Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Kerapu di Desa Labuhan Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan, Jawa Timur

Prasetyo, AntonEko (2014) Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Kerapu di Desa Labuhan Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

prospek budidaya ikan kerapu di Indonesia cukup cerah dengan semakin meningkatnya permintaan pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri, permintaan pasar lokal terutama untuk hidangan-hidangan pada restauran-restauran dan pasar luar negeri sebagai komoditi ekspor dengan sasaran utama Hongkong, Singapura, dan Jepang. Untuk memenuhi permintaan tersebut, maka nelayan berusaha untuk menangkapnya semaksimal mungkin. Jika hal ini terus dilakukan oleh nelayan untuk memenuhi permintaan konsumen, di khuatirkan populasi ikan kerapu terus menurun yang akhirnya tentu dapat menyebabkan kepunahan bahkan menjadi ikan endemic di masa mendatang. Kegiatan budidaya ikan memiliki prospek yang menjanjikan di wilayah pesisir Kecamatan Brondong. Dalam hal ini budidaya yang dimaksud adalah tambak kerapu di Desa Labuhan yang memiliki kualitas panen yang sangat baik. Tambak kerapu ini telah dikenal hingga ke luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang pasar ikan kerapu di tahun 2013-2015, strategi pengembangan usaha dan kelayakan usaha budidaya ikan kerapu di Desa Labuhan dilihat dari beberapa aspek, yang meliputi Aspek Teknis, Finansial, Manajemen, Lingkungan dan Sosial Ekonomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner, studi pustaka dan observasi. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Tahun 2013-2015 Ikan kerapu Nasional memiliki peluang pasar sebesar 888.532,6 ton, sedangkan produksi budidaya ikan kerapu di Lamongan rata-rata sebesar 256,4 ton atau masih sebesar 0,028% dari peluang pasar yang ada. Produk yang dihasilkan dalam budidaya ikan kerapu di Desa Labuhan adalah ikan kerapu jenis Cantang, Lumpur dan Macan. Promosi dilakukan melalui KUD Minatani Brondong, DKP Lamongan dan perusahaan perikanan. Penentuan harga ikan kerapu berdasarkan harga pasar, harga ikan kerapu cantang Rp. 75.000,- , ikan kerapu lumpur Rp. 85.000,- dan ikan Kerapu Macan Rp. 110.000,-. Tempat pendistribusian meliputi : Surabaya, Jakarta, Bali, Solo, Jogjakarta dan Semarang. Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya ikan kerapu di Desa Labuhan sangat mudah, hal ini karena perlakuan yang dilakukan hanya ada 4 tahap, yaitu diantaranya : Memeriksa dan memelihara lahan tambak, Memilih benih ikan kerapu, Pemberian pakan pada ikan kerapu, Penyortiran ukuran dan pemanenan ikan kerapu. Selain 4 tahap tersebut ada juga kendala dalam usaha ini, kendala tersebut meliputi : faktor penyakit, faktor limbah, faktor cuaca yang tidak bisa di prediksi dan penyediaan pakan. Tiap jenis ikan memiliki masa panen yang berbeda-beda, untuk ikan kerapu Cantang memiliki masa budidaya selama 1 tahun 2 bulan dengan analisis jangka pendek yang meliputi nilai modal usaha sebesar Rp 154.230.667, Total Biaya Rp 125.030.667, penerimaan Rp 180.000.000, keuntungan Rp 54.969.333, R/C Ratio 1,44, BEP Sales Rp 67.134.351, BEP Unit 895 kg dan Analisis jangka panjang yang meliputi ARR Sales 151%, ARR Investment 395%, NPV 185.205.097, IRR 204%, PI 7,34 dan PP 0,61. Masa Budidaya ikan kerapu lumpur 1 tahun 6 bulan dengan analisis jangka pendek yang meliputi nilai modal usaha sebesar Rp 199.578.750, Total Biaya Rp 170.378.750, penerimaan Rp 204.000.000, keuntungan Rp 33.527.526, R/C Ratio 1,2, BEP Sales Rp 126.527.526, BEP Unit 1.489 kg dan Analisis jangka panjang yang meliputi ARR Sales 79%, ARR Investment 179%, NPV 78.353.081, IRR 134%, PI 3,68 dan PP 0,94. Masa Budidaya ikan kerapu macan 2 tahun 4 bulan dengan analisis jangka pendek yang meliputi nilai modal usaha sebesar Rp 280.852.500, Total Biaya Rp 251.652.500, penerimaan Rp 264.000.000, keuntungan Rp 12.347.500, R/C Ratio 1,05, BEP Sales Rp 235.517.595, BEP Unit 2.141 kg dan Analisis jangka panjang yang meliputi ARR Sales -6%, ARR Investment -6%, NPV -2.059.523, IRR 51%, PI 0,93 dan PP 1,74. Dari analisis finansial jangka pendek dan jangka panjang dapat diketahui bahwa ikan kerapu Cantang memiliki keuntungan yang lebih besar, sedangkan ikan kerapu Macan tidak layak untuk dilanjutkan dilihat dari analisis finansial jangka panjang. Berdasarkan manajemennya banyak pembudidaya yang memliki perencanaan untuk memperluas lahan dan meningkatkan produksinya di masa yang akan datang. Limbah yang dihasilkan dari budidaya ikan kerapu berupa air dan bahan organik. Limbah air dari budidaya ikan kerapu dapat digunakan untuk budidaya bandeng. Meskipun begitu pembudidaya harus tetap waspada terhadap pembuangan limbah akhir dari budidaya bandeng. Pembudidaya juga menanam mangrove disekitar tambak untuk menjaga kualitas air. Budidaya ikan kerapu di Desa Labuhan membawa dampak positif terhadap masyarakat sekitar, diantaranya dapat membuka lapangan pekerjaan sebagai pekerja tambak dan pencari benih ikan kerapu lumpur di laut. Selain itu juga mampu menciptakan adanya kelompok tani tambak yang dapat memberi motivasi dan pembelajaran kepada masyarakat untuk ikut melakukan usaha budidaya ikan kerapu. selain itu juga manfaat dengan adanya kelompok ini adalah bantuan dari pemerintah berupa fasilitas budidaya dan perbaikan jalan akses untuk masuk ke dalam tambak, meskipun perbaikan jalan tidak dilakukan secara keseluruhan. Tetapi sayangnya kelompok tani tambak masih belum memiliki koperasi sendiri. Faktor Internal yang mempengaruhi Usaha budidaya ikan kerapu di Desa Labuhan meliputi kekuatan dan Kelemahan. a. Kekuatan meliputi : lokasi usaha yang strategis, budidaya ikan kerapu yang tidak rumit, adanya kelompok tani tambak budidaya, harga pakan yang murah, tiap responden memiliki perencanaan untuk meningkatkan produksi, limbah air dapat digunakan untuk budidaya bandeng, distribusi pengiriman hasil panen dilakukan oleh pedagang, dan jenis kerapu Cantang memiliki keuntungan lebih besar. b. Kelemahan meliputi : kurangnya pengawasan akan sarana dan prasarana, jenis kerapu Macan memiliki keuntungan yang Kecil, kurangnya perencanaan untuk jumlah dan masa panen, tidak adanya koperasi di dalam kelompok, menggunakan insektisida atau pestisida untuk mengatasi penyakit, masih bergantung dengan 1 jenis pakan, tidak ada Hatchery atau usaha pembenihan ikan kerapu di Desa Labuhan, dan masih bergantung pada benih dari alam untuk jenis ikan kerapu Lumpur. Faktor Eksternal yang mempengaruhi Usaha budidaya ikan kerapu di Desa Labuhan meliputi Peluang dan Ancaman. a. Peluang meliputi : adanya bantuan dari Pemerintah, permintaan pasar masih tinggi, potensi daerah, murahnya harga sewa/jual tanah, tingkat persaingan diluar daerah Labuhan yang masih rendah, Letak usaha budidaya dekat dengan PPN Brondong dan KUD Minatani, adanya lembaga keuangan yang bersedia memberi pinjaman modal, dan adanya suplai benih dari pembenih di luar daerah. b. Ancaman meliputi : perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi, musim ikan rucah, kenaikan harga BBM, kondisi suplai benih dari alam, adanya serangan penyakit yang belum dan sudah tahu penyebabnya, harga ikan kerapu mati hasil tangkapan nelayan lebih rendah dari ikan kerapu hasil budidaya, kualitas air laut, dan Jalan raya menuju desa labuhan sedikit kurang optimal.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/21/051401446
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 28 Feb 2014 08:59
Last Modified: 21 Oct 2021 05:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133517
[thumbnail of Skripsi.pdf]
Preview
Text
Skripsi.pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item