Pengaruh Substitusi Pakan Lengkap Dengan Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Bobot Potong, Bobot Karkas Dan Persentase Karkas Pada Kelinci Peranakan New Zealand White Periode Lepas Sapih

Purwanti, Ratna Gea (2018) Pengaruh Substitusi Pakan Lengkap Dengan Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Bobot Potong, Bobot Karkas Dan Persentase Karkas Pada Kelinci Peranakan New Zealand White Periode Lepas Sapih. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kelinci mempunyai potensi perkembang biakkan dan kualitas daging yang baik, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pakan yang diberikan. Selain menggunakan hijauan, pakan yang dapat digunakan adalah konsentrat. Terobosan terbaru yang dapat digunakan untuk memaksimalkan potensi kelinci adalah penggunaan pakan lengkap yang di substitusi dengan daun kelor. Kandungan pakan lengkap sebagai berikut : kadar air 11,39%, abu 10,01%, protein 15,93%, lemak kasar 4,72%, serat kasar 17,24%. Selain penggunaan pakan lengkap digunakan juga daun kelor dalam keadaan kering, berikut kandungan nutrisi daun kelor kering : kadar air 4,0%, protein 28,44%, lemak 2,74%, kadar abu 7,95%, karbohidrat 7,95%, serat 12,63%, kalsium 1600-2200 mg, energi 307,30 kkal. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juni-17 Agustus di rumah Bapak Huri yang berada di Jalan Apel, Dusun Binangun, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi pakan lengkap dengan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap produksi bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas pada kelinci New Zealand White lepas sapih. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang substitusi pakan lengkap dengan daun kelor yang akan diberikan pada kelinci, sehingga dapat memaksimalkan potensi kelinci yang dipelihara oleh peternak. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap. Sebanyak 16 ekor kelinci berumur sekitar 35-40 hari yang memiliki kisaran bobot badan 640-852 g. Masing-masing kelompok mendapat perlakuan yang berbeda, perlakuan yang diberikan adalah P0 = pakan lengkap ditambahkan daun kelor 0%, P1 = pakan lengkap 90% ditambahkan daun kelor 10%, P2 = pakan lengkap 80% ditambahkan daun kelor 20%, P3 = pakan lengkap 70% ditambahkan daun kelor 30%. Parameter yang diamati bobot potong, bobot karkas, dan persentase karkas. Data yang diperoleh dihitung dan dicari rata-rata dan standar deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi pakan lengkap dengan daun kelor pada bobot potong mempunyai rataan terendah ke tertinggi yaitu P3 sebesar 1536,75±135,4 g/ekor, P2 sebesar 1547,25±39,24 g/ekor, P0 sebesar 1716,75±23,68 g/ekor dan P1 sebesar 1722,25±31,46 g/ekor, terhadap bobot karkas dari rataan bobot karkas tertinggi ke terendah yaitu P0 sebesar 1006,75±58,33 g/ekor, P2 sebesar 939,75±38,53 g/ekor, P1 sebesar 888,25±167,93 g/ekor dan P3 sebesar 823±9,19 g/ekor dan terhadap rataan persentase karkasv tertinggi ke terendah yaitu P0 sebesar 56,04±2,248%, P2 sebesar 54,31±0,452%, P3 sebesar 50,67±3,068% dan P1 sebesar 50,17±7,325%. Kesimpulan, Penggunaan daun kelor sebagai subsitusi pakan lengkap belum mampu menghasilkan kualitas karkas dengan baik, karena pemberian pakan yang kurang efisien. Saran, Sebaiknya penggunaan daun kelor sebagai bahan substitusi dikurangi takaran pemberiannya, karena pada pakan lengkap maupun daun kelor sendiri sudah mempunyai kandungan nutrisi yang baik.

English Abstract

The research method used is an experiment with a completely randomized design pattern. A total of 16 rabbits aged around 35-40 days with a body weight range of 640-852 g were grouped into 8 groups according to their body weight. Each group received different treatment, the treatment given was P0 = complete feed added Moringa leaves 0%, P1 = complete feed 90% added Moringa leaves 10%, P2 = complete feed 80% added Moringa leaves 20%, P3 = feed complete 70% added 30% Moringa leaves. Parameters observed were slaughter weight, carcass weight, and carcass percentage. Data obtained is calculated and searched for averages and standard deviations. The results showed that complete feed substitution with moringa leaves on cutting weight had the lowest to highest average of P3 of 3073.5 ± 270.82 g / head, P2 of 3094.5 ± 78.48 g / head, P0 of 3433.5 ± 47.37 g / head and P1 of 3444.5 ± 62.93 g / head, for carcass weight from the highest average carcass weight to the lowest, namely P0 of 2013.5 ± 116.6 g / head, P2 of 1879.5 ± 77.07 g / head, P1 is 1776.5 ± 335.87 g / head and P3 is 1646 ± 18.38 g / head and for the highest average carcass percentage is the lowest, P0 is 112.09 ± 4.49% , P2 is 108.62 ± 0.91%, P3 is 101.345 ± 6.14% and P1 is 100.345 ± 14.64%. Conclusion, the use of Moringa leaves as a complete feed substitute has not been able to produce carcass quality properly, due to inefficient feeding. Suggestion, We recommend that the use of Moringa leaves as a substitute material is reduced by the amount of the gift, because in the complete diet and Moringa leaves themselves already have good nutritional content.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/171/051909937
Uncontrolled Keywords: Moringa oleifera, New Zealand Whithe, slaughter weight, carcass weight, carcass percentage
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.9 Other mammals > 636.932 2 Other mammals (Oryctolagus (Old World rabbit))
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 17 Sep 2020 03:10
Last Modified: 24 Oct 2021 10:06
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/175937
[thumbnail of Ratna Gea Purwanti (2).pdf]
Preview
Text
Ratna Gea Purwanti (2).pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item