Pengaruh Herbisida Ametrin, 2,4-D dan Penyiangan pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)

AyaNurani (2008) Pengaruh Herbisida Ametrin, 2,4-D dan Penyiangan pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tebu ( Saccharum officinarum L.) ialah tanaman tahunan berdaun sempit yang mempunyai peran penting karena di dalam batang tebu mengandung 20 % cairan gula yang digunakan untuk bahan baku gula yang sangat dibutuhkan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, peningkatan produksi harus dilakukan sehingga semua permasalahan dalam usaha budidaya tebu dapat diatasi termasuk didalamnya tindakan pengendalian terhadap gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman tebu. Keberadan gulma pada pertanaman tebu dapat menurunkan produksi sebesar 15,0 53,7% untuk penanaman dilahan sawah berpengairan sedangkan untuk lahan tegalan di Jawa produksi dapat berkurang 12,5% hingga 45,7% (Kuntohartono, 1998). Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara mekanis dan kimiawi. Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan penyiangan. Sedangkan pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida. Herbisida Ametrin dan 2,4-D mampu mematikan gulma pada pertanaman tebu tanpa berpengaruh pada tanaman budidaya. Alternatif yang diharapkan dapat mengendalikan gulma ialah kombinasi antara penggunaan herbisida dengan penyiangan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mempelajari pengaruh serta kombinasi penggunaan herbisida dan penyiangan dalam mengendalikan gulma pada pertumbuhan vegetatif tanaman tebu, (2) mempelajari efektivitas herbisida Ametrin dan 2,4-D dalam menekan pertumbuhan gulma pada pertanaman tebu. Hipotesis yang di ajukan ialah (1) Penggunaan herbisida dapat menekan pertumbuhan gulma dan memberikan pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan vegetatif tanaman tebu dibandingkan tanpa penggunaan herbisida, (2) Penggunaan herbisida campuran yang dikombinasikan dengan penyiangan mampu menekan pertumbuhan gulma lebih lama dibandingkan dengan penggunaan herbisida tanpa penyiangan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2008 di Desa Kebon Sari, Kecamatan Sukun Malang, pada ketinggian 450 mdpl. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, alat semprot (knapsack sprayer), nozel kuning, Leaf Area Meter, oven, penggaris, gelas ukur, kuadrat bujur sangkar dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan adalah tanaman tebu varietas PS 864, pupuk yang digunakan ialah pupuk Bioka Prill, herbisida dengan bahan aktif Ametrin (3 l ha-1) dan herbisida dengan bahan aktif 2,4-D (1,5 l ha-1). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana, terdiri dari 9 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 27 petak perlakuan. Adapun perlakuan tersebut meliputi H0: Tanpa penyiangan, H1: Penyiangan satu kali, H2: Penyiangan dua kali, H3: Herbisida Ametrin tanpa penyiangan, H4: Herbisida Ametrin dan penyiangan satu kali, H5: Herbisida 2,4-D tanpa penyiangan, H6: Herbisida 2,4-D dan penyiangan satu kali, H7: Herbisida Ametrin + 2,4-D tanpa penyiangan, H8: Herbisida Ametrin + 2,4-D dan penyiangan satu kali. Pengamatan dilakukan terhadap gulma pada umur 14, 28, 42, 56, 70, 84, 98 dan 112 hari setelah semprot dan tanaman tebu pada umur 28, 42, 56, 70, 84, 98 dan 112 hari setelah semprot. Pengamatan gulma dilakukan dengan cara analisis vegetasi dan menghitung bobot kering gulma. Sedangkan parameter pengamatan tanaman tebu terdiri dari tinggi tanaman, persentase bibit tumbuh (pada umur 1 bulan), jumlah anakan, fitotoksitas, luas daun dan bobot kering total tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan dilakukan uji F pada taraf 5%. Apabila hasil pengujian menunjukkan perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma yang dominan dengan nilai SDR terbesar pada hampir di semua petak perlakuan ialah Ageratum conyzoides . Gulma lain yang memiliki nilai penutupan gulma lebih dari 20% yang terdapat hampir pada semua petak perlakuan umumnya berasal dari gulma golongan teki dan berdaun lebar yaitu Cyperus rotundus , Ipomoea triloba , Mikania micrantha dan Cleome rutidospermae . Pemberian herbisida campuran antara Ametrin dan 2,4-D memberikan efek atau daya bunuh yang tinggi pada gulma, yaitu dengan penurunan bobot kering total gulma hingga 83,09%. Secara umum parameter pertumbuhan tanaman tebu tertinggi dihasilkan oleh kombinasi antara penggunaan herbisida campuran Ametrin + 2,4-D yang diikuti dengan penyiangan 1 kali, namun tidak berbeda dengan kombinasi penggunaan herbisida campuran Ametrin + 2,4-D tanpa penyiangan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2008/313/050802962
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 10 Oct 2008 08:52
Last Modified: 10 Oct 2008 08:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/127926
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item