Analisis Kelayakan Usaha Pembibitan Tebu Menggunakan Bud Chips (Kasus Pada Pabrik Gula Kebon Agung, Malang)

Hidayati, Andina (2015) Analisis Kelayakan Usaha Pembibitan Tebu Menggunakan Bud Chips (Kasus Pada Pabrik Gula Kebon Agung, Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sugiyanto (2007) dan Maria (2010) mengemukakan bahwa, gula merupakan komoditas yang cukup strategis setelah beras dan termasuk ke dalam sembilan bahan pokok. Sebagian besar masyarakat Indonesia memanfaatkan gula sebagai bahan pemanis yang utama. Sebagai salah satu bahan pangan pokok bagi masyarakat, konsumsi gula selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dikarenakan kecenderungan masyarakat yang belum bisa mensubtitusikan gula dengan gula buatan ataupun jenis pemanis yang lain. Menurut Sugiyanto (2007), permintaan gula akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan penduduk, peningkatan pendapatan masyarakat, serta pertumbuhan industri pangan. Namun peningkatan permitaan gula di Indonesia belum diimbangi dengan peningkatan produksi dari gula itu sendiri. Impor merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah, guna memenuhi kebutuhan tersebut. Selain dengan melakukan impor gula, upaya lain yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gula yaitu dengan melakukan peningkatan produksi gula dalam negeri. Peningkatan produksi gula dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitan gilingan serta waktu giling pabrik gula, yang diimbangi dengan peningkatan produksi, produktivitas, dan rendemen tebu yang akan digiling. Dalam melakukan upaya peningkatan produktivitas gula itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kualitas bibit yang akan digunakan nantinya. Karena penggunaan bibit dengan kualitas yang baik akan mempengaruhi dari kualitas tebu yang dihasilkan nantinya. Jenis bibit lain yang diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan rendahnya produktivitas gula, dan mewujudkan pelaksanaan teknis budidaya yang optimal guna mendapatkan hasil yang maksimal yaitu bud chips. Metode pembibitan dengan menggunakan Bud Chips ini merupakan metode pembibitan yang memperlakukan bibit dengan kondisi steril. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha, menentukkan alternative pembiayaan, dan menghitung tingkat sensitivitas pembibitan tebu menggunakan bud chips. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa alternative pembiayan yaitu 100% modal sendiri, 50% modal pinjaman 50% modal sendiri, dan 75% modal sendiri dan 25% modal pinjaman. Untuk analisis kelayakan usaha yang menggunakan beberapa kriteria yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), sedangkan untuk analisis sensitivitas parameter yang digunakan yaitu kenaikan biaya sebesar 10% serta penurunan jumlah produksi 10% dan 20%. Hasil dari analisis kelayakan finansial usaha pembibitan tebu menggunakan Bud Chips layak untuk dikembangkan karena diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 149.162.130,32; IRR sebesar 50,89% sedangkan untuk payback period selama 1 tahun 5 bulan. Dari analisis sensitivitas pada asumsi 100% modal sendiri layak untuk dikembangkan ii meskipun dalam kondisi penurunan produksi dan kenaikkan biaya produksi sebesar 10%. Untuk skenario pembiayan yang berasal dari 50% modal sendiri dan 50% modal pinjaman dalam kondisi kenaikan biaya produksi sebesar 10% dan penurunan produksi sebesar 10% dan 20% usaha ini tidak layak untuk dikembangkan, sedangkan dalam skenario pembiayaan yang berasal dari 75% dana sendiri dan 25% dana pinjaman, pada kondisi kenaikan biaya produksi dan penurunan produksi sebesar 10% usaha ini masih layak untuk dikembangkan

English Abstract

Sugiyanto (2007) and Maria (2010) suggests, sugar is quite strategic comodity after rice and included into nine primary materials. Most of the Indonesian people use sugar as a main sweetener. As one of primary materials for people, sugar consumption always increases year after year, it is because people are not yet able to substitute sugar with artifial sugar or another sweetener. According to Sugiyanto (2007), the demand for sugar will always increase along with the people rise, the people income raise, and food industry growth. Nevertheless, the increase of sugar demand has not been counterbalanced with the increase of sugar production itself. Import is one way done by the government to meet the need of sugar. Besides importing, another way can be done to meet the need of sugar is by increasing the sugar production in the country. The way to carry the sugar production is through the raise of mill capacitance and the period of sugar factory mill counterbalanced with the production increase, productivity, and sugar rendemen going to be milled. The attempt of increasing sugar productivity is very much influenced by the seed quality going to be used. The use of fine quality seed will influence the quality of the upcoming produced cane. The kind of another seed expected to overcome the issue of low sugar productivity and actualize the optimal enforcement of cultivation technique to get the maximum result is known as bud chips. The nurseries method using Bud Chipsis a method which the seed is treated in sterile condition. This research aims to analyze the attempt properness, determine the financing alternative, and calculate the sensitiveness level of cane nurseries using bud chips. The method of data analysis used in the research has some financing alternatives, namely 100% of personal modal, 50% of loan modal 50% of personal modal, and 75% of personal modal and 25% loan modal. Some criterias used to analyze the attempt properness are Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Payback Period (PBP), while the criterias used to analyze parameter of sensitiveness are the 10% of loan increase and 10% and 20% of total production decrease. The result of the research shows that cane nurseries attempt using Bud Chipsis worthy to develop because it gets NPV value totalling Rp. 149.162.130,32; 50,89% of IRR while for payback period within 1 year and 5 months. From sensitiveness analysis on 10% of personal modal is decent to develop though in production decrease condition and 10% of production cost increase. For another scenario which is 50% of personal modal and 50% of loan modal in the condition of 10% of cost productivity increase and 10% and 20% of production decrease is not feasible to develop, while for the scenario of 75% of personal modal and 25% of loan modal in the condition of 10% of production cost increase and production decrease is still proper to develop.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2015/322/ 051504568
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 13 Jul 2015 14:55
Last Modified: 13 Jul 2015 14:55
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/130319
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item