Analisis Kelayakan Finansial Agroforestri Alpukat Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Desa Ranubedali, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang

Rahman, MaiAfita (2016) Analisis Kelayakan Finansial Agroforestri Alpukat Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Desa Ranubedali, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Agroforestri merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan yang dapat mengatasi permasalahan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian. Keberadaan pohon dalam agroforestri selain memberikan pengaruh positif pada lingkungan, juga berperan penting dalam ekonomi rumah tangga petani karena dapat menghasilkan produk yang dapat dikonsumsi ataupun produk yang dapat diperjualbelikan. Desa Ranubedali merupakan salah satu desa di Kecamatan Ranuyoso yang menerapkan sistem agroforestri dalam bentuk pekarangan. Warga Desa Ranubedali memanfaatkan lahan pekarangan yang dimilikinya dengan menanam berbagai jenis tanaman, baik tanaman buah, tanaman kayu, tanaman perkebunan maupun tanaman pangan. Salah satu jenis tanaman buah dalam sistem agroforestri yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Desa Ranubedali adalah tanaman alpukat. Permasalahan yang dihadapi petani agroforestri di Desa Ranubedali antara lain produksi alpukat yang semakin menurun dari tahun 2008 hingga tahun 2013 (Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, 2013). Hal ini disebabkan karena berkurangnya populasi tanaman alpukat yang produktif serta berkurangnya minat petani untuk membudidayakan tanaman alpukat. Agroforestri dapat memperbaiki kondisi ekonomi petani apabila hasil pendapatan dari agroforestri mampu berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga petani. Dari total jumlah penduduk Desa Ranubedali, sebanyak 681 penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani agroforestri. Kondisi ini mengakibatkan 61,18% penduduk di desa ini mengandalkan agroforestri untuk memperoleh pendapatan rumah tangganya. Berdasarkan data profil Desa Ranubedali, taraf perekonomian di desa ini masih rendah melihat tingkat kemiskinan yang mencapai 40%. Dengan demikian usaha agroforestri belum bisa memperbaiki kondisi ekonomi petani di Desa Ranubedali. Penurunan produksi alpukat akan mempengaruhi kontribusi pendapatan agroforestri terhadap pendapatan rumah tangga petani oleh sebab itu dibutuhkan perhitungan terkait analisis kelayakan finansial alpukat untuk melihat sejauh mana keuntungan yang diperoleh petani dari budidaya alpukat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan kombinasi tanaman dalam sistem agroforestri di Desa Ranubedali, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, (2) Menganalisis kelayakan finansial alpukat dalam sistem agroforestri di Desa Ranubedali, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, (3) Menghitung kontribusi pendapatan agroforestri terhadap total pendapatan rumah tangga petani di Desa Ranubedali, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang. Penarikan responden dilakukan dengan metode simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 petani. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui kelayakan finansial alpukat dalam sistem agroforestri adalah dengan menggunakan kriteria investasi antara lain NPV, B/C Ratio dan IRR. Sedangkan untuk mengetahui kontribusi pendapatan agroforestri terhadap total pendapatan rumah tangga petani dilakukan perhitungan proporsi pendapatan total rumah ii tangga petani yang terdiri dari pendapatan agroforestri dan pendapatan non agroforestri. Hasil yang diperoleh yaitu: 1. Kombinasi tanaman agroforestri di Desa Ranubedali berdasarkan dimensi waktu tergolong dalam kombinasi agroforestri permanen karena jenis tanaman yang dibudidayakan termasuk tanaman kehutanan. Sedangkan bila ditinjau dari tata ruang, kombinasi agroforestri termasuk dalam kombinasi tanaman vertikal penyebaran merata dan kombinasi tanaman vertikal penyebaran tidak merata. 2. Pengusahaan alpukat dalam sistem agroforestri di Desa Ranubedali, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang layak secara finansial. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi pada tingkat suku bunga 13,66% diantaranya hasil Net Present Value sebesar Rp 2.076.628 yang lebih besar dari nol, Net B/C ratio sebesar 2,69 yang lebih besar dari satu serta hasil perhitungan IRR yang menunjukan nilai lebih besar dari suku bunga yang berlaku yaitu sebesar 28,70 %. 3. Kontribusi pendapatan agroforestri terhadap total pendapatan rumah tangga petani adalah sebesar Rp 19.037.359 per tahun sedangkan pendapatan non agroforestri sebesar Rp 14.460.000 per tahun. Persentase kontribusi pendapatan agroforestri terhadap pendapatan total rumah tangga petani sebesar 56,83 %, sedangkan persentase kontribusi pendapatan non agroforestri sebesar 43,17 %. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi agroforestri terhadap total pendapatan rumah tangga petani lebih besar daripada kontribusi pendapatan non agroforestri. Saran dalam penelitian ini adalah (1) Mengingat budidaya alpukat dalam sistem agroforestri masih layak untuk diusahakan, maka pengelolaan budidaya alpukat perlu dilakukan secara lebih intensif dalam upaya meningkatkan produktifitas dan kualitas buah alpukat, (2) Peningkatan kontribusi pendapatan agroforestri dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan budidaya sengon dalam agroforestri karena memberikan kontribusi yang paling besar terhadap total pendapatan rumah tangga, namun petani juga harus mempertahankan diversifikasi tanaman seperti kombinasi tanaman alpukat, kelapa, pisang dan lain-lain agar fungsi ekologi dalam agroforestri tetap tercapai, (3) Pengaturan pola dan kombinasi tanaman yang tepat yaitu dengan memperhatikan jarak tanam dan strata tanaman. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kompetisi tanaman baik dalam hal penyerapan unsur hara, ruang gerak maupun cahaya matahari yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman agroforestri.

English Abstract

Agroforestry is a land management system that can overcome problems of conversion forest land into agricultural land. The existence of trees in agroforestry is to providing a positive influence on environment, also play an important role in the household economy of farmers because it can produce a product that can be consumed or product that can be sold. Ranubedali Village, District Ranuyoso implement complex agroforestry systems in the form of home garden. People use its home garden area with plant a variety of crops, both fruit trees, timber plant, plantation crops and food crops. One type of fruit crops in agroforestry systems that have potential to be cultivated is avocado. The problem of agroforestry in Ranubedali Village is production of avocado declined from 2008 to 2013 (Lumajang District Agriculture Office, 2013). Decline production of avocado is caused by reduced avocado productive plant population and less interest by farmers to grow avocado plants. Agroforestry can improve the economic conditions of farmers if agroforestry revenue can contribute to the household income of farmers. From total population of Ranubedali Village, as many as 681 people in this village work as agroforestry farmers. These conditions means that 61,18% of population in this village rely on agroforestry to earn household incomes. Based on profile data Ranubedali Village, the economic level in this village is still low. It saw by poverty rates reaching 40%. Thus agroforestry efforts can not improve the economic condition of farmers. Decline of avocado production will affect to the agroforestry revenue contribution to household incomes of farmers and therefore required financial feasibility analysis related to the avocado to know the benefits extent of cultivating avocado farmer. This study aims to: (1) describe combination of plants in agroforestry systems in the village Ranubedali, District Ranuyoso, Lumajang, (2) analyze financial feasibility of avocado in agroforestry systems in the village Ranubedali, District Ranuyoso, Lumajang, (3) calculated agroforestry revenue contribution to total household income of farmers in the village Ranubedali, District Ranuyoso, Lumajang. Method of determining respondent by simple random sampling method with the number of respondents as many as 30 farmers. The analytical method used to determine financial feasibility of avocado in agroforestry systems is investment criteria include NPV, B / C Ratio and IRR. As for knowing agroforestry revenue contribution to total household income of farmers is by proportion analyze formula. Total revenue proportion of households consist of revenue agroforestry and non agroforestry income. The results obtained are: 1. Combination of agroforestry plants in Ranubedali Village based of time dimension include in permanent combination agroforestry because of cultivated plant species, including forest trees. Meanwhile, based of spatial terms, agroforestry combinations include in combination vertically orderly spread of plants and plant combination vertically disorderly spread. iv 2. Cultivation of avocado in agroforestry systems in Ranubedali Village, District Ranuyoso, Lumajang financially is feasible. This is evidenced by results of calculations based on investments criteria in interest rate of 13,66% are Net Present Value of Rp 2.094.289 is greater than zero, Net B / C ratio of 2,72 is greater than one, and IRR calculation results that show a greater value than the prevailing interest rates in the amount of 28,53%. 3. The contribution revenue of agroforestry to total household income of farmers is Rp 19.037.359 per year while non agroforestry income is Rp 14.46 million per year. The percentage contribution of agroforestry to total household income of farmer is 56.83%, while the percentage of non agroforestry income contribution is 43.17%. From these results it can be concluded that the contribution of agroforestry to total household income of farmers is greater than contribution of non agroforestry. Suggestions in this study were (1) given the cultivation of avocados in agroforestry systems is feasible, management of avocado cultivation needs to be more intensively in efforts to improve the productivity and quality of avocado, (2) the increase revenue contribution of agroforestry can be done with maintaining cultivation sengon in agroforestry because it biggest contributes to total household income, but farmers also need to maintain crop diversification as a combination of plant avocado, coconut, banana and others in order that ecological function in agroforestry still achieved, (3) setting patterns and combinations of plants agroforestry by taking proper plant spacing and plant strata. This is done in order to avoid competition for plants both in terms of absorption nutrients, space and sunlight affect growth of agroforestry plant.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/286/ 051606259
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 26 Jul 2016 10:05
Last Modified: 26 Jul 2016 10:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131271
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item