Analisis Tanaman Pangan Unggulan dan Penyebarannya di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur

Putra, HandyTribawanaFarmanda (2014) Analisis Tanaman Pangan Unggulan dan Penyebarannya di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Peranan sektor pertanian adalah sebagai sumber penghasil bahan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan serta menyediakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk. Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan. Salah satu sektor pertanian yang menjadi fokus utama pengembangan adalah sektor tanaman pangan. Tanaman pangan dapat digolongkan menjadi beberapa jenis tanaman. Penggolongan tanaman pangan antara lain: serealia (padi dan jagung), legum (kacang tanah, kedelai dan kacang hijau), umbi (ubi kayu dan ubi jalar). Salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang memproduksi tanaman pangan adalah Kabupaten Ponorogo, sehingga daerah Ponorogo menjadi salah satu daerah yang diharapkan mampu menyumbangkan hasil tanaman pangannya kepada masyarakat daerah ataupun skala Nasional. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menentukan tanaman pangan unggulan apa yang ada di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur serta menentukan peta penyebaran tanaman pangan unggulan tersebut. Penelitian menggunakan data sekunder time series mulai dari tahun 2008-2012. Analisis Location Quotient dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) khususnya pada rumus Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) digunakan untuk menentukan tanaman unggulan di Kabupaten Ponorogo. Sedangkan untuk menentukan lokasi penyebaran tanaman pangan menggunakan analisis lokasi tanaman (L) atau pemusatan tanaman. Tanaman pangan yang memiliki nilai LQ > 1 adalah ubi kayu, kacang hijau dan kedelai. Tanaman yang memiliki nilai RPs positif adalah tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang hijau. Dengan kata lain, tanaman pangan unggulan di Kabupaten Ponorogo adalah ubi kayu dan kacang hijau. Hal ini menunjukkan tanaman tersebut menjadi basis atau memiliki kotribusi positif bagi daerah tersebut dan mempunyai pertumbuhan yang baik, hasilnya tidak saja hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam Kabupaten Ponorogo akan tetapi mampu mencukupi kebutuhan Nasional. Pemusatan tanaman unggulan ubi kayu terdapat pada kecamatan Ngrayun, Sambit, Sawoo, Sooko, Jambon dan Ngebel, sedangkan untuk tanaman kacang hijau terdapat pemusatan di Kecamatan Balong dan Sukorejo. Saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah (1) Bagi pelaku usahatani tanaman pangan di Kabupaten Ponorogo agar lebih memperhatikan program pengembangan peningkatan produksi tanaman pangan yang menjadi unggulan, seperti melakukan inovasi dalam hal produksi. (2) Bagi pemerintah daerah Kabupaten Ponorogo agar membuat kebijakan terkait dengan produksi pertanian khususnya tanaman pangan guna menunjang program diversifikasi pangan dengan cara membagi daerah yang merupakan basis setiap tanaman agar lebih fokus pengembangan usahatani dengan tanaman yang sesuai. Tanaman yang bukan merupakan unggulan di Kabupaten Ponorogo tidak boleh lepas dari perhatian pemerintah daerah, misalnya tanaman padi yang merupakan tanaman yang sering diusahakan pada setiap daerah di Indonesia maupun Kabupaten Ponorogo. Tanaman padi ini merupakan tanaman pangan pokok masyarakat Indonesia, sehingga petani menganggap padi merupakan tanaman yang menguntungkan karena selalu ada peminatnya. (3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor apa yang menyebabkan tanaman pangan padi, jagung, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai tidak menjadi tanaman pangan unggulan di Kabupaten Ponorogo.

English Abstract

The agricultural sector is a sector that is getting considerable attention from the government because of their role is very important in the context of long-term economic development as well as in the framework of the nations economic recovery. The role of the agricultural sector is a source of essential supplies such as food, clothing and shelter as well as providing employment for the majority of the population. The agricultural sector can also be a basis in developing rural economic activity. One of the agricultural sector became the main focus is the development of food crops sector. Food crops can be classified into several types of plants. Classification of food crops are: cereals (rice and corn), legumes (peanuts, soybeans and green peas), tubers (cassava and sweet potato). One of the areas in East Java province which produce food crops is Ponorogo District, so Ponorogo District area into one of the areas expected to donate their food crops to the local or national scale. Therefore, the purpose of this research is to determine what superior food crops in Ponorogo District, East Java Province, as well as determine the deployment map of food crops superior. Location Quotient and Growth Ratio Model (MRP), especially in the Study Area Growth formula (RPs) are used to determine the seed plants in Ponorogo District. As for determining the location of the deployment of crop plants using location analysis (L) or concentration plant. Food crops that have LQ > 1 are cassava, green beans and soybean. Plants that have a positive value of RPs are maize, cassava, sweet potatoes, peanuts and green beans. In other words, seed crops in Ponorogo is cassava and green beans. This indicates that the plant has become a base or positive contribute for the area and have good growth, the result is not just only can meet the needs of Ponorogo but able to meet national needs. Concentration of cassava seed plants found in districts Ngrayun, Sambit, Sawoo, Sooko, Jambon and Ngebel, while there is a concentration of green bean plants in the district Balong and Sukorejo. Suggestions can be submitted from this study were (1) For offenders in food crop farming Ponorogo District for more attention to focus increase the production of superior food crops, such as innovations in terms of production. (2) For Ponorogo local governments to make policies related to agricultural production, especially food crops to support food diversification program by dividing the area which is the base of each plant to be more focused development of farming with appropriate plants. Plants that are not featured in Ponorogo should not escape the attention of the local government, for example, rice plants are plants that are often grown in every region in Indonesia and Ponorogo. The rice crop is a staple food crop of Indonesian society. (3) There needs to be more research about what factors are causing crops of rice, corn, sweet potato, peanut and soybean crops not be featured in Ponorogo.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2014/161/051403825
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 14 Jul 2014 13:32
Last Modified: 30 Sep 2022 02:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129613
[thumbnail of 2._Lembar_Pengesahan_handy.pdf]
Preview
Text
2._Lembar_Pengesahan_handy.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 3.DAFTAR_ISI.pdf]
Preview
Text
3.DAFTAR_ISI.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 1.Cover.pdf]
Preview
Text
1.Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 2.RINGKASAN.pdf]
Preview
Text
2.RINGKASAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 2._Lembar_Persetujuan.pdf] Text
2._Lembar_Persetujuan.pdf

Download (43kB)

Actions (login required)

View Item View Item