Uji Konsentrasi dan Macam Bahan ZPT terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Tanaman Krisan (Dendranthema grandiflora T.

Sungguh, Lia Aprilia (2009) Uji Konsentrasi dan Macam Bahan ZPT terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Tanaman Krisan (Dendranthema grandiflora T. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Krisan atau Dendranthema grandiflora T. merupakan salah satu jenis tanaman hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Permintaan terhadap tanaman krisan terus meningkat, yaitu pada tahun 2006 sebesar 63.716.256 tangkai dan tahun 2007 mencapai 66.979.260 tangkai (Anonymous, 2008). Permintaan tanaman krisan yang tinggi, seharusnya diikuti dengan tingginya ketersediaan bibit. Akan tetapi, produksi bibit di Indonesia masih terbatas, bahkan masih jauh dari kebutuhan. Salah satu solusi dalam penyelesaian masalah ini adalah dengan menggunakan perbanyakan vegetatif yaitu stek pucuk. Dibutuhkan hormon dari luar untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas bibit yang akhirnya akan memperbaiki kualitas tanaman. Limbah peternakan sapi (urin) dan air kelapa dapat digunakan sebagai alternatif hormon pertumbuhan karena kandungan auksin didalamnya yang berperan penting dalam perakaran stek. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah lindung beratap plastik yang bertempat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu. Penelitian dilaksanakan mulai bulan April hingga akhir Juni 2009. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang di ulang sebanyak 3 kali. Dengan perlakuan Tanpa Zat Pengatur Tumbuh (Kontrol) (P0); Rootone F 1,2 g.l-1 (IBA-NAA 2,04 ppm) (P1); Rootone F 2,4 g.l-1 (IBA-NAA 4,08 ppm) (P2); Rootone F 3,6 g.l-1 (IBA-NAA 6,12 ppm) (P3); Air Kelapa Muda 375 ml.l-1 (IAA 1,46 ppm) (P4); Air Kelapa Muda 250 ml.l-1 (IAA 0,97 ppm) (P5); Air Kelapa Muda 125 ml.l-1 (IAA 0,49 ppm) (P6); Urin Sapi 150 ml.l-1 (IAA 5,82 ppm) (P7); Urin Sapi 100 ml.l-1 (IAA 3,88 ppm) (P8); Urin Sapi 50 ml.l1 (IAA 1,94 ppm) (P9). Pengamatan percobaan dilakukan dengan cara destruktif dan non destruktif. Pengamatan destruktif dilakukan dilakukan 2 kali yaitu 2 minggu setelah persemaian, dan akhir pengamatan. Pengamatan non destruktif dilakukan 1 minggu setelah tanam dengan interval pengamatan seminggu sekali. Pengamatan destruktif meliputi: Persentase stek berakar, Panjang akar (cm), Jumlah akar utama, Bobot basah tanaman (g), bobot basah akar (g), bobot kering tanaman (g), bobot kering akar (g). Pengamatan non destruktif meliputi: jumlah daun (helai), luas daun (cm2), Tinggi tanaman (cm), Diameter batang (cm), Saat inisiasi bunga (hst), Jumlah bakal bunga per tanaman. Data hasil pengamatan dianalisa dengan menggunakan analisa ragam (uji F) pada taraf 5%. Uji perbandingan menggunakan Uji BNT untuk mengetahui adanya perbedaan pada perlakuan. Hasil analisa data menunjukan bahwa perlakuan macam bahan ZPT dengan konsentrasi yang berbeda memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap parameter persentase stek berakar (%), jumlah akar utama, panjang akar (cm), bobot basah tanaman (g), bobot basah akar (g), tinggi tanaman (cm), jumlah daun, luas daun (cm2), saat inisiasi bunga dan jumlah bunga pertanaman. Perlakuan air kelapa dan urin sapi mampu menggantikan peran ZPT sintetis, bahkan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan ZPT sintetis. Perlakuan air kelapa muda memiliki hasil yang paling baik dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya. Dalam penelitian ini hampir semua macam bahan hormon eksogen mampu meningkatkan persen stek berakar hingga 100% kecuali pada penggunaan Rootone F 1,2 g.l-1 (P1) dan kontrol yang hanya mencapai 86,69 %. Pada parameter jumlah akar perlakuan air kelapa muda 375 ml.l-1 (P4) dan air kelapa muda 250 ml.l-1 (P5) memiliki nilai lebih banyak 43 % dibandingkan Rootone F 1,2 g.l-1 (P1). Pada parameter panjang akar lebih panjang diperoleh dengan pemberian Rootone F 3,6 g.l-1 (P3) 2,67 cm, air kelapa muda 375 ml.l-1 (P4) 2,20 cm, dan air kelapa muda 125 ml.l-1 (P6) 2,27 cm, serta urin sapi 50 ml.l-1 (P9). Namun kualitas dan kuantitas akar pada akhir persemaian tidak berpengaruh pada akar di akhir pertumbuhan tanaman. Pada variabel saat inisiasi bunga dan jumlah bunga per tanaman dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan pemberian macam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang dipengaruhi saat vase vegetatif. Saat inisiasi bunga pada perlakuan air kelapa muda 250 ml.l-1 (P5) lebih cepat 10 hari dibandingkan dengan kontrol (tanpa zat pengatur tumbuh). Sedangkan pada parameter jumlah bunga per tanaman, perlakuan air kelapa muda 250 ml.l-1 (P5) memberikan nilai yang lebih banyak namun sama dengan semua perlakuan kecuali perlakuan Rootone F 1,2 g.l-1 (IBA dan NAA 2,04 ppm) dan air kelapa muda 375 ml.l-1 (IAA 1,46 ppm).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2009/282/050803375
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 01 Dec 2009 09:11
Last Modified: 12 Apr 2022 07:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/128284
[thumbnail of 050903375.pdf]
Preview
Text
050903375.pdf

Download (14MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item