15 ppm), C (20 ppm) dan dosis pupuk diatom yaitu D (0,5 mL/L), E (1 mL/L), F (1,5 mL/L) dengan kontrol tanpa pupuk K (0 mL/L). Kultur dilakukan selama tujuh hari mengguakan 21 botol plastik ukuran 1 liter dengan volume air kultur sebanyak 500 ml yang menggunakan bibit sebanyak 100 mL. Parameter utama yang diukur antara lain kepadatan, laju pertumbuhan spesifik, doubling time, dan biomassa. Parameter pendukung yang diukur antara lain intensitas cahaya, suhu, pH, salinitas, nitrat, dan fosfat. Pertumbuhan genus Amphora diamati setiap hari menggunakan haemocytometer dengan bantuan mikroskop Olmypus CX23 dan pengukuran biomassa dilakukan pada fase eksponensial. Analisis data menggunakan analysis of variance (ANOVA) dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada tingkat kepercayaan 95 % (a=0,05) dan dilanjutkan dengan uji BNT kemudian uji polynomial orthogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur genus Amphora dengan pupuk NPK diperoleh hasil kepadatan teringgi pada dosis 10 ppm sebesar 64,5 x 104 sel/ml dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 0.89 /hari dengan r2 = 0,811. Nilai biomassa tertinggi diperoleh dari dosis 10 ppm dengan rata-rata 1,61 x 10-3 mg/ml dengan r2 = 0,867. Sedangkan kultur dengan pupuk diatom, diperoleh hasil kepadatan teringgi pada dosis 1 mL/L sebesar 63,25 x 104 sel/ml dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 1,015/ hari dengan r2 = 0,803. Nilai biomassa tertinggi diperoleh dari dosis 10 ppm dengan rata-rata 1,94 x 10-3 mg/ml dengan r2 = 0,875. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pupuk NPK menghasilkan kepadatan yang lebih tinggi daripada pupuk diatom namun laju pertumbuhan dan biomassa pupuk diatom lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk NPK. Laju pertumbuhan pupuk diatom lebih tinggi karena fase eksponensial genus Amphora terjadi lebih cepat daripada perlakuan pupuk NPK. Biomassa pada pupuk diatom lebih tinggi karena genus Amphora mampu menyerap nutrien dengan baik. Oleh karena itu, pupuk terbaik untuk kultur genus Amphora pada skala laboratorium yaitu pupuk diatom

English Abstract

Genus Amphora is a single-celled group of diatom microalgae that form a series of colonies and have cell walls containing silicate (SiO2). The genus Amphora requires the presence of nutrients containing inorganic compounds to support its growth. NPK fertilizer is a group of compound fertilizers containing more than one type of nutrient with a complete content. Diatom fertilizer is a mixed fertilizer that is often used in laboratory-scale diatom microalgae culture. The purpose of this study was to determine the effect of giving NPK fertilizer and diatom fertilizer with different doses on the growth and biomass of the genus Amphora and to determine which fertilizer could provide the best growth and biomass. Sampling was carried out at Tanjung Batu Landangan Beach Situbondo and the research was carried out at the Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo from April to May 2021. The method used in this study is an experimental method on a laboratory scale using a randomized design of 7 and 3 repetitions. The doses of NPK fertilizer used were A (10 ppm), B (15 ppm), C (20 ppm) and the doses of diatom fertilizer were D (0.5 mL/L), E (1 mL/L), F (1, 5 mL/L) with control without fertilizer K (0 mL/L). The culture was carried out for seven days using 21 plastic bottles measuring 1 liter with a volume of 500 ml of culture water using 100 ml of seeds. The main parameters measured were density, specific growth rate, doubling time, and biomass. Supporting parameters measured include light intensity, temperature, pH, salinity, nitrate, and phosphate. The growth of the genus Amphora was observed every day using a haemocytometer with the help of an Olmypus CX23 microscope and biomass measurements in the exponential phase. Data analysis used analysis of variance (ANOVA) with Completely Randomized Design (CRD) at a 95% confidence level (a=0.05) and continued with the BNT test and then the orthogonal polynomial test. The results showed that the culture of the genus Amphora with NPK fertilizer obtained the highest density at a dose of 10 ppm at 64,5 x 104 cells/ml with a specific growth rate of 0,89/day with r2 = 0,811. The highest biomass value was obtained from a dose of 10 ppm with an average of 1,61 x 10-3 mg/ml with r2 = 0,867. While culture with diatom fertilizer, obtained the highest density at a dose of 1 mL/L of 63,25 x 104 cells/ml with a specific growth rate of 1,015/day with r2 = 0,803. The highest biomass value was obtained from a dose of 10 ppm with an average of 1,94 x 10-3 mg/ml with r2 = 0,875. The conclusion of this study is that NPK fertilizer produces a higher density than diatom fertilizer but the growth rate and biomass of diatom fertilizer is higher than NPK fertilizer. The growth rate of diatom fertilizer was higher because the exponential phase of the genus Amphora occurred faster than the NPK fertilizer treatment. Biomass in diatom fertilizer is higher because the genus Amphora is able to absorb nutrients well. Therefore, the best fertilizer for culture of the genus Amphora on a laboratory scale is diatom fertilizer

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521080113
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.95 Biological resources > 333.956 Fishes
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 21 Jan 2022 06:43
Last Modified: 22 Feb 2022 07:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188648
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ayu Alisa Panjaitan.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item