Hiola, IkaRiana (2015) Efektivitas Jamur Beauveria Bassiana (Bals.) Vuill. Dan Metarhizium Anisopliae Untuk Mengendalikan Hama Phyllotreta Spp. (Coleoptera: Chrysomelidae) Pada Tanaman Sawi (Brassica Sinensis L.) Di Trawas,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman sawi merupakan sayuran yang paling banyak diminati masyarakat. Produksi tanaman sawi pada tahun 2013 mencapai 635.728 ton/ha yang mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Kendala utama dalam budidaya tanaman sawi salah satunya disebabkan oleh adanya serangan OPT. Adapun jenis OPT yang menyerang pada tanaman sawi adalah Phyllotreta, Coleoptera: Chrysomelidae. Phyllotreta adalah hama yang merusak tanaman sawi dengan memakan dan melubangi daun. Gejala serangan hama ini yaitu terdapat lubang kecil (perforasi) berbentuk bundar, sedikit lonjong, bersudut dengan ukuran milimeter dan menyebabkan bintik kekuningan serta memberikan kenampakan buruk pada daun sawi. Pengendalian menggunakan agen hayati seperti jamur entomopatogen adalah cara alternatif yang dianggap lebih mampu mengendalikan hama dibandingkan dengan bahan-bahan alami lainnya yang diolah secara tradisional. Adapun jamur entomopatogen yang digunakan adalah B. bassiana dan M. anisopliae. Penelitian dilaksanakan di Komunitas Organik Brenjonk, Desa Penanggungan, Kec. Trawas, Kab. Mojokerto pada bulan Februari sampai bulan Mei 2015 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah P1 (Kontrol), P2 (B. bassiana 103), P3 (B. bassiana 104), P4 (B. bassiana 105), P5 (M. anisopliae 103), P6 (M. anisopliae 104), P7 (M. anisoplae 105). Hasil penelitian menunjukan bahwa kerusakan berupa perforasi pada sawi disebabkan oleh P. striolata dan Phyllotreta sp.. Berdasarkan persentase intensitas kerusakan, kerusakan tertinggi terdapat pada P1 (kontrol) dan terendah terdapat pada P6 (M. anisopliae 104) dan P7 (M. anisopliae 105), dan berdasarkan data tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara perlakuan aplikasi jamur entomopatogen dengan kontrol. Hal ini disebabkan karena jamur entomopatogen yang digunakan sudah mampu menekan intesitas kerusakan pada tanaman sawi karena isolat yang digunakan untuk M. anisopliae berasal dari strain larva O. rhynoceros. Demikian halnya dengan tingkat penekanan intensitas kerusakan yang tertinggi terdapat pada P6 (M. anisopliae 104) dengan persentase penekanan yang mencapai 61,52 %. Hal ini juga selaras dengan produksi tanaman sawi yang terlihat dari bobot tanaman yaitu produksi tertinggi terdapat pada P7 (M. anisopliae 105) sebesar 9,08 dan terendah pada perlakuan kontrol yang hanya mencapai 4,91 ton/Ha.
English Abstract
Mustard is the most demanding vegetable in public. Mustard production in 2013 reached 635.728 ton/Ha which increased from previous years. The main constraint in the cultivation of mustard is caused by the pest attack. The type of pest that attacks on mustard plants are flea beetle (Phyllotreta), Coleoptera: Chrysomelidae. Phyllotreta are pests that damage plants by eating and perforate the leaves. Symptoms of these pests that are small holes (perforations) round, slightly oval, angular with millimeters and caused yellow spots and give a bad appearance to the leaf. Control by using biological agents such as entomopathogenic fungi is an alternative control that is considered to be more capable of controlling pests compared with another natural ingredients that processed traditionally. The entomopathogenic fungi that used in this research were B. bassiana and M. anisopliae. This research conducted in Brenjonk Organic Community, Penanggungan village, Trawas district, Mojokerto in February until May 2015 which used randomized completely block design with seven treatments and four replications. The treatments used were P1 (control), P2 (B. bassiana 103), P3 (B. bassiana 104), P4 (B. bassiana 105), P5 (M. anisopliae 103), P6 (M. anisopliae 104), P7 (M. anisoplae 105). The results indicated that the damage intensity of perforations caused by P. striolata and Phyllotreta sp.. According to the damage intensity, the highest damage is in P1 (control) and the lowest is in P6 (M. anisopliae 104) and P7 (M. anisopliae 105). Based on these datas, there are significant difference between entomopathogenic fungi treatment with the control application. It’s caused by entomopathogenic fungi used in this research is able to push down the damage intensity in the mustard leaves because the isolate of M. anisopliae comes from strains of O. rhynoeros. Likewise with the highest level of emphasis is on treatment P6 (M. anisopliae 104) with the percentage reached 61,52%. It is also aligned with the production of mustard proved by the weight of the plant. The highest production are in P7 (M.anisopliae 105) equal to 9,08 and the lowest production are in control treatment that only reach about 4,91 ton/Ha.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2015/892/051509714 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 25 Jan 2016 09:28 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 07:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130939 |
Preview |
Text
SKRIPSI_IKA_RIANA.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |