Triaji, Muhammad (2016) Penggunaan Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Penentuan Status Mutu Air Sungai Porong Sidoarjo. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sungai Porong termasuk sungai besar yang bersumber dari Sungai Brantas. Sungai porong memiliki permasalahan yang sangat kompleks dan mengakibatkan penurunan kualitas air akibat perubahan tata guna lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia mulai dari industri, pemukiman, pertanian, perikanan, penambangan pasir, dan aktivitas pembuangan lumpur lapindo. Sungai Porong bisa diibaratkan sebagai tempat sampah berjalan yang bisa mengantarkan berbagai buangan menuju ke muara sungai dan nantinya akan terendap dan terakumulasi di muara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk. Menganalisis keadaan kualitas air sungai Porong Sidoarjo ditinjau dari sifat fisika dan kimia perairan. Kemudian mengidentifikasi tingkat keanekaragaman jenis makrozoobentos di perairan sungai Porong Sidoarjo. Selanjutnya menentukan jenis makrozoobentos yang paling cocok digunakan sebagai bioindikator pencemaran di perairan sungai Porong Sidoarjo. Penentuan lokasi sampling makrozoobentos dilakukan menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan memperhatikan berbagai pertimbangan masukan limbah dari rumah tangga, pertanian, peternakan, perikanan dan kegiatan usaha/industri berlangsung di DAS serta dampak yang ditimbulkan pada sungai tersebut. Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan berdasarkan tipe substrat lokasi penelitian, karena berdasarkan hal tersebut kita dapat menentukan alat apa yang cocok untuk digunakan dalam melakukan sampel. Untuk tipe substrat berbatu, kerikil atau padas dapat dilakukan dengan menggunakan jaring tangan berukuran 500 μm, kemudian untuk Tipe substrat pasir atau lumpur dapat dilakukan dengan menggunakan Eckman Grab. Analisis data meliputi Kepadatan Relative, Komposisi Jenis, Indeks BMWP dan ASPT, serta Indeks Storet dan NFS-WQI Hasil analisis data NSF-WQI (Nasional Sanitation Foundation–Water Quality Index) diketahui bahwasannya kondisi semua stasiun pengamatan sungai porong dalam kriteria medium (sedang) hal ini dikarenakan skor yang dihasilkan dari analisis NSF-WQI tidak melebihi dari angka 70, sedangkan kriteria sedang pada metode ini berada pada kisaran 50-70. Parameter perairan yang digunakan menggunakan NSF-WQI (Nasional Sanitation Foundation–Water Quality Index) berjumlah 9 parameter (BOD, DO, nitrate, total phosphate, temperature, turbidity, TSS, pH, and Fecal Coliform) tidak menggunakan 8 paremeter. Berdasarkan hasil analisis data kualitas air menggunakan Metode Storet dengan PP No.82 Tahun 2001 sebagai acuan baku mutu airnya maka di dapatkan bahwa kualitas air sungai Porong tergolong dalam kategori buruk dengan skor -40 untuk peruntukan air kategori kelas III (air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut). Penyumbang nilai skoring ini meningkat ialah dari parameter COD Chemycal Oxygen Demand dan TOM (Total Orgnaic Matter). Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi komposisi makrozoobentos diketahui bahwasannya makrozoobentos yang ditemukan berjumlah 15 taksa yang berasal dari 6 kelas (Crustacea, Turbellaria, Bivalvia, Gastropoda, Oligochaeta, vii Insecta) dan 9 0rdo (Diptera, Lumbriculida, Sorbeoconcha, Trichoptera, Veneroida, Ephemeroptera, Tricladida, Decapoda, Pulmonata). Grafik Komposisi Makrozoobentos menunjukan bahwa tingkat keanekaragaman dan jumlah spesies yang ditemukan di setiap stasiun penelitian menunjukan hasil yang rendah, hal ini dikarenakan lokasi penelitian termasuk dalam wilayah sungai Brantas bagian tengah sampai hilir. Wilayah ini merupakan wilayah padat penduduk dan wilayah ekonomi maju yang banyak tumbuh pusat pusat industri, jumlah taksa tertinggi terdapat pada stasiun 5 dengan jumlah taksa yang ditemukan sebanyak 11 spesies dan Jumlah taksa terendah yang ditemukan dari hasil pengamatan dan identifikasi makrozoobentos di sungai Porong yakni terdapat pada stasiun 2 dan 6. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan indeks BMWP yang sudah di modifikasi dan ASPT diketahui klasifikasi perairan sungai Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur tergolong dalam perairan buruk semuanya. Kategori ini disebabkan karena penyumbang skor paling banyak dari jenis makrozoobentos yang hidup di substrat lumpur dan pasir. Kecepatan arus pada lokasi penelitian juga tergolong dalam kondisi arus yang sangat lambat sampai sedang sehingga dapat mempengaruhi jenis substrat yang terdapat di perairan tersebut. Komposisi makrozoobentos yang ditemukan pada kategori perairan buruk antara lain Lumbriculidae, Chironomous Thimmi, Branchiura, Chironomidae, dan Tanypodinae. dari keseluruhan makrozoobentos tersebut dalam indeks BMWP skorya sangat kecil sekali dan jenis tersebut dapat hidup di rentang lingkungan yang luas. Substrat pada lokasi penelitian semuanya di dominasi oleh lumpur dan pasir, dengan kecepatan arus yang tergolong sangat lambat sampai sedang (9-33 cm/s). faktor lingkungan lain yaitu suhu berkisar antara (28-29°C), pH berkisar antara (6,8- 8,1), konsentrasi DO berkisar antara (4,83-7,62 mg/l), kandungan COD berkisar antara (63-189 mg/l) sedangkan baku mutu air menurut PP No.82 Tahun 2001 saja batas maksimum untuk air kelas III cuma (50 mg/l), jadi kandungan COD pada semua lokasi penelitian melebihi ambang batas yang telah ditetapkan. Kemudian untuk nilai TOM juga melebihi ambang batas yang disyaratkan untuk perairan sungai berkisar antara (1-10 mg/l) tetapi kondisi nyata dilapangan menunjukan angka yang cukup besar yakni (15-37 mg/l). Kesimpulan dari penelitian ini ialah hasil analisis makrozoobentos menggunakan indeks BMWP dan ASPT menunjukkan hasil (1,3-4) yang artinya tergolong dalam perairan buruk. Kemudian analisis kualitas air menunjukan hasil yang singkron karena sama sama menunjukan status mutu perairan yang tergolong dalam kondisi buruk, pada indeks storet menunjukkan hasil (-40) tergolong dalam perairan buruk dan pada NSF-WQI juga menunjukkan hasil medium antara (52,41- 59,89). Selanjutnya jenis makrozoobentos yang cocok digunakan sebagai bioindikator status mutu air sungai porong ialah dari kelas Oligochaeta dan Insecta karena selalu ditemukan disetiap stasiun penelitian karena jenis makrozoobentos tersebut sangat toleran dengan semua kondisi perairan yang ada di sungai Porong. Saran dari hasil penelitian ini ialah diharapkan pemerintah terkait tetap melakukan pengontrolan pada pihak industri dan selalu memberikan sosialisai kepada masyarakat tentang betapa pentingnya sungai. Jika pengontrolan pada pihak industri sudah dilakukan dan sosialisasi kepada masyarakat dilakukan, hendaknya pemerintah setempat membuat suatu program pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada sungai agar kualitas perairan bisa terus terjaga dengan baik karena masyarakat merasa memiliki dan membutuhkan sungai.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/577.64/TRI/p/2017/041700435 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 577 Ecology > 577.6 Aquatic ecology |
Divisions: | S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 30 May 2017 14:16 |
Last Modified: | 21 Jul 2022 08:58 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/157717 |
Text
MUHAMMAD TRIAJI.pdf Download (7MB) |
Actions (login required)
View Item |