Wibowo, Sopan Aji (2018) Implementasi Kebijakan Publik (Studi Kasus pada Implementasi Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis KotaMalang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kota Malang, sangat berpengaruh bagi tumbuh kembangnya Gelandangan dan Pengemis (gepeng) dan Anak Jalanan. Gelandangan dan Pengemis (gepeng) dan Anak Jalanan datang menyerbu Kota Malang bukan sendirian, namun dikerahkan oleh beberapa orang. Kemungkinan hal ini disebabkan karena anak jalanan, gelandangan dan pengemis tidak mempunyai keahlian khusus untuk bekerja selain itu anak jalanan, gelandangan dan pengemis juga ingin mendapatkan pundi-pundi uang secara instan. Pendidikan yang anak jalanan, gelandangan dan pengemis miliki relatif rendah yaitu lulusan SMP dan SD. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang berlokasi di Kota Malang, sedangkan situsnya berada di Dinas Sosial Kota Malang. Sumber datanya primer diperoleh dari beberapa wawancara dari informan yang berkaitan, sedangkan data sekundernya diperoleh dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan tema tersebut. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri, dan beberapa alat penunjang seperti pedoman wawancara, dan alat bantu lainnya. Pengemis jalanan Kota Malang beroperasi secara kelompok dan terorganisir. Dalam kelompok pengemis tersebut terdapat seorang pemimpin yang mempunyai ciri-ciri yaitu memiliki keberanian, mengatur anggotanya dan bijaksana dalam pembagian hasil mengemis. Sama halnya dengan mengemis, anak jalanan dan gelandangan hanya bermodal wajah memelas, kemudian memakai baju yang kusam dan membawa kaleng bekas, anak jalanan, gelandangan dan pengemis beraksi di perempatan-perempatan ataupun di pinggir jalan yang mana tempat itu ramai dengan aktivitas masyarakat. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Malang adalah melakukan penertiban, pembinaan, pemberian keterampilan yang dikhususkan oleh anak jalanan, sedangkan pengemis tua dan cacat dipulangkan dan pemberian modal kepada anak jalanan setelah selesai dari pelatihan keterampilan. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan adalah (1) kurangnya sarana dan prasarana; (2) kebocoran jadwal razia; (3) kurangnya dana untuk memberikan pelatihan-pelatihan. Respon pengemis jalanan terhadap kebijakan Pemerintah Kota Malang adalah Gelandangan dan Pengemis (gepeng) dan Anak Jalanan tidak mempedulikan dengan kebijakan tersebut dikarenakan tidak danya ketegasan dari kebijakan tersebut.
English Abstract
Increasing economic growth in Malang City is very influential for the growth and development of Homeless Beggars and Street Children. Homeless and Beggars and Street Children came invading Malang is not alone, but deployed by some people. The possibility of this is because street children, homeless and beggars have no special skills to work other than that street children, Homeless and beggars also want to get the coffers of money instantly. Education that street children, homeless and beggars have a relatively low graduates of junior and elementary school. The type of descriptive research with qualitative approaches located in the Malang City, while the site is in the Social Service Agency of Malang City. Primary data sources were obtained from interviews from related informants, while secondary data were obtained from documents relating to the theme. Techniques of collecting data through interviews, observation, and documentation. While the research instrument is the researcher himself, and some supporting tools such as interview guides, and other aids. Malang street beggars operate in a group and organized. In the beggar group there is a leader who has the characteristics of having courage, organizing members and wise in sharing the begging. Similar to begging, street children and homeless people only have a pitiful face, then wear dull clothes and carry old tins, street children, vagrants and beggars in action at crossroads or on the side of the road where the place is crowded with community activities. Policies taken by the City Government of Malang are conducting curbing, guidance, giving skills that are specified by street children, while old and disabled beggars are repatriated and giving capital to street children after completion of skill training. Constraints faced in the implementation of the policy are (1) lack of facilities and infrastructure; (2) raid schedule leakage; (3) lack of funds to provide trainings. The response of street beggars to the policy of Malang City Government is homeless and beggars and street children are not concerned with the policy due to not and the firmness of the policy.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIA/2018/938/051811024 |
Uncontrolled Keywords: | Kebijakan, Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis-Policy, Street Children, Homeless and Beggar |
Subjects: | 300 Social sciences > 362 Social problems of and services to groups of people > 362.7 Young people |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 21 May 2019 01:20 |
Last Modified: | 23 Oct 2021 05:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/165436 |
Preview |
Text
Sopan Aji Wibowo.pdf Download (9MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |