Penentuan Kalender Tanam pada Lahan Kering di Kecamatan Kenduruan, Tuban dengan Model CropWat for Windows

Wardah, Lukdatul (2011) Penentuan Kalender Tanam pada Lahan Kering di Kecamatan Kenduruan, Tuban dengan Model CropWat for Windows. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Lahan kering di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk pembangunan pertanian, namun produktivitas umumnya rendah. Pengelolaan tanaman di lahan kering umumnya terkendala oleh ketersediaan air. Sebab ketersediaan air di lahan tersebut hanya berasal dari air hujan. Ketersediaan air di lahan kering umumnya dipengaruhi oleh curah hujan dan kemampuan tanah menahan air. Peluang untuk meningkatkan produksi tanaman pada pertanian tadah hujan ditekankan bagaimana memaksimalkan produksi per unit air. Besarnya air tanah yang dapat diserap oleh tanaman sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman. Cropwat adalah program komputer yang menggunakan model FAO Penman-Monteith dalam perhitungan Eto, dan dapat menghitung kebutuhan air tanaman (Etm) serta kebutuhan irigasi (Smith,1992). Program ini dapat dikembangkan untuk penjadwalan irigasi dalam berbagai kondisi manajemen dan kondisi ketersediaan air, mengevaluasi produksi tanaman di lahan kering, dampak kekeringan, serta efisiensi praktek irigasi. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi tingkat ketersediaan air pada lahan kering dengan menggunakan metode Cropwat for Windows, menghitung kebutuhan air tanaman pada setiap pola tanam dilokasi Kecamatan Kenduruan, Tuban dengan menggunakan model Cropwat for Windows , serta menentukan kalender tanam yang tepat berdasar neraca lengas tanah. Penelitian dilakukan bulan September hingga November 2010 dalam dua tahap: pengambilan sampel tanah di lapang dan analisis di laboratorium. Tempat penelitiannya di Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban. Perlakuan pola tanamnya adalah T1 (Padi-Jagung-Kacang Tanah), T2 (Padi-Jagung-Jagung), T3 (Cassava). Dengan waktu tanam W1 (sesuai tanggal tanam di lapangan), W2 (tanggal tanam mundur 5 hari), dan W3 (tanggal tanam mundur 10 hari). Hasil penelitian menunjukkan penundaan tanggal tanam akan memberikan resiko reduksi produksi karena ketersediaan air dalam tanah tidak mampu memenuhi kebutuhan air tanaman. Ditunjukkan pada tanaman jagung (MK 1) W3 sebesar 13.3%, pada tanaman kacang tanah (MK 2) W3 sebesar 62.0%, pada tanaman jagung (MK 2) W3 sebesar 98.3%, dan pada tanaman cassava W3 sebesar 47.2%. Tingkat kebutuhan air tanaman terbesar terdapat pada pola tanam padi-jagung-jagung sebesar 1607.4 mm, sedang untuk pola tanam padi-jagung-kacang tanah sebesar 1566.9 mm, dan cassava sebesar 1428.8 mm. Waktu tanam yang baik untuk Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban berdasarkan metode CropWat for Windows adalah waktu tanam pada W1 (Padi, Jagung, Kacang Tanah, Cassava) karena mampu menghasilkan produksi yang lebih besar dibandingkan dengan waktu tanam W2 dan W3. Sedangkan pada pola tanamnya lebih baik menggunakan pola tanam padi-jagung-kacang tanah.

English Abstract

Dry land in Indonesia has huge potential for agricultural development, but productivity is generally low. Management of crops on dry land are generally constrained by water availability. Because the availability of water on the land only from rain water. Water availability in drylands is generally influenced by rainfall and the soils ability to hold water. Opportunities to increase crop production in rainfed agriculture are emphasized how to maximize production per unit of water. The amount of groundwater that can be absorbed by plants is very influential on crop production. Cropwat is a computer program that uses the FAO Penman-Monteith model in the calculation of Eto, and can calculate the crop water needs (ETM) as well as the need for irrigation (Smith, 1992). This program can be developed for irrigation scheduling in a variety of management conditions and water availability conditions, to evaluate crop production in dry land, the impact of drought, as well as the efficiency of irrigation practices. The purpose of this study to evaluate the level of water availability in drylands using Cropwat for Windows, calculate crop water needs at any District location Kenduruan cropping pattern, Tuban using Cropwat model for Windows, and determine the proper planting calendar based on soil moisture balance. The study was conducted September to November 2010 in two stages: in the field soil sampling and analysis in the laboratory. Places research in District Kenduruan, Tuban. Cropping pattern is the T1 treatment (Rice-Corn-Peanut), T2 (Rice-Corn-Corn), T3 (Cassava). By planting time W1 (according to date of planting in the field), W2 (planting date back 5 days), and W3 (planting date back 10 days). The results showed a delay planting date will provide risk reduction in production due to water availability in the soil is not able to meet the water needs of plants. Shown in maize (MK 1) W3 by 13.3%, the peanut plants (MK 2) W3 by 62.0%, on maize (MK 2) of 98.3% W3, and W3 on cassava plants by 47.2%. Levels of crop water needs are greatest in the cropping pattern of rice-corn-corn of 1607.4 mm, while for rice cropping pattern of maize-peanut-of 1566.9 mm and 1428.8 mm for cassava. Planting time is good for the District Kenduruan, Tuban based method CropWat for Windows is the planting time on W1 (Rice, Maize, Peanut, Cassava) because it can result in greater production than the time of planting W2 and W3. While in the cropping pattern is better to use the cropping pattern of rice-corn-peanut.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2011/139/051103042
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology
Divisions: Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 14 Mar 2012 09:29
Last Modified: 19 Apr 2022 01:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128644
[thumbnail of 051103042.pdf]
Preview
Text
051103042.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item