Mugiyati (2017) Pengaruh Air Kelapa Merah Yang Muda Dan Tua Sebagai Pengencer Terhadap Kualitas Semen Kambing Boer Selama Penyimpanan Dingin. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas kambing Boer adalah dengan meningkatkan mutu genetik yakni dengan program Inseminasi Buatan (IB). Salah satu keberhasilan IB dipengaruhi oleh kualitas semen cair. Semen cair merupakan semen hasil pengencera yang proses penyimpanannya hanya pada suhu dingin (cooling) 3-5oC. Cairannya diejakulasikan oleh alat kelamin jantan yang terdiri dari spermatozoa dan seminal plasma (semen) yang dikembangkan menggunakan pengencer yang ada. Salah satu syarat pengencer adalah murah harganya dan mudah untuk didapatkan seperti air kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kelapa merah yang muda dan tua sebagai pengencer terhadap kualitas semen kambing Boer selama penyimpanan dingin. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah semen kambing Boer yang didapatkan dari Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2016 hingga 31 Januari 2017. Penampungan semen dilakukan dua viii kali dalam seminggu menggunakan metode vagina buatan. Persyaratan semen segar yang digunakan yaitu semen yang mempunyai motilitas individu ≥ 70% dan motilitas massa 2+. Pengencer yang digunakan meliputi kontrol yang berupa Tris Aminomethan Kuning Telur dan pengencer air kelapa merah yang muda dan tua dengan penambahan kuning telur 20%. Kuning telur yang digunakan dihasilkan dari telur ayam ras petelur (layer) dengan umur telur kurang dari 3 hari yang didapatkan di Desa Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium dengan jenis Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan yaitu P0 (Tris Aminomethan + 20% KT), P1 (Air Kelapa Merah Muda + 20% KT) dan P2 (Air Kelapa Merah Tua + 20% KT) masing-masing 10 kali ulangan. Selanjutnya apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata, maka dilakukan pengujian selanjutnya menggunakan uji jarak Duncan (Duncan Multiple Range). Variabel yang diamati meliputi persentase motilitas, persentase viabilitas dan persentase abnormalitas spermatozoa selama pendinginan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari ke-3 persentase motilitas spermatozoa selama penyimpanan dingin memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05), sedangkan pada viabilitas memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01), dan pada abnormalitas tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05). Persentase motilitas spermatozoa yang dapat digunakan untuk IB menurut SNI adalah ≥40%. Pada hari ke-3 motilitas dianalisis dengan Chi Square didapatkan hasil bahwa P0 masih dapat digunakan untuk IB dengan total spermatozoa motil 65±7,84 juta/ml, sedangkan untuk P1 dan P2 tidak dapat digunakan untuk IB dengan totla spermatozoa motil 19±28,36 juta/ml dan 36,5±28,19 juta/ml. ix Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Tris Aminomethan mampu mempertahankan kualitas semen kambing Boer lebih baik dari pengencer air kelapa. Sedangkan air kelapa merah tua lebih baik dibandingkan dengan air kelapa merah muda yang berarti air kelapa sebagai pengencer berpengaruh terhadap kualitas semen kambing Boer selama penyimpanan dingin terhadap motilitas tetapi tidak pada viabilitas dan abnormalitas. Disarankan menggunakan air kelapa merah tua + 20% Kuning Telur untuk digunakan sebagai pengencer dan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai air kelapa agar mampu mempertahankan spermatozoa lebih lama.
English Abstract
The aim of this research was to know the effect of maturity of red coconut water as a diluent to the sperms quality of Boer goats during chilled preservation. The research was carried out at Laboratory Sumber Sekar Faculty of Animal Husbandry University of Brawijaya Malang, on 11st December 2016 until 31st January 2017. The method used in this research was laboratory experimental using Randomized Block Design with three treatments, P0 (Tris Aminomethane + 20% Egg Yolk), P1 (Young Red Coconut Water + 20% Egg Yolk) and P2 (Mature Red Coconut Water + 20% Egg Yolk) which each treatment using 10 repetitions. The observed variables include the percentage of motility, percentage of viability and percentage of abnormal spermatozoa during chilled preservation The results showed that on the 3nd day the percentage of motility of spermatozoa during chilled preservation gave a significant effect (P<0.05), while on viability gave a very significant effect (P<0.01), and on abnormality did not give a significant effect (P> 0.05). The highest of total motile spermatozoa was P0 (Tris Aminomethan + 20% Egg Yolk). P2 better than P1 on vi motility, but not on viability and abnormality. The conclusions was the maturity of red coconut water can improve motility, but can not improve viability and abnormality. The suggested was use Mature Red coconut water + 20% Egg Yolk as a diluent and do further research on coconut water to be able to maintain spermatozoa longer.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2017/116/051703958 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 23 May 2017 09:46 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 02:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138121 |
Text
COVER.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
ISI-LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |