Pengaruh Pupuk Organik Dan Batuan Fosfat Alam Pada Inceptisols Sebagai Media Tanam Terhadap Perbanyakan Mikoriza Arbuskula (MA) Dengan Berbagai Tanaman Inang

Ukhtansyah, Ikhya Ulum (2019) Pengaruh Pupuk Organik Dan Batuan Fosfat Alam Pada Inceptisols Sebagai Media Tanam Terhadap Perbanyakan Mikoriza Arbuskula (MA) Dengan Berbagai Tanaman Inang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Keberadaan MA (Mikoriza Arbuskula) pada ekosistem pertanian sangat luas karena MA memiliki simbiosis mutualisme dengan akar tanaman dan dapat tumbuh dalam setiap jenis tanaman yang berperan sebagai inang diantaranya tanaman perkebunan, tanaman musiman dan tanaman tahunan. UB forest yang terletak di Desa Tawang Argo Kecamatan Karangploso memiliki bentuk penggunaan lahan agroforestri yang terdiri dari tanaman tahunan diantaranya pinus, mahoni, kopi dan tanaman musiman diantaranya kubis, cabai, jagung, ketela pohon sehingga mampu memainkan peran penting dalam pelestarian sumberdaya hutan salah satunya yaitu MA. Penelitian Nurul (2018) menunjukkan eksplorasi MA di UB Forest pada penggunaan lahan pinus (11-15 tahun) + kopi (P3k) menghasilkan jumlah spora MA tertinggi sebesar 327 spora 100 g tanah-1. Sebaran MA yang sangat melimpah di UB forest ini sangat berpotensi apabila digunakan sebagai pupuk hayati karena MA dapat merubah morfologi akar tanaman sehingga mengakibatkan pembesaran sistem akar, dengan demikian luas permukaan akar untuk menyerap unsur hara P menjadi lebih besar. Produksi pupuk hayati melalui pemanfaatan spora MA perlu adanya perbanyakan MA dengan menggunakan tanaman inang dan media tanam. Tanaman inang dan media tanam yang digunakan dalam kegiatan perbanyakan ini diantaranya yaitu tanaman inang Jagung (Zea mays L.), Kedelai (Glycine max (L) Merill) dan Tithonia (Tithonia diversifolia) serta media tanam yang terdiri dari tanah yang ditambahkan dengan pupuk kandang dan fosfat alam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tanaman inang dan media tanam yang paling baik dalam menghasilkan jumlah spora MA dan koloni MA sehingga dapat digunakan sebagai produksi pupuk hayati MA. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai November 2018, bertempat di Green House yang terletak di Dusun Sengkaling, Desa Mulyoagung, kabupaten Malang serta Laboratorium kimia dan biologi Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan tanaman inang (H) sebagai faktor pertama yang terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu jagung, kedelai dan tithonia. Selanjutnya media tanam (M) sebagai faktor kedua yang terdiri dari 6 taraf perlakuan yaitu (M0) kontrol, (M1) Tanah + Pupuk kandang 15 t ha-1, (M2) Tanah + Fosfat alam 150 kg ha-1, (M3) Tanah + Fosfat Alam 50 kg ha-1 + Pupuk Kandang 15 t ha-1 , (M4) Tanah + Fosfat Alam 100 kg ha-1 + Pupuk Kandang 10 t ha-1 , (M5) Tanah + Fosfat Alam 150 kg ha-1 + Pupuk Kandang 5 t ha-1. Parameter yang diamati dalam kegiatan perbanyakan MA ini diantaranya jumlah spora, koloni MA, P tersedia, Serapan P, pH, rasio akar tajuk, tinggi tanaman dan jumlah daun. Analisis jumlah spora, koloni MA, P tersedia, P tanaman, berat kering dan pH dilakukan dengan mengambil sampel media tanam dan tanaman setelah panen yang selanjutnya dilakukan analisis laboratorium di Laboratorium Biologi Tanah dan Kimia Tanah. Data yang telah diperoleh ditabulasi dan dianalisis keragamannya menggunakan Genstat 12th. Apabila berpengaruh nyata dilakukan uji DMRT untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Untuk mengetahui adanya hubungan antara kedua variabel dilakukan uji korelasi. Apabila terdapat hubungan antar variabel dilakukan uji regresi untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel tersebut. Analisis korelasi dan regresi ini dilakukan menggunakan software Ms.Exel 2016. Hasil perbanyakan menunjukkan pemberian fosfat alam dengan dosis M2 (fosfat alam 150 kg ha-1) lebih efisien dalam menghasilkan rata-rata jumlah spora MA tertinggi sebesar 320 spora MA 100 g tanah-1 dan koloni MA tertinggi sebesar 61,11 %. Parameter jumlah spora MA dan koloni MA menjadi tolak ukur dalam keberhasilan kegiatan perbanyakan ini dan didukung dengan parameter lainnya yaitu P tersedia, Serapan P, pH, rasio akar tajuk, tinggi tanaman serta jumlah daun sebagai indikasi bahwa produksi spora MA selama proses perbanyakan berjalan dengan baik. P tersedia yang dihasilkan menunjukkan perlakuan tanaman inang tithonia pada media tanam M0 menunjukkan P tersedia terendah sebesar 9,45 mg kg-1 dengan kategori sedang dan tanaman inang tithonia pada media tanam M1 menunjukkan P tersedia tertinggi sebesar 44,62 mg kg-1 dengan kategori sangat tinggi. Ketersediaan P yang tinggi dalam tanah akan diserap oleh tanaman inang sehingga serapan P yang dihasilkan juga tinggi. Nilai serapan P yang dihasilkan tanaman jagung pada seluruh media tanam sebesar 46,26 hingga 68,03 mg tanaman-1, tanaman kedelai pada seluruh media tanam sebesar 3,39 hingga 11,87 mg tanaman-1, dan pada tanaman tithonia pada seluruh media tanam sebesar 54,69 hingga 103,72 mg tanaman-1. Apabila serapan P tanaman inang tinggi maka pertumbuhan tanaman inang semakin baik dan produksi spora MA maksimal. Perlu kita ketahui bahwa perkembangan MA sangat bergantung pada pertumbuhan tanaman inang. Tanaman inang akan menghasilkan karbohidrat melalui proses fotosintesis dan karbohidrat yang dihasilkan dari tanaman inang ini akan digunakan oleh MA saat mengkoloni akar sebagai energi untuk perkembangannya.

English Abstract

The existence of AM (Arbuscular Mycorrhiza) in agricultural ecosystems is very broad because the MA has a symbiosis of mutualism with plant roots and can grow in any type of plant that acts as its host, including plantation crops, seasonal plants and annual crops. UB forest located in Tawang Argo Village, Karangploso Sub-District has a form of agroforestry land use consisting of annual crops including pine, mahogany, coffee and seasonal plants including cabbage, chili, corn, cassava so that it can play an important role in preserving forest resources, one of which is AM. Nurul's research (2018) shows that AM exploration in UB Forest on pine land use (11-15 years) + coffee (P3k) produced the highest number of AM spores of 327 spores of 100 g of soil-1. Therefore, through the existence of a very abundant distribution of AM in UB forest, it is very potential if the AM is used as biological fertilizer, since the MA has the benefit of being able to change plant root morphology resulting in enlargement of the root system, it will increase the surface area to absorb P nutrients. To produce biological fertilizers through the use of AM spores, it is necessary to have AM multiplication activities using hosts plants and planting media. Host plants and planting media which were used in this multiplication activity included the host plants of Corn (Zea mays L), Soybean (Glycine max (L) Merill) and Tithonia (Tithonia diversifolia), will the planting media was consisted of soil combined with manure and rock phosphate. In this study it is expected to produce good quantity and quality of MA spores so that they could be used in the production of biological fertilizers. This research was held in May until November 2018 at Green house in Sengkaling Village, Malang Regency and at the chemistry and biology laboratory, Soil Department, Faculty of Agriculture, University of Brawijaya. The research design was the Randomized Block Design Factorial with host plants (H) as main factor consisting of 3 treatment levels, namely corn, soybean and tithonia. The second factor was planting media (M) which consisted of 6 treatment levels, namely (M0) control, (M1) Soil + 15 t ha-1 manure, (M2) Soil + 150 kg rock phosphate ha- 1, (M3) Soil + rock phosphate 50 kg ha-1 + manure 15 t ha-1, (M4) Soil + rock Phosphate 100 kg ha-1 + manure 10 t ha-1, (M5) Soil + rock phosphate 150 kg ha-1 + manure 5 t ha-1. The parameters which were observed in this AM multiplication activity included the number of spores, AM colonies, available P, P uptake, pH, a ratio of shoot roots, plant height and number of leaves. Analysis of the number of spores, AM colonies, P-available, P level of the plant, dry weight and pH was carried out by taking samples of planting media and plants after harvest, which would then be analyzed in the Laboratory of Soil Biology and Soil Chemistry. The obtained data were tabulated and analyzed for diversity by using the 12th edition of genstat. If the effect of the DMRT test was significant, it would determine the differences between treatments. To find out the relationship between the two variables, a correlation test was conducted. If there was a relationship between variables, a regression test was done to find out how much the relationship between these variables. This correlation and regression analysis were performed using Ms.Exel 2016 software. Multiplication results showed that rock phosphate with an M2 dose (150 kg ha-1 rock phosphate) was more efficient in producing AM spores amounting to 320 AM 100 g soil-1 in maize and 61.11% AM colonies in soybeans. The parameter of AM spores and AM colonies was a benchmark in the success of this multiplication activity and was supported by other parameters, namely P-available, P uptake, pH, a ratio of shoot roots, plant height and number of leaves as an indication that AM spore production during the propagation process went well. The produced available showed that the treatment of the tithonia host in the M0 planting medium showed the lowest available P (9.45 mg kg-1) with the medium category and the tithonia host plant in the M1 planting medium showed the highest available P (44.62 mg kg-1) with the very high category. The high availability of P in the soil would be absorbed by the host plant so that the result of P uptake was also high. The P uptake value produced by maize in all planting media was 46.26 to 68.03 mg plant-1, soybean plants in all planting media were 3.39 to 11.87 mg of plant-1, and in tithonia plants in all media planting were 54.69 to 103.72 mg of plant-1 . If the P uptake was high, the plant growth would be better and it would maximiced the AM spores production. We need to know that the development of AM was very dependent on the growth of the host plants. The plants would produce carbohydrates through photosynthesis and the produced carbohydrates from these plants would be used by AM when colonizing the roots as energy for their growth.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/434/051907177
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.8 Fertilizers, soil conditioners, growth regulators > 631.86 Organic fertilizers
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:25
Last Modified: 24 Aug 2020 07:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173910
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item