Paranoan, Selmita (2011) Passanan Tengko’: Studi Etnografi Praktik Akuntabilitas pada Upacara Aluk Rambu Solo’ dalam Organisasi Tongkonan. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna dan bentuk akuntabilitas upacara Aluk Rambu Solo` dalam organisasi sosial Tongkonan yang menggunakan pendekatan interpretif dengan metode etnografi. Tongkonan berasal dari kata Tongkon yang berarti duduk, yang mengartikan bahwa sebagai tempat duduk menyelesaikan masalah kehidupan terutama kehidupan keluarga yang berketurunan dari Tongkonan itu dan juga kehidupan masyarakat pada umumnya. Tongkonan berfungsi sebagai pusat ritus dan pusat tata kelola kekerabatan suatu kelompok masyarakat. Tongkonan bertanggung jawab dalam pelaksanaan ritual Aluk Rambu Solo` (Upacara Kematian) yang dilaksanakan sesuai dengan Tana ` (Struktur pelapisan status sosial). Hasil pemaknaan dan bentuk akuntabilitas upacara Aluk Rambu Solo` dalam organisasi Tongkonan dibedakan dalam tiga dimensi utama yaitu akuntabilitas Cinta Kasih, Sosio ‐ Kultural dan Fisik. Bentuk akuntabilitas Cinta Kasih Tongkonan ada yang bersifat abstrak dalam bentuk Kapatonganan (Keimanan) dan Kapasiturusan (Ketaatan) kepada Puang Matua (Tuhan) dan bersifat konkrit dalam bentuk pengabdian kepada sesama manusia. Akuntabilitas Sosio ‐ kultural dalam Tongkonan dinilai dengan cara bagaimana bati` to mate (Anak “Si Mati”) mempertahankan siri` (Harga diri/ Martabat) dengan kasiturusan (Partisipasi) sebagai bukti konkritnya. Bentuk akuntabili
English Abstract
This study aims to comprehend meaning and accountability form of Aluk Rambu Solo` ceremony in social organization of Tongkonan and it uses interpretive approach with ethnographic methodology. Tongkonan comes from word Tongkon which means sitting. It refers to a seat as a place where problems in life are solved, especially life of those who are descended from Tongkonan, and life of people in common. Tongkonan functions as ritual core and center of relative management in a social neighborhood. Tongkonan takes responsibility in ritual conduct of Aluk Rambu Solo` (death ceremony) which is held based on Tana` (structure of social strata leveling). result of comprehending and accountability form of Aluk Rambu Solo` ceremony on Tongkonan organization is classified into three main forms, love; Socio-cultural; and physical accountability. concept of Tongkonan love accountability can be abstractive in form of Kapatongan (believe) and Kapasiturusan (observance) to Puang Matua (God), or it may be concrete that it is in form of dedication to humanities. Socio-cultural accountability in Tongkonan is seen through how bati` to mate (child of dead) defend siri` (dignity) with Kasiturusan (participation) as its concrete proof. Physical accountability can be done through Passura (registering) and Pengkilala (memorizing). According to result of comprehending and forms, it has been constructed a concept of ceremony ARS accountability
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/657.3/PAR/p/041200008 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 657 Accounting > 657.3 Financial reports (Financial statements) |
Divisions: | S2/S3 > Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
Depositing User: | Endro Setyobudi |
Date Deposited: | 26 Apr 2012 11:23 |
Last Modified: | 09 Nov 2022 02:00 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/159152 |
Text
SELMITA PARANOAN.pdf Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |