Hubungan Antara Modal Penghidupan Dengan Strategi Nafkah Petani Lada Di Desa Perlang

Azies, DesireNadire (2015) Hubungan Antara Modal Penghidupan Dengan Strategi Nafkah Petani Lada Di Desa Perlang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Latar belakang penelitian ini berawal dari kerentanan yang dihadapi petani lada di Desa Perlang menyebabkan petani lada mencari alternatif pekerjaan lain. Sektor yang dipilih petani lada yaitu sektor pertambangan karena dianggap memiliki peluang untuk mendapatkan profit yang lebih besar. Jika dibandingkan antara bertani lada atau menjadi penambang timah, besar harapan petani lada untuk menjadi penambang timah karena mendapatkan penghasilan dengan cepat. Sedangkan bertani lada membutuhkan waktu 2 sampai 3 tahun untuk menunggu panen. Sehingga hal tersebut menjadikan petani lada tertarik bekerja disektor pertambangan timah inkonvensional. Terkait hal tersebut, keadaan yang seperti ini dikuatirkan apabila petani lada banyak yang beralih menjadi penambang timah, sehingga akan terjadi penurunan produksi lada di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Mendeskripsikan pemilikan modal penghidupan (livelihood asset) pada petani lada di Desa Perlang. 2) Mendeskripsikan strategi nafkah yang ditempuh petani lada dalam berbagai kerentanan yang dihadapi petani lada di Desa Perlang. 3) Menganalisis hubungan antara pemilikan modal penghidupan (livelihood asset) dengan strategi nafkah petani lada di Desa Perlang. Analisis yang digunakan berupa deskriptif yaitu untuk menggambarkan strategi nafkah petani lada melalui keragaman komoditas yang ditanam dan keragaman mata pencarian yang dilakukan. Selain itu digunakan analisis sustainable livelihood untuk menjelaskan atau menggambarkan secara sistematis tentang kepemilikan modal yang dimiliki petani lada. Selain itu digunakan pula korelasi rank spearmen untuk menganalisis hubungan livelihood assets dengan strategi nafkah petani lada di Desa Perlang. Hasil dari penelitian ini adalah modal penghidupan yang dimiliki petani lada murni lebih besar dibandingkan dengan modal penghidupan yang dimiliki petani lada sekaligus penambang timah. Pemilikan modal manusia dan modal keuangan petani lada tergolong sedang, dengan skor pemilikan kedua modal tersebut berkisar antara 60% - 70%. Sedangkan pemilikan modal alam, modal fisik dan modal sosial petani lada tergolong tinggi dengan skor yang dicapai adalah > 75 %. Sebagian besar (10 orang) petani lada murni menempuh strategi nafkah dengan cara menanam beragam tanaman (lebih dari satu) pada lahan yang dimilikinya. Sedangkan petani lada sekaligus penambang timah sebagian besar (11 orang) menempuh strategi nafkah dengan cara melakukan pekerjaan selain bertani lada. Dari lima modal penghidupan yang dihubungkan dengan pilihan strategi nafkah, terdapat masing-masing satu modal yang berhubungan. Modal alam pada petani lada murni dan modal manusia pada petani lada sekaligus penambang timah. ii Saran dari penelitian ini adalah: 1) Perlu adanya peningkatan usaha untuk menghasilkan/memproduksi lada yang maksimal sehingga petani mendapatkan penghasilan yang cukup bahkan lebih dari budidaya lada. Contoh usaha yang dilakukan adalah merawat tanaman lada yang ditanam dengan melakukan perompesan sesuai umur tanaman sehingga tanaman lada dapat tumbuh dan berbuah secara optimal. 2) Perlu adanya usaha untuk pemerintah melakukan reklamasi pada lubang galian TI yang ada di Desa Perlang, misalnya adalah dengan menerapkan program budidaya tambak di bekas lubang galian, ataupun memanfaatkan lubang galian yang sudah tidak memungkinkan ditutup untuk dijadikan tempat wisata air yang dapat memberikan keuntungan bagi warga sekitar.

English Abstract

The background of this study originated from the vulnerability faced by pepper farmers in the Perlang village cause pepper farmers look for other employment alternatives. Sector minning is selected pepper farmers because they have the opportunity to earn a larger profit. If the comparison between pepper farmed or become miners, big hopes of pepper farmers to become miners since earning quickly. While the farming of pepper takes 2 to 3 years to wait for the harvest. Thus making it the pepper farmers interested in working tin mining inconventional sector. Related to this, conditions like this concern when the pepper farmers are turning into a tin miners, so there will be a decrease in pepper production in Indonesia. The purpose of this study are 1) to describe an equity of livelihood assets on pepper farmers in the Perlang village. 2) Describe the strategy pursued pepper farmers living in various vulnerabilities faced by pepper farmers in the Perlang village. 3) To analyze the relationship between the equity of livelihood assets with a living strategy pepper farmers in the Perlang village. The analysis used descriptive form to describe a living strategy pepper farmers through commodity planted diversity and diversity of livelihoods done. Besides use of sustainable livelihood analysis to explain or describe systematically about the ownership of capital owned by pepper farmers. In addition it is also used rank correlation spearmen to analyze the relationship between livelihood assets with a living strategy pepper farmers in the Perlang village. Results from this study are capital livelihood assets subsistence who owned pure pepper farmers greater than of capital owned by farmers at the same pepper tin miners. Ownership human capital and financial capital pepper farmers was moderate, with a score of two capital ownership ranges between 60% - 70%. While the ownership of natural capital, physical capital and social capital pepper farmers is high with the score achieved is> 75%. The majority (10) of pure pepper farmers make a living strategy by planting a variety of plants (more than one) on its land. While at the same pepper tin miners majority (11) take the strategy of living by doing work other than farming pepper. Of the five livelihood capital associated with the choice of living strategies, there is one each related capital. Natural capital on pure pepper farmer and the farmer human capital at the same pepper tin miners. Suggestions from this study are: 1) It is necessary to increase efforts to produce / manufacture pepper maximum so that the farmers earn enough even more than the cultivation of pepper. Examples of these efforts are taking care of pepper plants grown by performing age-appropriate perompesan pepper plants so that the plants can grow and bear fruit optimally . 2) There should be an attempt to government reclaiming the pit of TI in the Perlang village, for example, is to iv implement a program of aquaculture in the former pit, or take advantage of pits that are not allow closed to be used as water attractions that can benefit local people.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/857/ 051509679
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 27 Jan 2016 15:09
Last Modified: 27 Jan 2016 15:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130899
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item