Analisis Integrasi Pasar Vertikal Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) di Jawa Timur

Kusumawardhani, RiszkiEvi (2013) Analisis Integrasi Pasar Vertikal Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) di Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ubi jalar merupakan tanaman pangan alternatif yang cukup potensial untuk dikembangkan dan yang mampu tumbuh dengan mudah di hampir seluruh wilayah Indonesia. Komoditas ubi jalar ditempatkan sebagai salah satu dari tujuh komoditas utama tanaman pangan yang perlu terus dikembangkan, diantaranya padi, kentang, ubi kayu, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Oleh karena itu, komoditas ini dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan pangan selain beras. Konsumsi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2007-2011 relatif konstan, tetapi produksi ubi jalar di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan. Integrasi vertikal adalah keterkaitan hubungan antara suatu lembaga pemasaran dengan lembaga pemasaran lainnya dalam suatu rantai pemasaran. Integrasi pasar vertikal mengacu pada hubungan antara harga pada titik yang berbeda dalam rantai pasokan seperti harga grosir dan harga eceran. Suatu pasar dapat terintegrasi vertikal dengan baik apabila perubahan hargapada suatu lembaga pemasaran ditransformasikan kepada lembaga pemasaran lainnya dalam suatu rantai pemasaran. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat time series dari tahun 2007-2011 yang merupakan harga jual ubi jalar pada tingkat petani, pedagang besar dan konsumen (pedagang pegecer). Pada penelitian ini, untuk menilai terjadi atau tidaknya integrasi pasar dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis kointegrasi dan ECM (Eror Correlation Model), dengan melalui beberapa tahapan, yaitu uji stasioner data, uji kointegrasi Engle dan Granger dan uji ECM. Hasil uji stasioner menjelaskan bahwa semua variabel stasioner pada tingkat level yang sama sehingga dapat dilanjutkan pada uji kointegrasi dan ECM. Berdasarkan hasil analisis integrasi pasar vertikal pada komoditas ubi jalar di Jawa Timur dapat dijelaskan bahwa Ketika terjadi kenaikan harga di tingkat pedagang besar akan menyebabkan kenaikan harga di tingkat petani dalam jangka panjang. Namun tidak demikian dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi akan menyebabkan pergerakan harga akan menjauhi keseimbangan jangka pendek. integrasi pasar vertikal antara pedagang besar dan konsumen menunjukkan bahwa Kenaikan harga ubi jalar akan menyebabkan pergerakan harga semakin mendekati keseimbangan jangka pendek sehingga kedua pasar dapat dipastikan terintegrasi. Terdapat keseimbangan jangka panjang antara harga ubi jalar di tingkat pedagang besar dan harga ubi jalar di tingkat konsumen. Demikian halnya dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi akan menyebabkan pergerakan harga yang mendekati keseimbangan jangka pendek. Ketika terjadi kenaikan harga di tingkat konsumen akan menyebabkan kenaikan harga di tingkat petani dalam jangka panjang. Demikian halnya dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi akan menyebabkan pergerakan harga yang mendekati keseimbangan jangka pendek. Untuk meningkatkan integrasi pasar vertikal ubi jalar di Jawa Timur maka dibutuhkan beberapa upaya yaitu petani diharapkan untuk membentuk suatu kelompok tani agar dapat meningkatkan usaha taninya. Peran kelompok tani ini diharapkan juga untuk memperkuat posisi tawar petani di pasar sehingga petani mempunyai kekuatan dalam menentukan harga pasar, dibutuhkan peran aktif dari para petani untuk mengakses informasi harga pasar melalui media-media komunikasi dan perlu adanya penelitian selanjutnya yang mampu membahas lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi pasar vertikal ubi jalar di Jawa Timur serta dampaknya untuk pertanian di Jawa Timur.

English Abstract

Sweet potatoes are potential alternative crops to develop and able to grow in almost all Indonesian areas. The sweet potatoes commodities area placed as one of seven main commodities of crop that are developed continuously, such as paddy, potatoes, edible tuber, maize, soybean, peanut, and green pea. Because of that, the commodity become one of alternatives that can be used to be used to improve the food security beside the rice. The sweet potatoes consumption in Indonesia in 2007-2011 relative constant while the sweet potatoes production increase per year. Vertical integration is the relation between a marketing institution with the other marketing institution in a marketing chain. Vertical integration refer to the relation between the price at the different points in the supply chain such as wholesaler and retailer prices. Market can be integrated vertically well if the price change at a market institution is transformed to the other marketing institutions in a marketing chain. The research used secondary data in the form of time series from 2007-2011 that is the sweet potatoes price at the farmer, big trader and consumer (retailer). At the research, to asses the presence of market integration can be done by using co integration analysis method and ECM (Error Correlation Model), through some stages, that is data stationary test, Engle co-integration test and granger and ECM test. The stationer test results explained that all stationer variables at the similar order, that is order so can be continued at the co integration test and ECM. Based on the vertical market integration analysis results at the sweet potatoes commodity in East Java can be explained that when there is price increase at the big trader will cause the price increase at the farmer level in long term. But not in the short term, the price in crease will cause the price movement that will sheer of the short term balance. The vertical market integration between big trader and consumers showed that the sweet potatoes price will cause the price movement close the short term balance so the both market can be ensured in the integration. There is long term balance between sweet potatoes price at the big trader level and the sweet potatoes price at the consumer level. And also in the short term, the price increase that is occurred will cause the price movement will close to the short term balance. When there is price increase at the consumer level will cause the price increase at the farmer level in the long term. And also in the short term, the price increase that will occur will cause the price movement will close to the short term balance. To increase the market integration of sweet potatoes vertical market in the East Java then it needs some effort, that is the farmers are expected to form a farmer group to improve their business. The role of the farmer group is expected able to strengthen their bargaining position at the market so the farmer have strength in determining the market price, it needs active role of the farmer to access the information of market price through communication media and need further research that discuss further about the factors that influencing the vertical integration of sweet potatoes in East Java and the impact for the agriculture in East Java.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2013/178/051307625
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 11 Nov 2013 09:37
Last Modified: 20 Oct 2021 03:47
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/129291
[thumbnail of skripsi_fix.pdf]
Preview
Text
skripsi_fix.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item